Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Abortus general_alomedika 2023-10-03T08:38:39+07:00 2023-10-03T08:38:39+07:00
Abortus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Abortus

Oleh :
dr.Giovanny Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Etiologi abortus yang paling sering adalah kelainan kromosom. Beberapa penyebab lain dari abortus adalah kelainan traktus genitalis, penyakit ibu dan gangguan sistemik ibu. Sementara itu, faktor risiko abortus dapat berasal dari janin seperti blighted ovum atau berasal dari ibu hamil seperti mioma yang besar.[12,13]

Etiologi

Abortus atau luruhnya hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 22 minggu dapat disebabkan oleh kelainan pertumbuhan embrio, kelainan plasenta, komorbiditas pada ibu, bahkan kelainan traktus genitalis.

Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi

Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian atau cacat janin. Kelainan ini biasanya menyebabkan abortus pada usia kehamilan kurang dari 8 minggu. Faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah kelainan kromosom. Selain itu, kelainan pertumbuhan hasil konsepsi juga bisa terjadi akibat abnormalitas pada tempat implantasi yang kurang sempurna atau endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi.[7,14]

Kelainan Plasenta

Kelainan pada plasenta yang sering terjadi yaitu endarteritis atau abnormalitas arteri plasenta yang terjadi pada vili koriales dan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.[1-4,15]

Penyakit Ibu

Beberapa penyakit ibu yang dapat menyebabkan abortus yaitu pneumonia, tifus abdominalis, pyelonephritis, dan malaria. Selain itu, infeksi sistemik lain yang juga bisa mengakibatkan abortus antara lain rubela, infeksi CMV (cytomegalovirus), herpes genital aktif, toxoplasmosis, dan infeksi menular seksual seperti sifilis dan chlamydia.[16,17,18]

Kelainan Traktus Genitalis

Kelainan traktus genitalis seperti retroversi uteri, mioma uteri atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan terjadinya abortus. Abortus juga dapat disebabkan oleh serviks inkompeten akibat kelemahan bawaan servik, dilatasi serviks berlebihan, atau robekan serviks.[15,18]

Faktor Risiko

Faktor risiko yang dapat menyebabkan abortus dapat dibagi menjadi faktor janin dan faktor ibu.

Faktor Janin

Faktor janin merupakan faktor tersering yang dapat menyebabkan abortus. Faktor janin meliputi kelainan telur (blighted ovum), kerusakan embrio akibat kelainan kromosom dan abnormalitas pembentukan plasenta (hipoplasia trofoblas).[7,14,15,18]

Faktor Ibu

Kelainan uterus seperti mioma yang besar dan banyak atau adanya sinekia pada uterus dapat meningkatkan risiko abortus. Penyakit metabolik dan hormonal ibu seperti diabetes mellitus, hipotiroid, dan anemia juga meningkatkan risiko terjadinya abortus. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan berkurangnya suplai oksigen pada metabolisme ibu dan janin sehingga kadar oksigen dalam darah rendah dan dapat menyebabkan kematian janin.

Penyakit imunologi seperti sindrom antifosfolipid juga dapat menyebabkan abortus akibat kadar antibodi dalam sirkulasi darah untuk melawan fosfolipid membran dan mengakibatkan abortus berulang, trombosis dan kematian janin. Selain itu, usia ibu juga mempengaruhi angka kejadian abortus, dimana semakin muda atau tua wanita saat hamil maka semakin tinggi risiko terjadinya aborsi.[15,18]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Pika Novriani Lubis

Referensi

1. The American College of Obstetricians and Gynecologists. Clinical Management Guideline for Obstetrician and Gynecologist : Early Pregnancy Loss. Practice Bulletin, 2017. 150:1-10
2. Musik T, Grimm J, Juhasz-Böss I, Bäz E. Treatment Options After a Diagnosis of Early Miscarriage: Expectant, Medical, and Surgical. Dtsch Arztebl Int. 2021 Nov 19;118(46):789-794. doi: 10.3238/arztebl.m2021.0346. PMID: 34696822; PMCID: PMC8864670.
3. Cubo AM, Soto ZM, Haro-Pérez A, Hernández Hernández ME, Doyague MJ, Sayagués JM. Medical versus surgical treatment of first trimester spontaneous abortion: A cost-minimization analysis. PLoS One. 2019 Jan 10;14(1):e0210449. doi: 10.1371/journal.pone.0210449. Erratum in: PLoS One. 2019 Mar 29;14(3):e0214707. PMID: 30629715; PMCID: PMC6328124.
4. Sapra KJ, Joseph KS, Galea S, Bates LM, Louis GM, Ananth CV. Signs and Symptoms of Early Pregnancy Loss. Reprod Sci. 2017 Apr;24(4):502-513. doi: 10.1177/1933719116654994. Epub 2016 Sep 27. PMID: 27342274; PMCID: PMC5933199.
7. Blue NR, Page JM, Silver RM. Genetic abnormalities and pregnancy loss. Semin Perinatol. 2019 Mar;43(2):66-73. doi: 10.1053/j.semperi.2018.12.002. Epub 2018 Dec 19. PMID: 30638594; PMCID: PMC8272960.
12. Wasson C. et al. Spontaneous Abortion. In: Absolute Obstetric Anesthesia Review. Springer, Cham. 2019 https://doi.org/10.1007/978-3-319-96980-0_29
13. Yuliani L. Adyas, A. Rahayu, D. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Abortus. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES. 2023;13 (3): 1107-1116
14. Pietersma CS, Mulders AGMGJ, Willemsen SP, Graafland N, Altena AC, Koning AHJ, de Bakker BS, Steegers EAP, Steegers-Theunissen RPM, Rousian M. Embryonic morphological development is delayed in pregnancies ending in a spontaneous miscarriage. Hum Reprod. 2023 May 2;38(5):820-829. doi: 10.1093/humrep/dead032. PMID: 36966733; PMCID: PMC10152166.
15. Puschek EE. Early pregnancy loss. Medscape, 2023.

Patofisiologi Abortus
Epidemiologi Abortus

Artikel Terkait

  • Progesteron Oral VS Per Vaginam untuk Tata Laksana Abortus Imminens
    Progesteron Oral VS Per Vaginam untuk Tata Laksana Abortus Imminens
  • Apakah Antibiotik Profilaksis Perlu Diberikan pada Semua Tindakan Kuretase
    Apakah Antibiotik Profilaksis Perlu Diberikan pada Semua Tindakan Kuretase
  • Bagaimana Edukasi Pasien Yang Meminta Aborsi Di Indonesia
    Bagaimana Edukasi Pasien Yang Meminta Aborsi Di Indonesia
  • Efikasi Modalitas Tata Laksana pada Keguguran
    Efikasi Modalitas Tata Laksana pada Keguguran
  • Kuretase Tajam Tidak Lagi Direkomendasikan untuk Evakuasi Intrauterin
    Kuretase Tajam Tidak Lagi Direkomendasikan untuk Evakuasi Intrauterin

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 Maret 2025, 09:30
Diagnosis banding pada perdarahan abortus imminens
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya ada pasien G3P2A0M0 hamil 13 minggu dengan janin tunggal hidup. Pasien sebelumnya pada UK 11-12 minggu mengeluhkan keluar bercak2 darah dari...
Anonymous
Dibalas 27 Februari 2025, 13:38
Penggunaan Microgest pada Ibu Hamil
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya apakah microgest ini bisa diresepkan oleh dokter umum dengan indikasi pasien abortus iminens?
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 18 Februari 2025, 15:00
Kuretase Tajam Tidak Lagi Direkomendasikan untuk Evakuasi Intrauterin - Artikel Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter.Untuk evakuasi intrauterin, gunakan metode aspirasi vakum manual (AVM) dan stop lakukan prosedur kuretase tajam atau D&C. Sejak tahun 2012, WHO...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.