Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Plak Gigi annisa-meidina 2024-10-16T10:39:14+07:00 2024-10-16T10:39:14+07:00
Plak Gigi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Plak Gigi

Oleh :
drg.Dewi Hestiara Safitri
Share To Social Media:

Diagnosis plak gigi dilakukan melalui pemeriksaan klinis yang melibatkan inspeksi visual pada permukaan gigi dengan bantuan alat pencahayaan yang memadai. Plak gigi biasanya terlihat sebagai lapisan tipis berwarna putih atau kekuningan yang menempel pada gigi, terutama di dekat garis gusi. Untuk plak yang sulit terlihat, pewarna plak (disclosing agents) dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi keberadaannya, di mana plak akan terlihat lebih jelas setelah pewarnaan.[9,10]

Anamnesis

Anamnesis pada kasus plak gigi biasanya dimulai dengan menanyakan riwayat kebersihan mulut pasien, termasuk frekuensi menyikat gigi, penggunaan benang gigi, dan kebiasaan berkumur dengan obat kumur. Informasi mengenai teknik menyikat gigi yang digunakan juga penting untuk mengidentifikasi potensi kesalahan yang menyebabkan akumulasi plak.

Pasien sering melaporkan gejala seperti halitosis, rasa tidak nyaman di gigi, atau adanya penumpukan kotoran yang terasa di permukaan gigi, terutama di daerah yang sulit dijangkau. Selain kebiasaan kebersihan mulut, dokter juga harus menggali pola diet pasien, terutama frekuensi konsumsi makanan atau minuman manis dan asam, yang dapat mempercepat pembentukan plak.

Riwayat merokok atau konsumsi alkohol, yang dapat memengaruhi kesehatan mulut dan produksi air liur, juga perlu ditanyakan. Terakhir, anamnesis meliputi pertanyaan mengenai riwayat medis umum, seperti penggunaan obat-obatan yang menyebabkan xerostomia, kondisi medis yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh, atau adanya gangguan saluran cerna yang berkontribusi pada kesehatan mulut.[9,10]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi plak gigi meliputi inspeksi visual dan penggunaan disklosing. Pada inspeksi visual, dokter dapat mencari tanda-tanda plak secara langsung, seperti lapisan putih atau kekuningan di permukaan gigi atau di area interdental.

Jika dokter kesulitan dalam mengidentifikasi plak gigi secara langsung, dapat menggunakan bantuan pewarna plak, atau biasa disebut disklosing. Disklosing diaplikasikan pada seluruh area permukaan gigi geligi, kemudian pewarna ini akan menempel dan memberi warna tertentu pada plak sehingga dokter akan lebih mudah mengidentifikasinya.

Selain digunakan dokter sebagai panduan dokter untuk mengidentifikasi plak yang menempel pada permukaan gigi, disklosing juga dapat digunakan sebagai panduan untuk mengidentifikasi area yang perlu dibersihkan pada perawatan brushing dan scaling. Selain itu, disklosing juga dapat digunakan sebagai bantuan untuk pengukuran Plaque Index, yaitu skor plak yang dihitung berdasarkan jumlah plak yang terlihat pada permukaan gigi.[9,10]

Membedakan Plak dengan Kalkulus

Kalkulus atau tartar, akan tampak sebagai deposit keras, kekuningan, atau kecoklatan yang menempel pada permukaan gigi, terutama di sepanjang garis gusi dan di permukaan bagian dalam gigi bawah. Kalkulus memiliki permukaan kasar dan teraba sebagai benjolan atau lapisan keras yang sulit dihilangkan dengan sikat gigi biasa.

Kalkulus juga sering menyebabkan peradangan gusi atau gingivitis, yang ditandai dengan kemerahan, pembengkakan, dan pendarahan pada gusi saat dipengaruhi. Di sisi lain, plak hanya terlihat sebagai lapisan tipis yang dapat disingkirkan dengan pembersihan gigi rutin.[9,10]

Diagnosis Banding

Terdapat beberapa kondisi yang dapat menyerupai plak gigi, misalnya pelikel dan diskolorasi gigi.

