Epidemiologi Hipernatremia
Secara epidemiologi, kejadian hipernatremia paling banyak ditemukan pada populasi bayi, anak, lansia, dan penderita gangguan mental. Salah satu skenario klinis yang umum ditemukan adalah infant yang tidak mendapat cukup cairan dalam kasus gastroenteritis atau infant tidak mendapat asupan ASI adekuat.
Selain itu, lansia dan penderita gangguan mental seringkali memiliki kondisi yang menyebabkan ketergantungan terhadap orang lain untuk mendapat asupan cairan.[2,4]
Global
Hipernatremia neonatus yang terkait menyusui telah dilaporkan pada infant berusia ≤21 hari yang kehilangan ≥10% berat badan lahir. Sementara itu, sebuah penelitian melaporkan hipernatremia terjadi pada 30% lansia yang dirawat dengan demam di rumah sakit geriatri.
Pada kelompok lansia yang dirawat di ICU, 3,5% mengalami hipernatremia sebelum masuk rumah sakit, dan 15% mengalami hipernatremia setelah dirawat di rumah sakit.[5,6]
Indonesia
Belum banyak data mengenai epidemiologi hipernatremia di Indonesia. Berdasarkan sebuah penelitian berbasis rumah sakit pada anak usia <5 tahun, sebanyak 11,6% pasien diare dengan dehidrasi mengalami hipernatremia.[11]
Mortalitas
Kematian akibat hipernatremia umumnya ditemukan pada populasi khusus seperti bayi, anak, pasien lansia, dan pasien dengan gangguan mental.
Hipernatremia berat, mengancam nyawa, dan ensefalopati dapat terjadi pada individu dengan akses terbatas terhadap cairan dan konsumsi natrium dalam jumlah banyak dan waktu singkat. Hipernatremia akut dapat menyebabkan kerusakan sel otak, begitu pula dengan koreksi hipernatremia yang terlalu cepat dan agresif.[2,12]
Diare
Kejadian diare pada anak adalah 9% dari 6,3 juta anak di seluruh dunia. Diare merupakan penyebab tersering ke-2 kematian anak usia di bawah 5 tahun. Sebuah penelitian melaporkan bahwa pada anak yang dirawat dirumah sakit akibat diare, 85% di antaranya mengalami hipernatremia.
Case fatality rate ditemukan lebih tinggi pada anak diare dengan hipernatremia dibandingkan dengan anak dengan hiponatremia. Umumnya kematian disebabkan karena penggantian cairan yang tidak adekuat.[2]
ASI Tidak Adekuat
Insiden hipernatremia akibat dehidrasi pada bayi ASI diperkirakan sekitar 2,5-7,1 per 10.000 kelahiran hidup. Kematian terjadi pada 2,3% dari seluruh kasus hipernatremia pada bayi.
Umumnya hipernatremia akibat dehidrasi pada kelompok ini terjadi karena bayi tidak menyusu dengan kuat, dan orang tua yang tidak dapat mengenali tanda dehidrasi.[2]
Pasien Lansia dan Gangguan Mental
Pada sebuah penelitian di Inggris, 21.610 pasien berusia lebih dari 65 tahun mengalami hipernatremia. Pada kelompok pasien tersebut, pasien yang berasal dari panti jompo berjumlah 10 kali lebih banyak dibandingkan pasien yang berasal dari rumah.
Pasien lansia yang paling berisiko mengalami hipernatremia adalah pasien dengan dementia yang tinggal di panti jompo. Pasien lansia yang dirawat di ICU memiliki angka mortalitas sekitar 33%.[2,5]
Hipernatremia di Rumah Sakit
Hipernatremia sering muncul sebagai kejadian di rumah sakit, terutama di unit perawatan intensif (ICU) pada pasien yang menjalani pembedahan mayor.
Insiden hipernatremia yang terjadi di ICU lebih sering ditemukan dibandingkan dengan hipernatremia yang terjadi sebelum masuk rumah sakit. Data yang ada telah menunjukan bahwa hipernatremia di ICU (ICU acquired) merupakan prediktor independen mortalitas pasien.[2,13]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja