Diagnosis Motion Sickness
Diagnosis motion sickness ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding lain.
Anamnesis
Gejala yang muncul pada pasien sangat penting untuk menegakkan diagnosis motion sickness. Gejala utama motion sickness adalah:
- Mual: terjadi hampir pada semua orang yang mengalami motion sickness
- Sakit kepala: dapat terjadi walaupun provokasi gerakan sudah hilang
- Rasa tidak nyaman pada lambung: terjadi hampir pada semua orang yang mengalami motion sickness
- Muntah: dapat terjadi bila mual berat. Biasanya gejala motion sickness akan mereda atau lebih baik setelah muntah[4]
Gejala lain yang dapat timbul adalah keringat dingin, mulut kering, pusing, mengantuk, dan pucat.[2,8]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik umumnya normal pada pasien dengan motion sickness. Namun, selain gejala muntah, bisa didapatkan tanda-tanda fisik berikut:
- Tampak cemas.
- Menguap dan bersendawa dapat terjadi sebelum gejala berkembang.
- Pucat perioral dan wajah
- Peningkatan sekresi air liur
- Diaphoresis
- Penurunan resistensi kulit juga dapat dideteksi bila pasien sedang mengalami dehidrasi[4]
Diagnosis Banding
Bila gejala muncul setelah paparan atau provokasi gerakan, diagnosis dapat ditegakkan dengan mudah. Apabila gejala menetap, diagnosis sistem saraf pusat seperti stroke perlu. Mual pada kehamilan juga bisa menjadi diagnosis banding pada wanita usia reproduktif. Migraine atipikal atau vertiginosa juga dapat menunjukkan gejala yang mirip dengan motion sickness.[8]
Tabel 1. Beberapa Diagnosis Banding Motion Sickness dan Pembedanya
Diagnosis Banding | Gejala | Pemeriksaan |
Vestibulopati | Pusing disertai nystagmus, gaya jalan ataksia yang menyertai gejala mual dan muntah | Pemeriksaan audiometri, Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA), CT Scan kepala |
Migraine | Nyeri kepala sebelah, disertai gejala aura yang bertahan selama berjam-jam diluar provokasi gerakan | Tidak ada tes laboratorium untuk diagnosis banding. Pencitraan kepala dapat digunakan menyingkirkan diagnosis lain |
Keracunan makanan | Fase akut keracunan makanan cenderung tidak terkait erat dengan provokasi gerak dan dapat bertahan setelah gerak. Kombinasi mual dan diare dengan kram perut parah lebih mungkin terjadi dengan keracunan makanan | Ditegakkan secara klinis. Dapat dilakukan pemeriksaan feses bila perlu |
Cerebrovascular event | Gejala yang timbul mendadak tanpa ada kaitannya dengan provokasi gerak. Pasien memiliki faktor risiko terkena penyakit serebrovaskuler | CT Scan kepala |
Emesis pada kehamilan | Gejala mual muntah yang terjadi akibat kehamilan. Tidak dipengaruhi gerakan | Tes kehamilan |
Sumber: Eric, 2020.[8]
Pemeriksaan Penunjang
Motion sickness adalah diagnosis klinis yang ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Secara umum, pemeriksaan penunjang melalui uji laboratorium atau radiografi tidak diperlukan jika pasien memiliki gejala yang spesifik.
Laboratorium
Tes kehamilan dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis muntah pada kehamilan.[1]
Radiologi
Pemeriksaan radiologi jarang diindikasikan kecuali untuk gejala neurologis persisten yang berlangsung selama berminggu-minggu setelah penghentian gerakan. CT scan atau MRI kepala dapat membantu menyingkirkan penyebab sentral. Sangat penting untuk mengidentifikasi penyakit yang mengancam jiwa seperti oklusi arteri basilar.
Kadang-kadang gejala awal oklusi arteri basilar adalah pusing dan mabuk perjalanan. Biasanya, pasien-pasien ini memiliki gejala-gejala lain yang terkait yang tiba-tiba timbul, seperti diplopia, disartria, dan disfagia. Ketika mencurigai oklusi arteri basilar, penting untuk melakukan CT angiografi untuk menyingkirkan kemungkinan.[8,12]