Pelikel

Meskipun pelikel jauh lebih tidak terlihat dibandingkan plak, namun penting untuk membedakan pelikel dan plak. Pelikel adalah sebuah lapisan dari saliva yang menempel pada permukaan gigi, dan biasanya terbentuk oleh glikoprotein yang terkandung di dalam saliva. Pelikel akan terbentuk dalam beberapa menit setelah gigi dibersihkan. Perbedaan dengan plak adalah, pada pelikel belum ditemui adanya kontaminasi bakteri.[9,10]

Noda Gigi

Stain atau noda pada permukaan gigi diakibatkan oleh makanan, minuman, atau produk tembakau. Perbedaan stain dengan plak adalah stain tidak disebabkan oleh bakteri, dan umumnya akan lebih sulit untuk dihilangkan dibandingkan dengan plak. Jika plak umumnya dapat dihilangkan dengan brushing, maka noda gigi harus dihilangkan melalui prosedur yang lebih kompleks seperti scaling atau perawatan dengan water pressure.[9,10]

Kalkulus

Kalkulus biasa disebut juga sebagai karang gigi. Kalkulus ini disebabkan oleh plak yang termineralisasi, dan tidak dapat dihilangkan hanya dengan menyikat gigi. Karena sudah terdapat proses mineralisasi, bentuk dari kalkulus lebih keras dan kasar dibandingkan dengan plak.[9,10]

Debris

Debris dapat berbentuk menyerupai plak, namun biasanya ia hanya ditemukan pada area food impaction atau food retention, yaitu area pada gigi geligi yang dapat menyebabkan sisa makanan terjebak, seperti area interdental yang terekspos, tepi restorasi yang overhanging, hingga gigi berjejal. Perbedaan debris dengan plak adalah, debris akan lebih mudah dihilangkan dan tidak mengandung bakteri dalam jumlah besar.[9,10]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan untuk menegakkan diagnosis plak gigi adalah pengukuran kedalaman poket gingiva dengan alat probe. Selain untuk menilai derajat keparahan gingivitis atau peridontitis, probing juga dapat mendeteksi adanya plak atau kalkulus subgingiva atau tidak.

Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan meliputi radiografi panoramik dan tes mikrobiologi. Pencitraan panoramik dapat dilakukan jika dokter sudah menemukan adanya kerusakan jaringan periodontal parah akibat deposit plak yang berlebihan. Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi kondisi tulang alveolar.

Sementara, tes mikrobiologi dilakukan untuk mengidentifikasi jenis bakteri spesifik yang berperan dalam perkembangan penyakit periodontal. Hal ini untuk membedakan antara periodontitis akut dan kronis.[9,10]

Referensi

9. Shirbhate U, Bajaj P, Chandak M, Jaiswal P, Sarangi S, Suchak D, Bharti L. Clinical Implications of Probiotics in Oral and Periodontal Health: A Comprehensive Review. Cureus. 2023 Dec 27;15(12):e51177. doi: 10.7759/cureus.51177.
10. Arumuganainar D, Subramaniam G, Kurumathur Vasudevan A, Subbusamy Kanakasabapathy B. An In Vitro Evaluation of the Antibacterial Efficacy of Solanum xanthocarpum Extracts on Bacteria From Dental Plaque Biofilm. Cureus. 2023 Sep 14;15(9):e45202. doi: 10.7759/cureus.45202.

Epidemiologi Plak Gigi
Penatalaksanaan Plak Gigi

Artikel Terkait

  • Perawatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil
    Perawatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil
  • Pilihan Analgesik Oral untuk Nyeri Dental Akut
    Pilihan Analgesik Oral untuk Nyeri Dental Akut
  • Menyikat Gigi – Sebelum atau Sesudah Makan?
    Menyikat Gigi – Sebelum atau Sesudah Makan?
  • Resin Komposit dan Dental Amalgam untuk Restorasi Gigi Posterior
    Resin Komposit dan Dental Amalgam untuk Restorasi Gigi Posterior
  • Berbagai Jenis Teknik Menyikat Gigi
    Berbagai Jenis Teknik Menyikat Gigi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 Oktober 2023, 09:47
Tambal gigi geraham
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Selamat malam dok izin bertanya untuk pasien dengan kondisi gigi geraham seperti foto di bawah apa masih bisa di tambal? Jika tidak bisa dan harus di cabut...
dr.Fajar Tri Mudianto
Dibalas 01 Agustus 2023, 21:39
Tata laksana nyeri di gigi rahang atas dan bawah
Oleh: dr.Fajar Tri Mudianto
5 Balasan
Assalamu'alaikum, izin bertanya kepada sejawat.pasien saya umur 27 th laki2 sudah 5 hari mengeluhkan nyeri di gigi rahang atas dan bawah (saya lampirkan...
drg.Syifa
Dibalas 03 Maret 2023, 12:18
Penanganan pulpotomi pada gigi anak
Oleh: drg.Syifa
3 Balasan
Sy memiliki pasien anak usia 8 thn dgn kondisi gg 64 (gerahan susu atas kiri) yg berlubang cukup dalam. Pasien mengeluhkan sakit yg hilang mucul. Seringnya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.