Epidemiologi Plak Gigi
Epidemiologi plak gigi masih sangat tinggi, yang mana plak gigi merupakan salah satu permasalahan mulut paling umum dialami oleh populasi di dunia. Plak gigi juga merupakan faktor yang berperan dalam proses inisiasi dan progresi berbagai macam kelainan rongga mulut, seperti karies dan periodontitis.[7,8]
Global
Angka kesehatan gigi dan mulut yang lebih buruk ditemukan pada negara berkembang, yang memiliki akses terbatas pada pelayanan gigi dan mulut yang adekuat. Selain itu, pendidikan juga diketahui memiliki korelasi dengan keberadaan plak gigi. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu populasi, maka skor plak gigi akan semakin menurun.
Di Amerika Serikat, sebanyak 42,2% dari populasi berusia 30 tahun atau lebih mengalami periodontitis yang dikaitkan dengan plak gigi. Dari angka ini, 7,8% merupakan periodontitis berat, dan 34,4% periodontitis ringan dan sedang. Di populasi ini, diketahui prevalensi periodontitis yang berkaitan dengan plak gigi meningkat seiring dengan peningkatan usia.
Di India, rerata angka Gingival Index dan Plaque Index berkisar pada 1,19 dan 2,47. Angka ini masih cukup tinggi, meskipun 97% populasi India ini sudah memiliki kebiasaan menyikat gigi menggunakan pasta gigi. Hal ini mungkin saja dikarenakan oleh frekuensi menyikat gigi yang masih kurang benar, karena 53% di antaranya hanya menyikat gigi sekali sehari.[7,8]
Angka Kejadian Penyakit Gigi dan Mulut Terkait Plak Gigi
Bentuk kelainan lain yang dapat diakibatkan oleh plak gigi, yaitu karies, juga memiliki prevalensi yang tinggi. Secara global, lebih dari 2,3 milliar orang mengalami karies pada gigi permanennya, dengan sekitar 27% di antaranya merupakan anak-anak. Angka prevalensi berbeda-beda dari satu wilayah dengan wilayah lainnya. Namun, sama seperti periodontitis, karies lebih banyak ditemukan pada negara berpenghasilan rendah.
Di negara-negara berkembang, prevalensi karies berkisar di atas 95%, dengan lebih dari 50% di antaranya membiarkan karies tidak dirawat dengan benar oleh dokter gigi. Di Amerika Selatan dan Karibia, bahkan 65% dari seluruh kasus karies dibiarkan tidak terawat. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh akses ke dokter gigi yang tidak merata dan biaya perawatan kedokteran gigi yang tidak dapat dijangkau oleh masyarakat.[7,8]
Indonesia
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka prevalensi gingivitis yang berkaitan dengan plak gigi adalah sebesar 74% dari seluruh populasi. Sementara, untuk angka karies, dilaporkan bahwa 88,8% populasi di atas 5 tahun mengalami karies.[7,8]
Mortalitas
Meskipun plak gigi sendiri tidak pernah dilaporkan memiliki korelasi langsung dengan kematian, komplikasi dari kelainan yang dipicu oleh plak, seperti infeksi sistemik pada individu dengan kekebalan tubuh yang lemah, dapat berpotensi fatal. Pada tingkat global, penyakit periodontal yang berat telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kondisi serius seperti kelainan kardiovaskular, diabetes, dan komplikasi kehamilan.[7,8]