Etiologi Hiperglikemia Neonatal
Etiologi hiperglikemia neonatal dapat berkaitan dengan produksi glukosa yang tinggi, penyerapan glukosa yang rendah, atau pemberian infus glukosa eksogen. Secara umum, hiperglikemia neonatal lebih dikaitkan dengan kondisi klinis dibandingkan gangguan metabolisme glukosa, dan sering terjadi pada bayi yang menerima glukosa intravena. Sementara itu, diabetes melitus sebagai penyebab hiperglikemia neonatal cukup jarang terjadi.[2,5]
Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral umumnya digunakan untuk bayi prematur dan bayi baru lahir sakit di unit neonatal. Di sisi lain, bayi prematur dan bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) membutuhkan asupan cairan lebih tinggi karena meningkatnya kebutuhan kalori, meningkatnya insensible water loss, dan diuresis akibat imaturitas ginjal. Hal ini berpotensi menyebabkan hiperglikemia iatrogenik.[2,3,6]
Gangguan Homeostasis Glukosa
Gangguan homeostasis glukosa pada bayi prematur dapat mempengaruhi metabolisme glukosa. Menurunnya sekresi insulin dan kegagalan penekanan produksi glukosa hati memicu tingginya kadar glukosa di darah. Gangguan homeostasis juga menyebabkan terjadinya resistensi insulin dan respon insulin terlambat terhadap infus glukosa.
Bayi kecil masa kehamilan (KMK) juga dapat mengalami penurunan sensitivitas insulin dan penghambatan glukoneogenesis, yang dapat memicu hiperglikemia sementara.[2,3,6]
Sepsis
Sepsis pada bayi baru lahir bisa bermanifestasi hiperglikemia sebagai tanda klinis nonspesifik. Hiperglikemia disebabkan karena menurunnya pelepasan insulin dan pemanfaatan glukosa perifer serta respon terhadap stress.[2,3,6]
Obat
Obat yang dapat memicu kondisi hiperglikemia adalah terapi glukokortikoid akibat peningkatan resistensi insulin, glukoneogenesis, dan penurunan produksi insulin serta methylxanthines karena meningkatnya sekresi katekolamin.
Phenytoin juga menyebabkan supresi dari pelepasan insulin atau tidak sensitifnya insulin, serta mempengaruhi glukoneogenesis-glikogenolisis otot dan hati.
Penggunaan diazoxide pada ibu juga mengakibatkan self-limiting hyperglycemia akibat terjadi persilangan diazoxide plasenta dan menekan sekresi insulin neonatus.[2,3,6]
Kondisi Sakit Lain
Stres akibat hipoksia, kejang, prematuritas, dan bayi sakit dapat menyebabkan hiperglikemia karena peningkatan sekresi hormon kontra-regulasi seperti epinefrin dan kortisol.[2,3,6]
Genetik
Kelainan kromosom dan sindrom genetik dapat menjadi penyebab hiperglikemia neonatal. Hiperglikemia dapat diamati pada XXDq delesi kromosom 13 dan kromosom 6q24 (paternal uniparental isodisomy), Wolcott-Rallison syndrome, Rogers syndrome, serta Immune dysregulation polyendocrinopathy, enteropathy, X-linked (IPEX) syndrome.[2,3,6]
Pemberian Lipid
Pemberian lipid eksogen pada neonatus dapat menyebabkan hiperglikemia dengan mengurangi pemanfaatan glukosa perifer serta mempengaruhi fungsi insulin untuk menghambat produksi glukosa hepatik.[2,3,6]
Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus (DM) jarang menjadi penyebab hiperglikemia pada neonatus, dengan kejadian sekitar 1 dari 90.000-160.000 kelahiran hidup. Diabetes dicurigai ketika hiperglikemi berlangsung lebih dari 2 minggu dan membutuhkan infus insulin.
Diabetes dapat muncul sementara atau permanen. Diabetes pada neonatus dapat merupakan kelainan monogenik akibat mutasi gen penyandi protein yang dapat menyebabkan fungsi sel beta pankreas menjadi abnormal, penghancuran sel beta, atau perkembangan pankreas yang abnormal (aplasia atau hypoplasia pankreas).[2,3,6]
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang berkontribusi terhadap terjadinya hiperglikemia adalah berat badan lahir rendah, usia kehamilan preterm, pemberian katekolamin atau glukokortikoid, pemberian nutrisi parenteral, dan stres. Beberapa studi melaporkan bahwa berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) dan prematuritas merupakan faktor risiko independen prolonged hyperglycemia.[7,8]