Prognosis Restless Legs Syndrome
Prognosis restless leg syndrome atau RLS pada pasien berusia ≥50 tahun cenderung akan memburuk lebih cepat disertai kualitas hidup yang lebih buruk. Akibat kesulitan tidur yang terganggu, pasien dapat mengalami gangguan konsentrasi, fungsi maupun kognitif di siang hari, bahkan depresi.[14]
Komplikasi
Komplikasi yang paling sering ditemukan pada RLS adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur. Hal ini karena periode RLS seringkali terjadi pada saat pasien istirahat. Gangguan tidur, terutama pada pasien dengan RLS bergejala sedang-berat, berhubungan dengan penurunan kualitas hidup, serta gangguan kognitif dan fungsional di siang hari.[2,14]
Pasien dengan RLS juga dapat mengalami peningkatan berat badan sampai dengan obesitas. Hal ini karena tidak dapat tidur di malam hari menyebabkan pasien cenderung makan untuk mengisi waktu tersebut. Selain itu, pasien juga berisiko mengalami depresi dan cemas, baik karena kesulitan tidur maupun karena efek samping obat, seperti gabapentin.[1,14]
Komplikasi lainnya adalah early morning rebound, yaitu munculnya gejala RLS di pagi hari karena efek obat yang diberikan sudah selesai. Untuk mengatasi hal ini, beberapa hal dapat dipertimbangkan, seperti mengubah jam pemberian obat, mengganti obat yang diberikan, atau meningkatkan dosis. Keputusan tersebut diambil setelah melakukan evaluasi dan pertimbangan klinis pasien secara keseluruhan.[1]
Prognosis
Prognosis RLS bergantung pada onset usia, kontrol faktor risiko, dan keparahan gejala. Umumnya, pada RLS gejala ringan, terapi nonmedikamentosa misalnya dengan sleep hygiene dan memperbaiki gaya hidup seperti tidak mengonsumsi kafein dan alkohol, dapat memperbaiki gejala. Gejala ringan dilakukan berdasarkan penilaian berdasarkan skoring the International RLS Study Group (IRLSSG) rating scale (IRLS).
Pada pasien dengan gejala sedang-berat, terapi nonmedikamentosa yang baik dapat mengurangi dosis keperluan. Pada RLS yang terjadi pada onset yang lebih tua (≥50 tahun), perjalanan penyakit biasanya lebih progresif dan gangguan tidur yang dialami seringkali lebih berat.[1,2,5,7,8,14]
Penulisan pertama oleh: dr. Ghifara Huda