Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Hipernatremia general_alomedika 2024-06-11T15:49:26+07:00 2024-06-11T15:49:26+07:00
Hipernatremia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Hipernatremia

Oleh :
dr. Putri Anindita
Share To Social Media:

Diagnosis hipernatremia perlu dicurigai pada pasien dengan kehilangan cairan dan tanda klinis dehidrasi. Pemeriksaan laboratorium lebih lanjut dapat memastikan diagnosis hipernatremia.[4]

Anamnesis

Pada pasien hipernatremia dengan kesadaran yang masih baik, dapat ditemukan peningkatan respons rasa haus. Pasien anak dan bayi biasanya datang dengan gelisah dan agitasi. Pada kondisi yang lebih berat, pasien anak dan dewasa dapat datang dengan letargi, somnolen, gangguan kesadaran, dan kejang. Gejala neurologis akibat hipernatremia biasanya muncul apabila kadar natrium di atas 160 mmol/l.[4,5]

Pada anamnesis harus digali penyebab dari hiponatremia. Cari tahu apakah terdapat kondisi yang menyebabkan kehilangan cairan seperti demam, diare, muntah, diabetes insipidus, terapi diuretik, ataupun luka bakar. Gali juga adanya gangguan respons haus atau keterbatasan terhadap asupan cairan misalnya pada pasien gangguan status mental dan pasien lansia dengan imobilitas.[1,4,6]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, pasien bisa menunjukan tanda klinis dehidrasi seperti kulit pucat dan turgor kulit menurun. Pada hipernatremia varian hipovolemik dapat ditemukan hipotensi ortostatik, output urine menurun, dan takikardia.

Pada kasus yang berat, dapat muncul manifestasi neurologis seperti perubahan kesadaran, abnormalitas bicara, kejang, nistagmus, peningkatan refleks, dan kejang mioklonik.[4-6]

Diagnosis Banding

Terdapat beberapa diagnosis banding hipernatremia yang perlu dipertimbangkan tergantung skenario klinis pasien. Diagnosis banding ini di antaranya hiponatremia, hipokalsemia, dan diabetes mellitus tipe 1.

Hiponatremia

Hiponatremia adalah kondisi kadar natrium rendah, di bawah 135 mmol/L. Gejala ringan dapat muncul berupa mual dan muntah. Gangguan neurologis seperti penurunan kesadaran, kejang, dan koma dapat ditemukan pada kondisi berat.[4,6,14]

Hipokalsemia

Hipokalsemia adalah kondisi kadar kalsium rendah dengan total serum kalsium kurang dari 8,8 mg/dl. Pada kondisi akut, hipokalsemia dapat menyebabkan sinkop, gangguan irama jantung, spasme otot, kesemutan, dan rasa kebas. Hipokalsemia dapat disebabkan oleh hipoparatiroid, gangguan hepar, diet, obat-obatan, dan pembedahan.[4,6,14]

Diabetes Mellitus Tipe 1

Diabetes mellitus tipe 1 adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh gangguan produksi insulin akibat destruksi autoimun pada sel beta pankreas. Gejala klasik pada penyakit ini adalah poliuria, polidipsi, polifagi, dan penurunan berat badan. Diagnosis diabetes mellitus ditegakkan dari pemeriksaan gula darah puasa ≥ 126 mg/dl, gula darah 2 jam post prandial ≥ 200 mg/dl, atau gula darah acak ≥ 200 mg/dl.[4,6,15]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis hipernatremia ditegakkan berdasarkan pemeriksaan kadar natrium serum. Hipernatremia dapat ditegakan jika didapatkan kadar natrium serum melebihi 145 mmol/l.

Beberapa pemeriksaan tambahan seperti kadar elektrolit serum Na+, K+, Ca2+, elektrolit urine, glukosa darah, ureum, kreatinin, volume urine, osmolalitas urine, serta kadar vasopressin dapat membantu untuk menentukan penyebab hipernatremia.[4,6]

Menentukan Status Volume Intravaskular

Pemeriksaan elektrolit serum dapat dengan mudah mendeteksi adanya hipernatremia. Penentuan status volume intravaskular dengan evaluasi osmolalitas urine dapat membantu membedakan penyebab renal dan ekstrarenal.[4,6]

Osmolalitas Rendah:

Pada pasien hipovolemik, apabila osmolalitas urine < 300 mOsm/kg dan natrium urine >20-30 mmol/l, hal ini menunjukkan adanya kehilangan cairan melalui renal seperti pada penggunaan diuretik, kondisi osmotik diuresis, serta penyakit ginjal.[6,16]

Osmolalitas Menengah:

Osmolalitas 300-600 mOsm/kg biasanya ditemukan pada pasien diabetes insipidus atau osmotik diuresis. Osmotik diuresis dapat dipastikan dengan menghitung total solute excretion (dihitung dari osmolalitas urine dan volume urine harian).

Pasien dengan osmotik diuresis tidak memberikan respons terhadap pemberian vasopresin eksogen. Apabila tidak terdapat bukti osmotik diuresis, dapat dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan diabetes insipidus (water deprivation test).[4,16]

Osmolalitas Tinggi:

Apabila pada pasien hipovolemik ditemukan osmolalitas urine yang tinggi yaitu > 600 mOsm/kg dengan natrium urine yang rendah <10-20 mmol/l, dokter perlu mencurigai adanya kehilangan cairan ekstrarenal, seperti melalui gastrointestinal atau kulit. Meskipun begitu, kemungkinan diagnosis diabetes insipidus parsial belum dapat disingkirkan.

Pada pasien euvolemik, osmolalitas urine umumnya terkonsentrasi maksimal yaitu >800 mOsm/kg, namun pada lansia biasanya osmolalitas maksimal hanya mencapai 500-700 mOsm/kg[6,16]

Kadar Vasopressin

Pasien diabetes insipidus nefrogenik memiliki kadar vasopressin yang tinggi, dan pasien diabetes insipidus sentral memiliki kadar vasopressin yang rendah.[6,16]

Uji Deprivasi Air

Apabila terdapat kecurigaan terhadap diabetes insipidus dapat dilakukan uji deprivasi air (water deprivation test). Pada kondisi deprivasi air, individu normal akan mengalami respons peningkatan kadar vasopresin, sehingga mengakibatkan peningkatan osmolalitas urine >800 mOsm/kg.

Namun, pada pasien diabetes insipidus sentral maupun nefrogenik, kondisi deprivasi air tidak menyebabkan peningkatan osmolalitas urine (<300 mOsm/kg). Terdapat peningkatan osmolalitas urine hingga >50% setelah pemberian vasopresin eksogen pada diabetes insipidus sentral, namun tidak ada peningkatan atau terdapat peningkatan <10% pada diabetes insipidus nefrogenik.[4,6,18]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Qian Q. Hypernatremia. Clinical Journal of the American Society of Nephrology. 2019;14(3):432-434. https://cjasn.asnjournals.org/content/clinjasn/14/3/432.full.pdf
4. Sonani B, Naganathan S, Al-Dhahir MA. Hypernatremia. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441960/
5. Shah MK, Workeneh B, Taffet GE. Hypernatremia in the geriatric population. Clin Interv Aging. 2014;9:1987-1992. Published 2014 Nov 19. doi:10.2147/CIA.S65214
6. Lukitsch I. Hypernatremia. Medscape. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/241094-overview
14. Suneja M. Hypocalcemia. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/241893-overview
15. Khardori R. Diabetes mellitus type 1. Medscape. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/117739-overview
16. Sterns RH. Etiology and evaluation of hypernatremia in adults. Uptodate. 2022.
https://www.uptodate.com/contents/etiology-and-evaluation-of-hypernatremia-in-adults
18. Priya G, Kalra S, Dasgupta A, Grewal E. Diabetes Insipidus: A Pragmatic Approach to Management. Cureus. 2021;13(1):e12498. Published 2021 Jan 5. doi:10.7759/cureus.12498

Epidemiologi Hipernatremia
Penatalaksanaan Hipernatremia

Artikel Terkait

  • Koreksi Kadar Natrium Serum pada Kondisi Hiperglikemia
    Koreksi Kadar Natrium Serum pada Kondisi Hiperglikemia
  • Salin Hipertonik VS Manitol untuk Menurunkan Tekanan Intrakranial pada Cedera Otak Traumatik
    Salin Hipertonik VS Manitol untuk Menurunkan Tekanan Intrakranial pada Cedera Otak Traumatik
  • Efek Vasopressin dan Methylprednisolone VS Placebo Terhadap Kejadian Return of Spontaneous Circulation – Telaah Jurnal Alomedika
    Efek Vasopressin dan Methylprednisolone VS Placebo Terhadap Kejadian Return of Spontaneous Circulation – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.