Edukasi dan Promosi Kesehatan Abortus
Edukasi dan promosi kesehatan pada abortus mencakup pemilihan pendekatan tata laksana bagi pasien, apakah expectant, medikamentosa, atau tindakan kuretase. Jika dilakukan expectant management, maka sampaikan apa gejala yang perlu diawasi dan memerlukan penanganan segera di rumah sakit. Pada pasien yang diberi misoprostol, jelaskan cara penggunaannya.[1,2,5,15,24]
Edukasi Pasien
Pada pasien yang mendapat expectant management, lakukan edukasi mengenai kondisi-kondisi dimana pasien perlu datang kembali ke rumah sakit, misalnya jika perdarahan sangat berat. Jika jaringan kehamilan tidak keluar, jelaskan bahwa pasien mungkin memerlukan tindak lanjut berupa pemberian medikamentosa atau kuretase.[2,5,24]
Penggunaan Misoprostol dan Kuretase
Pada pasien yang mendapat misoprostol, jelaskan cara penggunaan obat. Sampaikan bahwa perdarahan umumnya akan memberat 2-4 jam setelah pemberian obat, kemudian setelah perdarahan mulai biasanya akan berat selama sekitar 2 jam bersama dengan keluarnya gumpalan darah dan jaringan kehamilan. Perhatikan jika perdarahan berlanjut selama lebih dari 2 jam atau memenuhi lebih dari 2 pembalut besar dalam 1 jam, maka pasien harus pergi ke rumah sakit.
Pemeriksaan ultrasonografi transvagina lanjutan bisa dilakukan untuk evaluasi setelah 7-14 hari. Jika sisa kehamilan belum bersih atau endometrium masih tebal, jelaskan bahwa pemberian misoprostol perlu diulang atau dilakukan kuretase.[2,5,24]
Dukungan Psikologis
Berikan motivasi pada ibu bahwa abortus bukan terjadi akibat kesalahan ibu. Berikan edukasi pada suami dan keluarga mengenai pentingnya dukungan pada ibu agar tetap kuat dalam menghadapi kesedihan pasca abortus.
Jelaskan pada ibu bahwa selama ibu masih dalam usia reproduktif dan tidak didapatkan kelainan atau penyakit apa pun, maka kemungkinan untuk hamil kembali masih ada.[2,5,20,24]
Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Pengendalian dan pencegahan penyakit penting untuk diberikan terutama untuk ibu yang mengalami abortus berulang. Ibu disarankan untuk rutin melakukan antenatal care (ANC) untuk mendeteksi faktor risiko yang menyebabkan abortus. Ini mungkin mencakup pemeriksaan sindrom antifosfolipid atau toxoplasmosis.
Hindari rokok karena nikotin memiliki efek vasoaktif sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta.[2,5,20,24]
Penulisan pertama oleh: dr. Pika Novriani Lubis