Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Abortus general_alomedika 2023-09-06T20:52:37+07:00 2023-09-06T20:52:37+07:00
Abortus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Abortus

Oleh :
dr.Giovanny Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Diagnosis abortus perlu dicurigai pada pasien yang dikonfirmasi atau diduga hamil dan mengeluhkan adanya perdarahan dari jalan lahir. Diagnosis abortus biasanya bisa dikonfirmasi dengan USG.[1-4]

Anamnesis

Dalam konteks mendiagnosis abortus, anamnesis perlu mengevaluasi riwayat reproduksi dan medis pasien, yang penting untuk mengidentifikasi potensi faktor risiko dan gejala yang dialami pasien.[1-5]

Keluhan

Keluhan utama abortus adalah perdarahan pervaginam disertai keluarnya gumpalan yang diduga janin. Pasien juga bisa mengeluhkan nyeri pada suprapubik yang dapat menjalar hingga ke punggung atau bokong.

Perdarahan bisa sedikit hingga banyak, tergantung dari seberapa besar hasil konsepsi yang tertinggal di dalam uterus. Begitu pula dengan derajat nyeri yang dirasakan juga bergantung pada sisa hasil konsepsi di dalam uterus, apabila semakin banyak maka akan semakin nyeri.[1-5,15]

Riwayat Sistem Reproduksi

Tanyakan juga mengenai siklus menstruasi pasien dan periode menstruasi terakhir (HPHT) untuk memperkirakan usia kehamilan. Dalam kasus dugaan abortus, membandingkan usia kehamilan dari HPHT dengan temuan ultrasonografi dapat membantu dalam mendiagnosis abnormalitas perkembangan janin.

Tanyakan pula riwayat abortus sebelumnya, lahir mati, atau program hamil. Riwayat kebidanan dan ginekologi pasien, termasuk kehamilan sebelumnya yang sukses, komplikasi, dan prosedur terminasi, dapat membantu mengidentifikasi faktor risiko atau penyebab yang mendasari, seperti sindrom antifosfolipid.[1-5,15]

Faktor Risiko

Faktor risiko potensial mencakup usia ibu yang terlalu tua atau terlalu muda, serta kondisi medis kronis seperti diabetes mellitus dan hipotiroid. Evaluasi juga kemungkinan adanya gangguan reproduksi seperti sindrom ovarium polikistik, maupun faktor gaya hidup seperti merokok.[1-5,15,18]

Faktor Genetik dan Lingkungan

Anamnesis dapat mengungkapkan kecenderungan genetik atau keluarga terhadap keguguran, seperti kelainan kromosom, kelainan genetik, atau kondisi bawaan yang dapat memengaruhi hasil kehamilan. Identifikasi pula paparan lingkungan yang dapat memengaruhi kehamilan, seperti obat teratogenik.[1-5,15,18]

Pemeriksaan Fisik

Tanda klinis yang dapat ditemukan pada abortus yaitu tinggi fundus uteri yang lebih kecil dari usia kehamilan yang seharusnya pada pemeriksaan obstetri. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan perabaan dan mengukur tinggi fundus uteri dengan alat ukur.

Kemudian, jika dilakukan pemeriksaan dalam, baik dengan menggunakan pemeriksaan bimanual maupun inspekulo didapatkan serviks terbuka atau tertutup, dan teraba jaringan di dalam cavum uteri atau menonjol di kanalis servikalis.

Selain itu, juga dapat dilakukan pemeriksaan denyut jantung janin. Apabila janin masih ada di dalam rahim dan masih hidup, seperti pada kasus abortus imminens, maka akan didapatkan denyut jantung janin.[1-5,15,18]

Diagnosis Banding

Abortus bisa didiagnosis banding dengan gestasi anembrionik, kehamilan ektopik dan mola hidatidosa.[15,18]

Gestasi Anembrionik

Kondisi ini didiagnosis jika USG menunjukkan gestational sac 25 mm atau lebih, tanpa adanya tanda yolk sac atau embrio.[21]

Kehamilan Ektopik

Pasien dengan kehamilan ektopik juga bisa datang dengan keluhan mirip abortus. Pada kehamilan ektopik, akan didapatkan nyeri perut, distensi abdomen, dan juga teraba massa adneksa. Pada USG, akan didapatkan janin ekstrauterin.[22]

Mola Hidatidosa

Pada mola hidatidosa, pasien datang dengan keluhan perdarahan yang disertai tanda kehamilan, sama seperti abortus. Namun, pada mola hidatidosa, hormon HCG akan sangat meningkat, sehingga kehamilan sering disertai hiperemesis. Pada hasil pemeriksaan USG, tidak didapati hasil konsepsi, tetapi didapati gambaran honeycomb pattern.[23]

Klasifikasi Abortus

Abortus spontan dapat dibedakan lebih lanjut menjadi

  • Abortus imminens: Abortus yang terjadi pada wanita hamil kurang dari 20 minggu dimana hanya mengeluarkan sedikit darah dan portio serviks masih tertutup
  • Abortus insipien: Abortus yang terjadi pada wanita hamil disertai perdarahan yang banyak dan telah terjadi dilatasi serviks sehingga dapat dilalui oleh jari pemeriksa. Janin biasanya didapatkan sudah mati dan harus segera dievakuasi
  • Abortus inkomplit: Abortus yang terjadi pada wanita hamil dimana sebagian hasil konsepsi telah lahir atau teraba di vagina. Perdarahan yang terjadi terus menerus, banyak dan membahayakan ibu sehingga harus segera dilakukan evakuasi
  • Missed abortion: janin sudah lama mati di dalam kandungan tetapi tidak dievakuasi. Pada kasus missed abortion umumnya akan dijumpai amenorrhea dan menyusutnya ukuran tinggi fundus uteri

  • Abortus septik: Abortus yang disertai infeksi berat dan bahkan telah terjadi penyebaran infeksi pada peredaran darah. Angka kejadian abortus ini sering berhubungan dengan tindakan maupun alat asepsis yang digunakan

Selain itu, ada juga abortus provokatus atau abortus yang disengaja dengan tujuan untung kepentingan kesehatan ibu, misalnya bila ibu memiliki penyakit jantung yang berat atau karsinoma serviks.[1-5,15,18,20]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang bisa digunakan untuk menegakkan diagnosis abortus adalah ultrasonografi (USG), plano pregnancy test, dan pemeriksaan laboratorium darah.[1-5]

Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan USG yang digunakan dapat berupa transvaginal maupun abdomen. Untuk USG transvaginal umumnya digunakan saat usia kehamilan 4–5 minggu. Denyut jantung janin umumnya dapat dideteksi pada kehamilan 5–6 minggu.

Pemeriksaan USG digunakan untuk menentukan kehamilan seseorang viabel atau tidak. Pada kasus abortus tidak akan didapatkan janin di dalam kavum uteri atau mungkin hanya berupa sisa–sisa jaringan. USG juga bisa menyingkirkan diagnosis banding, seperti kehamilan ektopik dan mola hidatidosa.[1-5]

Plano Pregnancy Test

Plano pregnancy test adalah tes kehamilan yang menyatakan seseorang hamil atau tidak. Hasil pemeriksaan ini akan menunjukkan hasil positif pada 2 minggu pasca konsepsi janin. Pada kasus abortus akan terjadi penurunan atau kadar plasma yang rendah dari β-hCG. Pada abortus, plano pregnancy test umumnya masih positif sampai 7-10 hari pasca abortus namun berangsur-angsur akan menjadi negatif.[1-5]

Pemeriksaan Laboratorium Darah

Jika terjadi perdarahan hebat pada abortus, akan ditemukan penurunan hemoglobin (Hb) dan hematokrit, serta terjadi peningkatan leukosit dengan pergeseran ke kiri (shift to the left) jika terjadi infeksi.

Profil koagulasi dianjurkan diperiksa hanya jika ada perdarahan masif. Pemeriksaan golongan darah dan crossmatch dilakukan jika ada indikasi transfusi darah. Pemeriksaan golongan darah dan rhesus juga diperlukan untuk melihat adanya kemungkinan inkompatibilitas, serta untuk menentukan jika diperlukan pemberian anti-D.

