Diagnosis Gangguan Disforik Pramensturasi
Diagnosis gangguan disforik pramenstruasi atau premenstrual dysphoric disorder bisa dicurigai pada wanita yang mengalami iritabilitas, perubahan mood signifikan, depresi, atau kecemasan 1–2 minggu sebelum menstruasi. Pasien juga mungkin mengalami gejala fisik premenstrual syndrome atau PMS pada umumnya, misalnya nyeri kepala, nyeri payudara, nyeri otot, dan bloating.[3,15]
Seorang wanita dengan gejala gangguan disforik pramenstruasi (GDPM) akan diminta untuk membuat catatan harian tentang gejala emosional, fisik, dan fungsional yang kemudian digunakan untuk konfirmasi diagnosis. Diagnosis GDPM bisa ditegakkan bila pasien mencatat ada gejala selama minimal 2 siklus menstruasi berturut-turut.[3,15]
Anamnesis
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), terdapat lima kriteria untuk mendiagnosis GDPM, yaitu kriteria A, B, C, D, dan E.[19]
Kriteria A
Dalam mayoritas siklus menstruasi, pasien mengalami minimal 5 dari 11 gejala berikut (dan minimal 1 dari 4 gejala pertama) di minggu terakhir sebelum menstruasi, yang lalu membaik beberapa hari setelah onset menstruasi, dan menghilang seminggu setelah menstruasi:
Mood depresi yang jelas
- Kecemasan yang jelas
- Labilitas afektif atau mood swings yang jelas
- Amarah atau iritabilitas atau konflik interpersonal yang jelas dan persisten
- Penurunan minat untuk aktivitas harian
- Sulit berkonsentrasi
- Rasa lelah atau kurang energi
- Perubahan nafsu makan, makan berlebihan
- Insomnia atau hipersomnia
- Rasa tidak memiliki kontrol atau overwhelmed
- Gejala fisik seperti nyeri payudara, sakit kepala, nyeri otot atau sendi, kenaikan berat badan, dan sensasi bloating[19]
Kriteria B
Gejala-gejala yang dialami berhubungan dengan terjadinya gangguan signifikan pada hubungan interpersonal, aktivitas sosial, sekolah, atau pekerjaan.[19]
Kriteria C
Gejala-gejala yang dialami harus jelas berhubungan dengan siklus menstruasi dan tidak hanya merupakan eksaserbasi gejala penyakit lain, misalnya eksaserbasi gejala dari gangguan depresi mayor, gangguan panik, atau gangguan kepribadian.[19]
Kriteria D
Kriteria A harus dikonfirmasi dengan catatan harian yang dibuat secara prospektif pada minimal dua siklus menstruasi berturut-turut.[19]
Kriteria E
Gejala-gejala yang dialami tidak disebabkan oleh penggunaan zat aktif tertentu seperti penyalahgunaan obat atau penggunaan terapi medikamentosa tertentu. Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain, misalnya hipertiroid atau hipotiroid.[19]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik bukan menjadi kriteria dalam penegakkan diagnosis GDPM karena pasien umumnya tidak menunjukkan manifestasi fisik yang bermakna. Beberapa pasien mungkin mengalami nyeri tekan payudara atau retensi cairan ringan di kaki.[3,15]
Pemeriksaan status mental mungkin menunjukkan abnormalitas di fase luteal, misalnya penurunan konsentrasi, gangguan kontrol impuls, perubahan afek, dan perubahan rate atau flow bicara menjadi lebih pelan jika depresi. Orientasi, memori, dan persepsi tidak terganggu.[19]
Diagnosis Banding
Gangguan dismorfik pramenstruasi mungkin menunjukkan gejala depresi atau cemas sehingga sulit dibedakan dengan gangguan depresi mayor dan gangguan kecemasan. Selain itu, ada beberapa kondisi medis seperti penyakit tiroid yang dapat memicu gejala mirip GDPM.[6,16,17]
Gangguan Depresi Mayor
Gangguan depresi mayor dan GDPM dengan gejala depresi bisa tampak serupa, di mana pasien bisa mengalami perubahan mood, penurunan energi, gangguan tidur, sulit konsentrasi, dan bahkan ada keinginan untuk bunuh diri. Kedua kondisi ini juga dapat terjadi bersama. Namun, kriteria diagnosis berbeda karena GDPM berhubungan erat dengan masa pramenstruasi dan membaik 1 minggu setelah menstruasi.[6,16,17]
Gangguan Kecemasan Menyeluruh
Gangguan kecemasan menyeluruh juga bisa terjadi bersama dengan GDPM, di mana pasien merasa tidak tenang, merasa takut, dan mengalami palpitasi. Namun, gejala pada GDPM berhubungan erat dengan masa pramenstruasi dan membaik 1 minggu setelah menstruasi.[6,7,16]
Penyakit Tiroid
Pada kondisi hipertiroid, pasien mungkin mengalami gangguan tidur, perubahan nafsu makan, dan palpitasi. Sementara itu, pada kondisi hipotiroid, pasien dapat mengalami depresi, kulit kering, konstipasi, dan kenaikan berat badan. Pada pasien yang dicurigai mengalami GDPM, beberapa literatur menyarankan pemeriksaan hormon tiroid untuk menyingkirkan kemungkinan gangguan tiroid.[6,17]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium atau penunjang lain umumnya tidak diperlukan dalam proses diagnosis GDPM. Namun, beberapa pemeriksaan mungkin bermanfaat untuk eksklusi penyebab organik, misalnya penyakit tiroid atau anemia. Bila perlu, pemeriksaan fungsi tiroid dan pemeriksaan darah lengkap dapat dilakukan.[6,17]