Patofisiologi Gangguan Disforik Pramensturasi
Patofisiologi dari gangguan disforik pramenstruasi atau premenstrual dysphoric disorder diperkirakan berhubungan dengan faktor hormonal dari ovarium, faktor serotonin, faktor psikososial, dan faktor pembelajaran kognitif serta sosial. Namun, patofisiologi detail yang pasti belum diketahui.[2,3]
Ketidakseimbangan Hormonal dari Ovarium
Menurut hipotesis hormonal, terjadinya gangguan disforik pramenstruasi (GDPM) bisa dipengaruhi oleh ketidakseimbangan kadar hormon estrogen dan progesteron, di mana progesteron cenderung mengalami defisiensi.[2,3]
Aktivitas Serotonin
Hipotesis ini menyatakan bahwa munculnya gejala depresi dan kecemasan disebabkan oleh disregulasi serotoninergik. Hipotesis ini memperkirakan bahwa GDPM tidak terjadi karena ketidakseimbangan hormon ovarium, melainkan terjadi karena fluktuasi hormon ovarium normal yang menyebabkan perubahan proses biokimia di saraf pusat pasien yang berpredisposisi GDPM.[2,3]
Proses Psikososial
Hipotesis ini menyatakan bahwa GDPM merupakan manifestasi sadar dari konflik tidak sadar yang mungkin dialami wanita, misalnya karena femininitas atau kehidupan ibu. Hipotesis ini sulit dibuktikan secara ilmiah.[5]
Pembelajaran Kognitif dan Sosial
Hipotesis ini menyatakan bahwa ada aversion psikologis terhadap menstruasi pada wanita-wanita yang mengalami GDPM. Selain itu, ada mekanisme coping maladaptif seperti labilitas mood, makan berlebih, atau absen dari sekolah maupun tempat kerja yang berkembang untuk mengurangi stres tentang gejala pramenstruasi.[5]