Diagnosis Plak Gigi
Diagnosis plak gigi dilakukan melalui pemeriksaan klinis yang melibatkan inspeksi visual pada permukaan gigi dengan bantuan alat pencahayaan yang memadai. Plak gigi biasanya terlihat sebagai lapisan tipis berwarna putih atau kekuningan yang menempel pada gigi, terutama di dekat garis gusi. Untuk plak yang sulit terlihat, pewarna plak (disclosing agents) dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi keberadaannya, di mana plak akan terlihat lebih jelas setelah pewarnaan.[9,10]
Anamnesis
Anamnesis pada kasus plak gigi biasanya dimulai dengan menanyakan riwayat kebersihan mulut pasien, termasuk frekuensi menyikat gigi, penggunaan benang gigi, dan kebiasaan berkumur dengan obat kumur. Informasi mengenai teknik menyikat gigi yang digunakan juga penting untuk mengidentifikasi potensi kesalahan yang menyebabkan akumulasi plak.
Pasien sering melaporkan gejala seperti halitosis, rasa tidak nyaman di gigi, atau adanya penumpukan kotoran yang terasa di permukaan gigi, terutama di daerah yang sulit dijangkau. Selain kebiasaan kebersihan mulut, dokter juga harus menggali pola diet pasien, terutama frekuensi konsumsi makanan atau minuman manis dan asam, yang dapat mempercepat pembentukan plak.
Riwayat merokok atau konsumsi alkohol, yang dapat memengaruhi kesehatan mulut dan produksi air liur, juga perlu ditanyakan. Terakhir, anamnesis meliputi pertanyaan mengenai riwayat medis umum, seperti penggunaan obat-obatan yang menyebabkan xerostomia, kondisi medis yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh, atau adanya gangguan saluran cerna yang berkontribusi pada kesehatan mulut.[9,10]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi plak gigi meliputi inspeksi visual dan penggunaan disklosing. Pada inspeksi visual, dokter dapat mencari tanda-tanda plak secara langsung, seperti lapisan putih atau kekuningan di permukaan gigi atau di area interdental.
Jika dokter kesulitan dalam mengidentifikasi plak gigi secara langsung, dapat menggunakan bantuan pewarna plak, atau biasa disebut disklosing. Disklosing diaplikasikan pada seluruh area permukaan gigi geligi, kemudian pewarna ini akan menempel dan memberi warna tertentu pada plak sehingga dokter akan lebih mudah mengidentifikasinya.
Selain digunakan dokter sebagai panduan dokter untuk mengidentifikasi plak yang menempel pada permukaan gigi, disklosing juga dapat digunakan sebagai panduan untuk mengidentifikasi area yang perlu dibersihkan pada perawatan brushing dan scaling. Selain itu, disklosing juga dapat digunakan sebagai bantuan untuk pengukuran Plaque Index, yaitu skor plak yang dihitung berdasarkan jumlah plak yang terlihat pada permukaan gigi.[9,10]
Membedakan Plak dengan Kalkulus
Kalkulus atau tartar, akan tampak sebagai deposit keras, kekuningan, atau kecoklatan yang menempel pada permukaan gigi, terutama di sepanjang garis gusi dan di permukaan bagian dalam gigi bawah. Kalkulus memiliki permukaan kasar dan teraba sebagai benjolan atau lapisan keras yang sulit dihilangkan dengan sikat gigi biasa.
Kalkulus juga sering menyebabkan peradangan gusi atau gingivitis, yang ditandai dengan kemerahan, pembengkakan, dan pendarahan pada gusi saat dipengaruhi. Di sisi lain, plak hanya terlihat sebagai lapisan tipis yang dapat disingkirkan dengan pembersihan gigi rutin.[9,10]
Diagnosis Banding
Terdapat beberapa kondisi yang dapat menyerupai plak gigi, misalnya pelikel dan diskolorasi gigi.
Pelikel
Meskipun pelikel jauh lebih tidak terlihat dibandingkan plak, namun penting untuk membedakan pelikel dan plak. Pelikel adalah sebuah lapisan dari saliva yang menempel pada permukaan gigi, dan biasanya terbentuk oleh glikoprotein yang terkandung di dalam saliva. Pelikel akan terbentuk dalam beberapa menit setelah gigi dibersihkan. Perbedaan dengan plak adalah, pada pelikel belum ditemui adanya kontaminasi bakteri.[9,10]
Noda Gigi
Stain atau noda pada permukaan gigi diakibatkan oleh makanan, minuman, atau produk tembakau. Perbedaan stain dengan plak adalah stain tidak disebabkan oleh bakteri, dan umumnya akan lebih sulit untuk dihilangkan dibandingkan dengan plak. Jika plak umumnya dapat dihilangkan dengan brushing, maka noda gigi harus dihilangkan melalui prosedur yang lebih kompleks seperti scaling atau perawatan dengan water pressure.[9,10]
Kalkulus
Kalkulus biasa disebut juga sebagai karang gigi. Kalkulus ini disebabkan oleh plak yang termineralisasi, dan tidak dapat dihilangkan hanya dengan menyikat gigi. Karena sudah terdapat proses mineralisasi, bentuk dari kalkulus lebih keras dan kasar dibandingkan dengan plak.[9,10]
Debris
Debris dapat berbentuk menyerupai plak, namun biasanya ia hanya ditemukan pada area food impaction atau food retention, yaitu area pada gigi geligi yang dapat menyebabkan sisa makanan terjebak, seperti area interdental yang terekspos, tepi restorasi yang overhanging, hingga gigi berjejal. Perbedaan debris dengan plak adalah, debris akan lebih mudah dihilangkan dan tidak mengandung bakteri dalam jumlah besar.[9,10]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan untuk menegakkan diagnosis plak gigi adalah pengukuran kedalaman poket gingiva dengan alat probe. Selain untuk menilai derajat keparahan gingivitis atau peridontitis, probing juga dapat mendeteksi adanya plak atau kalkulus subgingiva atau tidak.
Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan meliputi radiografi panoramik dan tes mikrobiologi. Pencitraan panoramik dapat dilakukan jika dokter sudah menemukan adanya kerusakan jaringan periodontal parah akibat deposit plak yang berlebihan. Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi kondisi tulang alveolar.
Sementara, tes mikrobiologi dilakukan untuk mengidentifikasi jenis bakteri spesifik yang berperan dalam perkembangan penyakit periodontal. Hal ini untuk membedakan antara periodontitis akut dan kronis.[9,10]