Etiologi Abrupsio Plasenta
Etiologi abrupsio plasenta sampai sekarang belum diketahui secara pasti akan tetapi faktor imunologi, inflamasi, dan vaskular telah ditemukan mengambil peranan penting dalam terjadinya penyakit ini.
Rejeksi Imun
Berbeda dengan kehamilan normal, pada pasien abrupsio plasenta ditemukan adanya rejeksi imun fetus, aktivasi monosit fetus, dan pengeluaran agen inflamasi. Aktivasi sistem imun eksesif ini dapat menunjukkan adanya riwayat eksposur superantigen spesifik sebelumnya, seperti Chlamydia pneumoniae-specific IgG dan IgA.[2,9]
Inflamasi
Beberapa studi sudah menunjukkan adanya peningkatan neutrophil dan makrofag pada pasien abrupsio plasenta. Selain itu, stress oksidatif, produk aktivasi vaskular, dan koagulasi juga telah ditemukan memiliki hubungan dengan terjadinya abrupsio plasenta. Marka inflamasi, seperti interleukin-8, juga ditemukan meningkat pada pasien abrupsio plasenta.[2,10]
Penyakit Vaskular
Gangguan invasi trofoblastik arteri spiral menjadi salah satu hipotesis terjadinya abrupsio plasenta. Remodeling arteri yang tidak sempurna menyebabkan resistensi arteri yang tinggi sehingga menyebabkan ruptur vaskular dari arteri spiralis pada plasenta. Plasenta akan terlepas setelah terjadi hematoma yang cukup luas.[2,11]
Faktor Risiko
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya abrupsio plasenta. Riwayat abrupsio plasenta sebelumnya dan merokok merupakan faktor risiko yang paling penting dan berhubungan dengan terjadinya abrupsio plasenta. Berikut ini merupakan faktor risiko abrupsio plasenta:
- Riwayat abrupsio plasenta sebelumnya
- Merokok
- Cocaine use disorder
- Kehamilan kembar
- Hipertensi dalam kehamilan
- Preeklampsia
- Anomali uterus
- Sinekia uterus
Leiomioma[1,4,12]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri