Prognosis Gangguan Disforik Pramensturasi
Prognosis untuk gangguan disforik pramenstruasi atau premenstrual dysphoric disorder umumnya baik karena gejala membaik dengan cepat setelah terapi. Akan tetapi, risiko rekurensi gejala cukup tinggi setelah penghentian terapi. Komplikasi gangguan disforik pramenstruasi dapat berupa gangguan yang signifikan pada hubungan interpersonal, sekolah, atau pekerjaan.[3,15,19]
Komplikasi
Komplikasi gangguan disforik pramenstruasi (GDPM) dapat berupa depresi berat dan dalam kasus yang parah dapat menimbulkan bunuh diri. Hal ini terjadi karena GDPM dapat menyebabkan gangguan serius pada hubungan interpersonal, pendidikan, dan pekerjaan pasien.[3,16]
Prognosis
Gejala GDPM umumnya membaik dengan cepat setelah terapi. Akan tetapi, gejala juga berisiko mengalami rekurensi setelah terapi dihentikan. Gejala umumnya tidak kembali jika pasien telah menjalani oophorectomy.[19]