Penatalaksanaan Agnosia
Tidak ada penatalaksanaan spesifik untuk agnosia, sehingga fokus manajemen adalah rehabilitasi medik. Terapi okupasi dan wicara dapat membantu pasien mengkompensasi agnosia yang dialami, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, perencanaan tugas, memecahkan masalah, dan interaksi sosial.
Manajemen agnosia dilakukan sesuai dengan penyakit yang mendasarinya. Pada pasien stroke iskemik, dapat dilakukan trombolisis dan pemberian obat-obatan antiplatelet, statin, serta antihipertensi. Pada kondisi tumor otak, terapi pembedahan, radioterapi, serta kemoterapi diberikan sesuai dengan indikasi.[1,8]
Rehabilitasi Medik
Selain tata laksana penyakit dasarnya, rehabilitasi perlu dilakukan pada pasien agnosia untuk membantu pasien agar sebisa mungkin mandiri. Rehabilitasi pada pasien dengan agnosia dapat dilakukan melalui 2 pendekatan, yaitu metode restorasi dan metode kompensasi.
Metode Restorasi
Pada metode restorasi, tujuan dilakukannya rehabilitasi adalah mengembalikan fungsi otak yang terdampak dengan melakukan latihan secara rutin.
Metode Kompensasi
Pada metode kompensasi, pasien diajarkan untuk memanfaatkan organ lain yang masih dapat berfungsi dengan normal sebagai kompensasi dari gangguan yang dimiliki. Sebagai contoh, pada pasien yang mengalami prosopagnosia, pasien dapat diajarkan untuk mengenali orang lain dengan mengidentifikasi suara, postur, serta gerak tubuh lain yang ditampilkan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa metode kompensasi menunjukkan hasil yang lebih efektif dibandingkan dengan metode restorasi.
Adaptasi Lingkungan
Adaptasi lingkungan juga dapat diterapkan, misalnya dengan meletakkan label atau penunjuk arah di area rumah untuk mempermudah pasien dalam melakukan aktivitas dasar harian. Seringkali, kombinasi dari beberapa pendekatan rehabilitasi diperlukan. Selain itu, perlu diingat pula bahwa jenis perawatan yang dipilih tetap harus mempertimbangkan tingkat keparahan dan jenis cedera otak yang diderita pasien.[1,4,13]