Epidemiologi Agnosia
Data epidemiologi menunjukkan bahwa kasus agnosia murni merupakan suatu kasus yang jarang. Agnosia lebih sering ditemui sebagai bagian dari penyakit neurologis lain seperti stroke dan tumor otak.[1,3]
Global
Agnosia murni tergolong jarang ditemukan. Kurang dari 1% pasien dengan kelainan neurologis mengalami agnosia. Jenis agnosia yang paling banyak terjadi adalah agnosia visual. Prevalensi agnosia visual diperkirakan sekitar 1-3%. Sementara itu, prosopagnosia developmental diperkirakan mempengaruhi 2,5% populasi.[1,4,12]
Umumnya, agnosia terjadi akibat tumor otak, cedera otak traumatik, penyakit Alzheimer, ataupun stroke.[1,3]
Indonesia
Sampai saat ini, belum didapatkan data epidemiologi agnosia di Indonesia.
Mortalitas
Agnosia tidak berkaitan langsung dengan mortalitas. Meski demikian, hanya sedikit pasien yang pada akhirnya mendapatkan kembali fungsi yang terganggu. Hal ini dapat menimbulkan hambatan signifikan dalam aktivitas harian pasien.[1]