Etiologi Penyakit Ginjal Kronis
Etiologi dari penyakit ginjal kronis sangat luas, tetapi diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit ginjal lain yang berkepanjangan, seperti glomerulonefritis kronis dan pielonefritis kronis, merupakan etiologi tersering.[13,14,16]
Tabel 1. Klasifikasi Etiologi Penyakit Ginjal Kronis
Penyakit ginjal diabetes | Diabetes Mellitus Tipe 1 Diabetes Mellitus Tipe 2
|
Penyakit ginjal non diabetes
| Penyakit glomerular disebabkan oleh penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, lupus endokarditis, nefropati, neoplasma |
Penyakit tubulointerstitial disebabkan oleh pielonefritis kronik | |
Urolithiasis | |
Penyakit obstruksi saluran kemih seperti pembesaran prostat jinak | |
Infeksi saluran kemih | |
Penyakit ginjal polikistik | |
Komplikasi dari gagal ginjal akut yang tidak diatasi | |
Penyakit vaskular | Penyakit vaskular sistemik seperti hipertensi |
Stenosis arteri renalis | |
Vaskulitis | |
Nefrosklerosis akibat hipertensi | |
Trombosis vena renal | |
Ateroemboli | |
Penyebab Lain | Keracunan obat seperti siklosporin atau tacrolimus |
Fibrosis retroperitoneal | |
Infeksi enterobiasis yang dapat menyebabkan nefropati |
Sumber: dr.Eva Naomi, Alomedika, 2023.[13,14,16]
Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit vaskular sistemik yang akan menyebabkan vasokonstriksi pada vaskularisasi glomerulus. Ini menyebabkan berkurangnya hemodinamik pada glomerulus yang seiring waktu akan menyebabkan kerusakan permanen pada glomerulus dan nekrosis pada bagian segmental (focal segmental necrosis).[1,2,5,9]
Perubahan yang berlangsung secara kronis pada glomerulus ginjal akan menyebabkan kerusakan permanen pada nefron ginjal yang menyebabkan terjadinya penurunan laju filtrasi ginjal.[1-3]
Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan kondisi hiperglikemia yang tidak dapat diatasi, yang mampu menstimulasi pembentukan reactive oxygen species (ROS) dan advanced glycosylation end products (AGE). Pembentukan ROS dan AGE akan menyebabkan stres oksidatif pada jaringan nefron ginjal yang akan meningkatkan permeabilitas ginjal dan glomerulus yang nantinya mengaktifkan sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA).[9,13-16]
Aktivasi dari RAA menimbulkan peningkatan tekanan darah dan akan memperberat kerusakan ginjal. Mekanisme lain dari diabetes mellitus dalam menyebabkan penyakit ginjal kronis adalah pembentukan growth factor yang dapat menyebabkan terjadinya fibrosis pada ginjal dan penurunan laju filtrasi ginjal secara terus menerus.[9,11,13-16]
Penyakit Glomerulus
Penyakit glomerulus primer maupun sekunder dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis. Penyakit glomerulus primer dapat disebabkan oleh sindrom Alport, nefropati membranosa, nefropati IgA. Sementara itu, penyakit glomerulus sekunder dapat disebabkan oleh penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus endokarditis. Penyebab sekunder lain adalah skleroderma, infeksi virus hepatitis B dan virus hepatitis C.[16-18]
Penyakit Tubulointerstitial
Penyakit tubulointerstitial dapat disebabkan oleh penggunaan obat yang bersifat nefrotoksik seperti sulfonamida dan allopurinol. Beberapa penyakit seperti sindrom Sjogren, penyakit infeksi, gangguan elektrolit hipokalemia atau hiperkalemia kronis, serta sarkoidosis dapat menyebabkan penyakit tubulointerstitial.[16-18]
Faktor Genetik
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik berperan penting dalam menentukan risiko penyakit ginjal kronis. Mutasi atau perubahan pada gen-gen yang mengatur sistem renin-angiotensin, gen uromodulin, dan APOL1 dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis.[11,15,18]
Faktor Risiko
Individu tertentu memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit ginjal kronis.
Faktor Demografi
Risiko penyakit ginjal kronis meningkat pada lansia dan laki-laki.[14,17-19]
Gaya Hidup
Peningkatan risiko penyakit ginjal kronis ditemukan pada pasien dengan konsumsi alkohol yang berlebihan, merokok, dan kelebihan berat badan.[14,17-19]
Obat
Penggunaan obat yang bersifat nefrotoksik, seperti sulfonamida dan allopurinol, meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis. Toksisitas siklosporin dan tacrolimus juga meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis.[14,17-19]
Riwayat Penyakit
Penyakit ginjal kronis lebih mungkin dialami oleh pasien diabetes mellitus, hipertensi, rheumatoid arthritis, sarkoidosis, lupus endokarditis, dan pasien dengan riwayat gagal ginjal akut. Risiko juga meningkat pada pasien dengan riwayat berat badan lahir rendah (BBLR), serta pasien dengan riwayat infeksi virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan infeksi parasit cacing Enterobius vermicularis (enterobiasis).[14,17-19]
Penulisan pertama oleh: dr. Nathania S. Sutisna
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta