Prognosis Dismenore
Prognosis dismenore atau dysmenorrhea primer umumnya dapat membaik seiring dengan pertambahan usia. Meski demikian, dismenore dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup signifikan pada pasien.
Prognosis dismenore sekunder akan bergantung pada penyebab organik yang mendasari, seperti endometriosis. Risiko komplikasi lebih tinggi pada pasien dengan dismenore sekunder.[1,3]
Komplikasi
Komplikasi dismenore primer adalah intensitas nyeri yang mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari. Hal ini mencakup hilangnya produktivitas akibat berkurangnya waktu kerja atau sekolah karena harus beristirahat. Secara umum, pada dismenore primer tidak ada komplikasi organik karena kondisi yang dialami tidak terkait dengan patologi atau penyakit lain.
Pada dismenore sekunder, komplikasi tergantung etiologi yang mendasari. Komplikasi yang mungkin terjadi pada dismenore sekunder antara lain infertilitas, prolaps organ panggul, perdarahan berat, dan anemia. Oleh karenanya, perlu digali mengenai tanda bahaya yang terkait dismenore.[1]
Prognosis
Prognosis dismenore primer secara garis besar adalah baik, dalam artian tidak ada risiko komplikasi organik yang membahayakan. Meski demikian, wanita yang mengalami dismenore terkadang harus istirahat dari pekerjaan atau sekolah, sehingga menurunkan produktivitas dan kualitas hidup pasien.
Nyeri akibat dismenore primer juga dapat membatasi aktivitas, termasuk partisipasi dalam olahraga atau acara sosial. Selain itu, pasien dismenore juga dapat mengalami stres emosional. Seringkali wanita sulit mendapatkan akses untuk pengobatan maupun izin dari bekerja karena stigma yang ada.
Pada kasus dismenore persisten, penyebab sekunder harus diselidiki dan prognosisnya akan bergantung pada etiologi, lokasi anatomis, dan tingkat keparahan penyebab organik yang mendasari.[1,3]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli