Diagnosis Hiperurisemia
Diagnosis hiperurisemia dapat ditegakkan pada pasien yang mengalami peningkatan kadar serum asam urat. Pasien bisa saja asimptomatik, namun bisa juga mengalami gout atau batu ginjal.
Anamnesis
Anamnesis hiperurisemia perlu menggali riwayat diet pasien, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga dengan hiperurisemia, adanya tanda dan gejala peradangan sendi akibat hiperurisemia, serta riwayat penggunaan obat-obatan.
Pasien hiperurisemia yang mengalami gout akan mengeluhkan sendi bengkak, panas dan memerah, dengan lokasi tersering di jempol kaki. Pasien hiperurisemia yang mengalami batu ginjal akan mengeluhkan nyeri pada pinggang, hematuria, nyeri kolik, atau mual-muntah.
Diet
Contoh sayuran dengan kandungan purin sedang hingga tinggi adalah parsley dan bayam. Sementara itu, 60% daging memiliki kandungan purin ≥100 mg/100 g. Hati ayam memiliki kandungan purin yang sangat tinggi, yaitu 312,2 mg/100 g. Hati sapi mengandung 219,8 mg/100 g purin dan hati babi mengandung 284,8 mg/100 g purin.
Beberapa contoh makanan laut dengan kandungan purin tinggi adalah ikan sarden, bonito, gnomefish, dan udang kecil (krill).[1,7]
Pemeriksaan Fisik
Hiperurisemia bisa tidak menunjukkan tanda pada pemeriksaan fisik. Pada gout, sendi yang terkena umumnya terasa hangat, eritema, bengkak, dan nyeri. Pasien dengan gout kronik bisa menampakkan tanda tophi pada heliks atau antiheliks telinga, permukaan ulnar lengan, bursa olecranon, atau jaringan lainnya.
Pada pasien dengan batu ginjal akibat hiperurisemia, bisa didapatkan nyeri abdomen atau nyeri ketok sudut kostovertebra.[7]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding hiperurisemia dapat dibuat berdasarkan kondisi yang menjadi penyebabnya. Hiperurisemia dapat disebabkan oleh over produksi atau kurangnya ekskresi asam urat. Over produksi asam urat bisa terjadi akibat asupan makanan tinggi purin; gangguan metabolisme purin akibat defisiensi hypoxanthine phosphoribosyltransferase (HPRT) atau overaktivitas phosphoribosylpyrophosphate (PRPP) synthetase; dan peningkatan penghancuran atau pergantian sel misalnya pada polisitemia vera, penyakit Paget, atau rhabdomyolisis.
Penurunan ekskresi asam urat dapat disebabkan penyakit ginjal, konsumsi obat (misalnya pyrazinamide dan ethambutol), asidosis, atau hipovolemia. Pada hiperurisemia yang telah menyebabkan gout, diagnosis banding yang perlu dipikirkan adalah osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Diagnosis dapat dibedakan dengan mengukur kadar asam urat serum, pemeriksaan faktor rheumatoid, dan pemeriksaan radiologi.[8,9]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis hiperurisemia antara lain:
- Kadar asam urat serum: hiperurisemia jika >6,8 mg/dl
- Pemeriksaan urin tampung selama 24 jam pada pasien yang sebelumnya telah dipuasakan: hiperurisemia jika kadar asam urat >600 mg/hari
- Pemeriksaan rontgen digunakan untuk mengevaluasi sendi pada pasien yang dicurigai mengalami arthritis
- USG ginjal diindikasikan untuk pasien yang diduga mengalami batu asam urat pada saluran kemih[1]