Pemeriksaan beta HCG darah dapat dilakukan untuk mengetahui perkembangan plasenta. Pada abortus, kadar beta HCG bisa lebih rendah atau menurun dibanding sebelumnya dan akan normal dalam 2 minggu setelah abortus. Pemeriksaan ini jarang diperlukan, tetapi dapat dilakukan sebagai pemeriksaan serial untuk menunjang diagnosis jika kelangsungan kehamilan meragukan.[1-5,15,18,20]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Pika Novriani Lubis

Referensi

1. The American College of Obstetricians and Gynecologists. Clinical Management Guideline for Obstetrician and Gynecologist : Early Pregnancy Loss. Practice Bulletin, 2017. 150:1-10
2. Musik T, Grimm J, Juhasz-Böss I, Bäz E. Treatment Options After a Diagnosis of Early Miscarriage: Expectant, Medical, and Surgical. Dtsch Arztebl Int. 2021 Nov 19;118(46):789-794. doi: 10.3238/arztebl.m2021.0346. PMID: 34696822; PMCID: PMC8864670.
3. Cubo AM, Soto ZM, Haro-Pérez A, Hernández Hernández ME, Doyague MJ, Sayagués JM. Medical versus surgical treatment of first trimester spontaneous abortion: A cost-minimization analysis. PLoS One. 2019 Jan 10;14(1):e0210449. doi: 10.1371/journal.pone.0210449. Erratum in: PLoS One. 2019 Mar 29;14(3):e0214707. PMID: 30629715; PMCID: PMC6328124.
4. Sapra KJ, Joseph KS, Galea S, Bates LM, Louis GM, Ananth CV. Signs and Symptoms of Early Pregnancy Loss. Reprod Sci. 2017 Apr;24(4):502-513. doi: 10.1177/1933719116654994. Epub 2016 Sep 27. PMID: 27342274; PMCID: PMC5933199.
5. American College of Obstetricians and Gynecologists' Committee on Practice Bulletins—Gynecology. ACOG Practice Bulletin No. 200: Early Pregnancy Loss. Obstet Gynecol. 2018 Nov;132(5):e197-e207. doi: 10.1097/AOG.0000000000002899. PMID: 30157093.
15. Puschek EE. Early pregnancy loss. Medscape, 2023.
18. Alves C, Rapp A. Spontaneous Abortion. [Updated 2022 Jul 18]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560521/
20. WHO. Abortion Care Guideline. 2022. https://www.who.int/publications/i/item/9789240039483
21. Hendriks E, MacNaughton H, MacKenzie MC. First Trimester Bleeding: Evaluation and Management. Am Fam Physician. 2019 Feb 1;99(3):166-174. PMID: 30702252.
22. Hendriks E, Rosenberg R, Prine L. Ectopic Pregnancy: Diagnosis and Management. Am Fam Physician. 2020 May 15;101(10):599-606. PMID: 32412215.
23. Ghassemzadeh S, Farci F, Kang M. Hydatidiform Mole. [Updated 2023 May 22]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459155/

Epidemiologi Abortus
Penatalaksanaan Abortus

Artikel Terkait

  • Progesteron Oral VS Per Vaginam untuk Tata Laksana Abortus Imminens
    Progesteron Oral VS Per Vaginam untuk Tata Laksana Abortus Imminens
  • Apakah Antibiotik Profilaksis Perlu Diberikan pada Semua Tindakan Kuretase
    Apakah Antibiotik Profilaksis Perlu Diberikan pada Semua Tindakan Kuretase
  • Bagaimana Edukasi Pasien Yang Meminta Aborsi Di Indonesia
    Bagaimana Edukasi Pasien Yang Meminta Aborsi Di Indonesia
  • Efikasi Modalitas Tata Laksana pada Keguguran
    Efikasi Modalitas Tata Laksana pada Keguguran
  • Kuretase Tajam Tidak Lagi Direkomendasikan untuk Evakuasi Intrauterin
    Kuretase Tajam Tidak Lagi Direkomendasikan untuk Evakuasi Intrauterin

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 Maret 2025, 09:30
Diagnosis banding pada perdarahan abortus imminens
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya ada pasien G3P2A0M0 hamil 13 minggu dengan janin tunggal hidup. Pasien sebelumnya pada UK 11-12 minggu mengeluhkan keluar bercak2 darah dari...
Anonymous
Dibalas 27 Februari 2025, 13:38
Penggunaan Microgest pada Ibu Hamil
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya apakah microgest ini bisa diresepkan oleh dokter umum dengan indikasi pasien abortus iminens?
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 18 Februari 2025, 15:00
Kuretase Tajam Tidak Lagi Direkomendasikan untuk Evakuasi Intrauterin - Artikel Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter.Untuk evakuasi intrauterin, gunakan metode aspirasi vakum manual (AVM) dan stop lakukan prosedur kuretase tajam atau D&C. Sejak tahun 2012, WHO...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.