Penatalaksanaan Fraktur Impresi Kalvaria
Penatalaksanaan fraktur impresi kalvaria atau depressed skull fracture dilakukan sesuai prinsip advanced trauma life support (ATLS), yaitu diawali dengan menstabilkan terlebih dahulu kondisi airway, breathing, dan circulation (ABC). Jika sudah stabil, baru dilanjutkan untuk evaluasi dan tata laksana fraktur impresinya, apakah non-operatif atau operatif.[5]
Tata Lakasan Non-operatif
Tata laksana non-operatif fraktur impresi kalvaria berupa:
- Memberikan terapi oksigen untuk mencegah hipoksia
- Mempertahankan tekanan darah MAP >60 mmHg (mean arterial pressure)
- Analgesik untuk mengurangi nyeri
- Antikonvulsan jika pasien mengalami kejang, seperti diazepam atau fenitoin
- Antifibrinolitik untuk membantu menghentikan perdarahan, seperti asam traneksamat[5]
- Menaikan posisi kepala setidaknya 30‒45 derajat
- Melepas collar imobilisasi c-spine, di mana jika masih ada kekhawatiran cedera c-spine maka menggunakan karung pasir dan plester
- Jika terdapat luka terbuka di atas fraktur (fraktur majemuk), walaupun luka bersih, maka profilaksis tetanus harus diberikan
- Jika ditemukan tanda-tanda tekanan tinggi intrakranial seperti penurunan kesadaran, atau dari hasil CT scan kepala ditemukan edema serebri atau pergeseran garis tengah >5 mm, maka diberikan larutan hiperosmolar (manitol atau hipertonik saline) sebagai tindakan sementara sampai dekompresi bedah dapat dilakukan[5]
Sekitar 16,3% kasus fraktur impresi kalvaria melibatkan vena sinus otak yang besar, seperti sinus sagitalis superior dan sinus transversus. Jika tidak terdapat gangguan neurologis atau kebocoran cairan serebrospinal, maka sebaiknya dilakukan terapi non-operatif. Hal ini untuk menghindari risiko perdarahan intraoperatif yang besar, terutama pada anak-anak.[10,13]
Tata Laksana Operatif
Hasil penelitian oleh Prakash et al menunjukkan bahwa 90,72% kasus fraktur impresi kalvaria memerlukan tindakan operatif.[8]
Indikasi tata laksana operatif fraktur impresi kalvaria adalah:
- Fraktur impresi >10 mm atau lebih dari ketebalan tulang kalvaria
- Terdapat defisit neurologis yang sesuai dengan lokasi fraktur impresi tersebut, misalnya lokasi fraktur di frontoparietal yang menyebabkan gejala klinis hemiparese
- Kebocoran cairan serebrospinal akibat laserasi pada lapisan duramater
Fraktur terbuka, di mana fraktur impresi terlihat dari luar dan tidak tertutup oleh lapisan subgaleal kulit kepala
- Gangguan kosmetik, terutama jika fraktur impresi di daerah dahi[7,12,13]
Tujuan Tata Laksana Operasi
Jika didapatkan kriteria di atas, operasi harus segera dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi dan memperbaiki defisit neurologis.
Mencegah Infeksi:
Risiko infeksi pada fraktur impresi kalvaria kompleks sebesar 1,9‒10,6% kasus. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko infeksi, diperlukan tindakan debridement membersihkan kotoran dan serpihan tulang, mengangkat serpihan tulang yang menekan ke otak, membersihkan luka di kulit sekitar lokasi fraktur, dan melakukan irigasi pada luka.[3,7,12]
Pemberian antibiotik broad spectrum seperti cefazolin atau ceftriaxone intravena juga sangat penting untuk mencegah resiko infeksi. [3,7,12]
Tindakan operatif debridement dapat menurunkan angka insidensi infeksi menjadi 4,6%. Namun, debridement yang dilakukan >48 jam pasca trauma kepala akan meningkatkan angka insidensi infeksi menjadi 36,5%.[7]
Memperbaiki Defisit Neurologis:
Dengan mengangkat fraktur kalvaria, juga dapat memperbaiki defisit neurologis yang ditimbulkan akibat penekanan korteks otak di bawah kalvaria yang mengalami fraktur.[12]