Epidemiologi Tarsal Tunnel Syndrome
Epidemiologi tarsal tunnel syndrome atau sindrom terowongan tarsal masih belum diketahui secara pasti. Secara global, tarsal tunnel syndrome (TTS) dikategorikan sebagai gangguan muskuloskeletal dan tercatat mencapai 1.800.000 kasus/tahun.[1,13]
Global
TTS termasuk dalam keluhan neuropati perifer, dan diperkirakan dialami oleh 1 dari 1.500 orang secara global. The Office of Rare Diseases Research of the National Institutes of Health mengelompokkan penyakit ini sebagai penyakit yang langka. TTS lebih sering mengenai wanita, yaitu sebanyak 56%.[1,13]
Indonesia
Data Nasional mengenai prevalensi TTS tidak ditemukan.
Mortalitas
Pada umumnya, TTS tidak menyebabkan mortalitas. Namun, TTS dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, seperti gejala nyeri yang menetap sehingga menyebabkan penderita kesulitan dapat menjalankan aktifitas. Untuk menilai derajat keparahan TTS, pasien perlu melakukan pemeriksaan konduksi saraf dan elektromiografi (EMG).[1,3,13]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini