Penatalaksanaan Hipernatremia
Penatalaksanaan hipernatremia dapat diawali dengan identifikasi penyebab dan mengatasi penyebab tersebut. Penatalaksanaan tersebut dapat berupa memberikan insulin untuk kondisi hiperglikemia, pemberian obat simptomatik untuk gejala gastrointestinal, infeksi atau demam, serta pemberian desmopressin untuk diabetes insipidus sentral. Kemudian, dilakukan koreksi hipernatremia dengan mengganti cairan tubuh yang hilang atau mengeluarkan kelebihan natrium.[2,3]
Pada pasien di ruang perawatan intensif (ICU), data yang didapat dari 18 ICU di Perancis menunjukan bahwa koreksi disnatremia dalam 48 jam setelah admisi mampu meningkatkan kesintasan pasien hingga setara dengan pasien yang normonatremik.[2]
Koreksi Hipernatremia
Cairan yang direkomendasikan oleh berbagai pedoman adalah dextrose 5%, NaCl 0,45%, atau NaCl 0,2%. Apabila memungkinkan, cairan sebaiknya diberikan per oral. Kecepatan koreksi yang diberikan tergantung pada awitan hipernatremia:
- Hipernatremia akut: Kecepatan koreksi yang direkomendasikan adalah 1 mmol/l/jam. Kecepatan inisial dapat mencapai 2-3 mmol/l untuk 2-3 jam. Maksimal total koreksi 12 mmol/l/hari. Tujuan koreksi adalah mengganti defisit air dalam 24 jam[2,4,6]
- Hipernatremia kronik: Kecepatan koreksi yang direkomendasikan lebih rendah yaitu 0,5 mmol/L/jam karena terdapat risiko edema otak. Total koreksi maksimal yang disarankan adalah 8-10 mEq/hari. Tujuan koreksi adalah menurunkan kadar natrium serum 10 mmol/l dalam 24 jam[2,6]
Hipernatremia dikoreksi dengan cara menghitung defisit cairan tubuh (total body water / TBW deficit) dengan rumus sebagai berikut:
TBW deficit = faktor koreksi x berat badan (kg) x [1-140/Na+]
Faktor koreksi yang digunakan adalah:
- Anak = 0,6
- Pria = 0,6
- Wanita = 0,5
- Pria lansia = 0,5
- Wanita lansia = 0,45[6,17]
Selain itu ada pula rumus perhitungan TBW yang lebih disukai, yaitu:
TBW = berat badan x faktor koreksi.
Berikut adalah kadar natrium pada cairan infus yang umum digunakan:
- Dextrose 5%: 0 mmol/l
- NaCl 0,2%: 34 mmol/l
- NaCl 0,45%: 77 mmol/l
Ringer laktat: 130 mmol/l
Cara menghitung perkiraan perubahan natrium serum pasien adalah:
Perubahan natrium = (kadar natrium infus – kadar natrium serum) ÷ (TBW + 1)[1,6]
Contoh Kasus
Jika seorang laki-laki berusia 80 tahun menderita hipernatremia dengan konsentrasi natrium serum 165 mmol/L dan berat badan 70 kg, maka:
TBW laki-laki tersebut adalah (0,5 x 70) = 35 L
Jika digunakan dextrose 5%, maka 1 L cairan dextrose 5 % akan mengurangi kadar natrium serum sebanyak:
(0-165) ÷ (35+1) = -4,6 mmol.
Karena direncanakan untuk menurunkan kadar serum tidak melebihi 10 mmol/L dalam 24 jam, maka akan dibutuhkan kurang lebih 2 L cairan dextrose 5% untuk koreksi.[6]
Terapi Tambahan
Untuk mengeluarkan kelebihan natrium dapat dilakukan pemberian loop diuretic atau dialisis peritoneum.Pada pasien hipernatremia hipervolemik dengan gangguan ekskresi natrium dan kalium, seperti pasien gagal ginjal, dapat diberikan loop diuretic.
Namun, kehilangan cairan akibat loop diuretic harus diatasi dengan pemberian cairan yang hipotonik terhadap urine. Dialisis dapat dilakukan pada pasien dengan overload volume, gagal jantung, dan edema paru.[4,6]
Tata Laksana Etiologi
Disamping koreksi hipernatremia, penyebab yang mendasari hipernatremia harus diatasi. Pada pasien dengan diabetes insipidus sentral, pemberian desmopressin merupakan terapi yang tepat.
Terdapat beberapa obat yang dapat digunakan terutama untuk diabetes insipidus nefrogenik seperti tiazid, amilorid, dan carbamazepine. Penggunaan tiazid bersamaan dengan diet rendah natrium dapat menurunkan output urine hingga 70%.
Amilorid dapat mengurangi uptake lithium dengan menghambat kanal natrium epitel pada pasien diabetes insipidus nefrogenik yang diinduksi oleh lithium. Carbamazepine dapat membantu meningkatkan sekresi vasopresin endogen, dapat digunakan untuk diabetes insipidus nefrogenik maupun sentral.[1,6,18]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja