Etiologi Hipernatremia
Etiologi hipernatremia adalah gangguan keseimbangan cairan dan natrium yang dapat dibagi menjadi hipovolemik, euvolemik, dan hipervolemik.[2]
Varian Hipovolemik
Hipernatremia varian hipovolemik dapat terjadi akibat kehilangan cairan, baik melalui urine, keringat, atau saluran cerna. Hipovolemik juga bisa terjadi akibat kekurangan asupan cairan atau kombinasi kehilangan cairan dan kekurangan asupan cairan.
- Kehilangan cairan: Terjadi pada pasien dengan diare, demam, dan muntah. Terdapat defek pada konsentrasi urine misalnya pada penggunaan diuretik, osmotik diuresis pada hiperglikemia, dan diabetes insipidus
- Kekurangan asupan cairan: Misalnya pada bayi yang tidak mendapatkan cukup ASI, serta pasien dengan gangguan sensorik, motorik, atau mental yang tidak mampu memenuhi asupan cairannya sendiri[2,3]
Varian Euvolemik
Hipernatremia varian euvolemik terjadi akibat asupan natrium dalam jumlah besar melebihi kemampuan tubuh untuk melakukan ekskresi natrium. Sekitar 30 g garam dapat meningkatkan kadar natrium darah dalam waktu singkat, dengan dosis letal berkisar 0,75-3 g/kg berat badan.
Konsumsi garam berlebih ditemukan pada kasus pasien yang tidak sengaja meminum garam karena salah mengira sebagai gula, meminum larutan garam untuk ritual pengusiran setan, meminum larutan garam untuk merangsang muntah, kebiasaan menggunakan garam pada kulit bayi baru lahir, dan iatrogenik akibat pemberian cairan hipertonik.[2,3]
Varian Hipervolemik
Hipernatremia varian hipervolemik terjadi akibat asupan air dan natrium berlebihan yang mengakibatkan retensi cairan hingga edema. Varian ini berhubungan dengan hipoalbuminemia dan azotemia. Varian ini juga ditemukan pada atlet yang mengonsumsi banyak air dan natrium selama melakukan endurance exercise, dimana terjadi peningkatan antidiuretic hormone (ADH) dan aldosteron yang diinduksi oleh olahraga.[2]
Faktor Risiko
Faktor risiko hipernatremia sebagai berikut:
- Pasien usia lebih dari 65 tahun
- Pasien dengan gangguan fisik dan mental
- Pasien dengan infeksi akut
- Pasien yang menggunakan diuretik
- Pasien dengan osmotik diuresis
- Pasien dengan defek pada persepsi rasa haus akibat lesi pada hipotalamus[3,6]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja