Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Gangguan Disforik Pramensturasi annisa-meidina 2024-02-05T11:04:52+07:00 2024-02-05T11:04:52+07:00
Gangguan Disforik Pramensturasi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Gangguan Disforik Pramensturasi

Oleh :
dr.Giovanny Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Gangguan disforik pramenstruasi atau premenstrual dysphoric disorder adalah bentuk berat dari premenstrual syndrome, yang ditandai dengan perubahan mood signifikan, iritabilitas, depresi, kecemasan, dan beberapa gejala fisik. Contoh gejala fisik adalah nyeri payudara, nyeri kepala, nyeri otot, bloating, dan kenaikan berat badan.[1-3]

Gangguan disforik pramenstruasi (GDPM) dialami oleh 3–8% wanita usia reproduktif. Gangguan ini dimulai pada awal usia reproduktif, yaitu sekitar 20 tahun, tetapi pasien umumnya tidak mencari pertolongan medis sehingga dapat berlangsung hingga saat menopause. Etiologi dan patofisiologi GDPM diperkirakan berhubungan dengan faktor hormonal dari ovarium, faktor serotonin, dan faktor psikososial.[1-3]

DisforikPramensturasi

Diagnosis GDPM perlu dicurigai pada wanita yang mengalami perubahan mood yang signifikan, iritabilitas berlebihan, depresi, dan kecemasan sekitar 1–2 minggu sebelum menstruasi. Gangguan disforik pramenstruasi merupakan suatu bentuk premenstrual syndrome (PMS) yang parah dan dapat berakibat serius pada fungsi sosial pasien, seperti dalam hubungan keluarga, pertemanan, pendidikan, dan pekerjaan. Gejala fisik seperti gejala PMS juga dapat dilaporkan.[1-3]

Penatalaksanaan GDPM mencakup terapi nonfarmakologis, misalnya latihan aerobik, konsumsi karbohidrat kompleks, latihan relaksasi, maupun cognitive behavioral therapy (CBT). Terapi farmakologis juga dapat diberikan, yaitu berupa obat selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) seperti fluoxetine dan sertraline.[1-4]

Referensi

1. Renata MDS, et al. Asupan Mikronutrien sebagai Faktor Risiko Kejadian Sindrom Pramenstruasi pada Wanita Vegetarian. Jurnal Gizi Indonesia. 2018;6(2):94-101.
2. Carlini SV, et al. Management of Premenstrual Dysphoric Disorder: A Scoping Review. International Journal of Women’s Health. 2022;14:1783-1801.
3. Nappi RE, et al. Premenstrual Syndrome and Premenstrual Dysphoric Disorder as Centrally Based Disorders. Endocrines. 2022;3:127-138.
4. Abriani AA. Hubungan antara Konsumsi Makan, Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS) pada Remaja Putri di SMK Negeri 1 Jember. Jember: Fakultas Kesehatan Masyarakat. 2019.

Patofisiologi Gangguan Disforik ...
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 22 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 21 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.