Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Abortus general_alomedika 2023-10-03T08:50:34+07:00 2023-10-03T08:50:34+07:00
Abortus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Abortus

Oleh :
dr.Giovanny Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Prognosis abortus bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk penyebab yang mendasari, pendekatan penatalaksanaan yang digunakan, dan kesehatan individu secara keseluruhan. Beberapa pasien tidak mengalami komplikasi apapun setelah abortus ataupun pada kehamilan berikutnya. Tetapi abortus juga telah banyak dikaitkan dengan peningkatan risiko abortus berulang dan komplikasi kehamilan berikutnya.[15,19]

Komplikasi

Komplikasi maternal dari abortus mencakup perdarahan, perforasi uterus, infeksi, maupun syok.[15,18]

Perdarahan

Perdarahan masif atau terus menerus dapat terjadi akibat sisa jaringan tertinggal di dalam kavum uteri dan tidak segera dilakukan evakuasi atau pengosongan uterus.[15,18]

Perforasi Uterus

Perforasi uterus dapat terjadi akibat tindakan kuretase, terutama pada uterus dengan posisi hiperretrofleksi. Jika diduga adanya perforasi, maka harus segera dilakukan laparotomi untuk menentukan luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi, dan jika perlu dilakukan histerektomi.[15,18]

Infeksi

Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat ditemukan pada abortus inkomplit dan abortus provokatus yang dikerjakan secara asepsis. Apabila infeksi menyebar lebih jauh, maka dapat terjadi peritonitis atau sepsis.[15,18]

Syok

Syok hemoragik pada abortus umumnya terjadi karena perdarahan akibat abortus itu sendiri ataupun akibat penggunaan obat, seperti misoprostol, ataupun tindakan kuretase. Syok septik juga bisa terjadi akibat komplikasi infeksi.[15,18]

Sindrom Asherman

Sindrom Asherman adalah kondisi yang didapat dimana jaringan parut terbentuk di dalam rahim akibat tindakan kuretase. Pasien yang mengalami sindrom Asherman bisa mengalami amenore atau penurunan aliran menstruasi, serta bisa mempengaruhi kesuburan di masa depan.[15]

Risiko Kardiovaskular

Beberapa studi menunjukkan adanya peningkatan risiko terbentuknya aterosklerosis, terutama pada wanita yang lebih muda dari 35 tahun. Pasien yang mengalami abortus juga dilaporkan mengalami peningkatan risiko infark miokard, infark serebrovaskular, dan hipertensi renovaskular dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami abortus.[15]

Disseminated Intravascular Coagulation

Dalam kasus yang sangat jarang, abortus bisa menyebabkan disseminated intravascular coagulation apabila interval tunggu dari expectant management sangat lama (> 8 minggu) atau berlanjut hingga paruh kedua kehamilan.[2]

Prognosis

Prognosis abortus umumnya baik terutama pada ibu hamil yang baru pertama kali mengalami abortus dan tidak didapatkan kelainan yang mendasari maupun komplikasi apapun. Pada ibu dengan kejadian abortus berulang, dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut mengenai berbagai faktor yang dapat menyebabkan abortus jika ingin merencanakan kehamilan selanjutnya.[15]

Expectant management telah dilaporkan memiliki tingkat keberhasilan 66-91%, tergantung pada jenis abortus, dengan keberhasilan tertinggi pada abortus inkomplit. Pada 1-2% kasus akan diperlukan transfusi darah. Terapi medikamentosa dengan misoprostol dilaporkan menghasilkan terminasi komplit pada 81-95% kasus. Aplikasi melalui vagina dikaitkan dengan efikasi terbaik dan efek samping lebih sedikit. Kuretase dibutuhkan pada 5-20% kasus. Kuretase menggunakan suction dikaitkan dengan angka keberhasilan 97-98%, dengan kebutuhan kuretase ulang 2-3%.[2]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Pika Novriani Lubis

Referensi

2. Musik T, Grimm J, Juhasz-Böss I, Bäz E. Treatment Options After a Diagnosis of Early Miscarriage: Expectant, Medical, and Surgical. Dtsch Arztebl Int. 2021 Nov 19;118(46):789-794. doi: 10.3238/arztebl.m2021.0346. PMID: 34696822; PMCID: PMC8864670.
15. Puschek EE. Early pregnancy loss. Medscape, 2023.
18. Alves C, Rapp A. Spontaneous Abortion. [Updated 2022 Jul 18]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560521/
19. Quenby S, Gallos ID, Dhillon-Smith RK, Podesek M, Stephenson MD, Fisher J, Brosens JJ, Brewin J, Ramhorst R, Lucas ES, McCoy RC, Anderson R, Daher S, Regan L, Al-Memar M, Bourne T, MacIntyre DA, Rai R, Christiansen OB, Sugiura-Ogasawara M, Odendaal J, Devall AJ, Bennett PR, Petrou S, Coomarasamy A. Miscarriage matters: the epidemiological, physical, psychological, and economic costs of early pregnancy loss. Lancet. 2021 May 1;397(10285):1658-1667. doi: 10.1016/S0140-6736(21)00682-6. Epub 2021 Apr 27. PMID: 33915094.

Penatalaksanaan Abortus
Edukasi dan Promosi Kesehatan Ab...

Artikel Terkait

  • Progesteron Oral VS Per Vaginam untuk Tata Laksana Abortus Imminens
    Progesteron Oral VS Per Vaginam untuk Tata Laksana Abortus Imminens
  • Apakah Antibiotik Profilaksis Perlu Diberikan pada Semua Tindakan Kuretase
    Apakah Antibiotik Profilaksis Perlu Diberikan pada Semua Tindakan Kuretase
  • Bagaimana Edukasi Pasien Yang Meminta Aborsi Di Indonesia
    Bagaimana Edukasi Pasien Yang Meminta Aborsi Di Indonesia
  • Efikasi Modalitas Tata Laksana pada Keguguran
    Efikasi Modalitas Tata Laksana pada Keguguran
  • Kuretase Tajam Tidak Lagi Direkomendasikan untuk Evakuasi Intrauterin
    Kuretase Tajam Tidak Lagi Direkomendasikan untuk Evakuasi Intrauterin

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 Maret 2025, 09:30
Diagnosis banding pada perdarahan abortus imminens
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya ada pasien G3P2A0M0 hamil 13 minggu dengan janin tunggal hidup. Pasien sebelumnya pada UK 11-12 minggu mengeluhkan keluar bercak2 darah dari...
Anonymous
Dibalas 27 Februari 2025, 13:38
Penggunaan Microgest pada Ibu Hamil
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya apakah microgest ini bisa diresepkan oleh dokter umum dengan indikasi pasien abortus iminens?
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 18 Februari 2025, 15:00
Kuretase Tajam Tidak Lagi Direkomendasikan untuk Evakuasi Intrauterin - Artikel Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter.Untuk evakuasi intrauterin, gunakan metode aspirasi vakum manual (AVM) dan stop lakukan prosedur kuretase tajam atau D&C. Sejak tahun 2012, WHO...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.