Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Gangguan Disforik Pramensturasi annisa-meidina 2024-02-05T11:09:02+07:00 2024-02-05T11:09:02+07:00
Gangguan Disforik Pramensturasi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Gangguan Disforik Pramensturasi

Oleh :
dr.Giovanny Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Diagnosis gangguan disforik pramenstruasi atau premenstrual dysphoric disorder bisa dicurigai pada wanita yang mengalami iritabilitas, perubahan mood signifikan, depresi, atau kecemasan 1–2 minggu sebelum menstruasi. Pasien juga mungkin mengalami gejala fisik premenstrual syndrome atau PMS pada umumnya, misalnya nyeri kepala, nyeri payudara, nyeri otot, dan bloating.[3,15]

Seorang wanita dengan gejala gangguan disforik pramenstruasi (GDPM) akan diminta untuk membuat catatan harian tentang gejala emosional, fisik, dan fungsional yang kemudian digunakan untuk konfirmasi diagnosis. Diagnosis GDPM bisa ditegakkan bila pasien mencatat ada gejala selama minimal 2 siklus menstruasi berturut-turut.[3,15]

Anamnesis

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), terdapat lima kriteria untuk mendiagnosis GDPM, yaitu kriteria A, B, C, D, dan E.[19]

Kriteria A

Dalam mayoritas siklus menstruasi, pasien mengalami minimal 5 dari 11 gejala berikut (dan minimal 1 dari 4 gejala pertama) di minggu terakhir sebelum menstruasi, yang lalu membaik beberapa hari setelah onset menstruasi, dan menghilang seminggu setelah menstruasi:

  1. Mood depresi yang jelas

  2. Kecemasan yang jelas
  3. Labilitas afektif atau mood swings yang jelas
  4. Amarah atau iritabilitas atau konflik interpersonal yang jelas dan persisten
  5. Penurunan minat untuk aktivitas harian
  6. Sulit berkonsentrasi
  7. Rasa lelah atau kurang energi
  8. Perubahan nafsu makan, makan berlebihan
  9. Insomnia atau hipersomnia
  10. Rasa tidak memiliki kontrol atau overwhelmed

  11. Gejala fisik seperti nyeri payudara, sakit kepala, nyeri otot atau sendi, kenaikan berat badan, dan sensasi bloating[19]

Kriteria B

Gejala-gejala yang dialami berhubungan dengan terjadinya gangguan signifikan pada hubungan interpersonal, aktivitas sosial, sekolah, atau pekerjaan.[19]

Kriteria C

Gejala-gejala yang dialami harus jelas berhubungan dengan siklus menstruasi dan tidak hanya merupakan eksaserbasi gejala penyakit lain, misalnya eksaserbasi gejala dari gangguan depresi mayor, gangguan panik, atau gangguan kepribadian.[19]

Kriteria D

Kriteria A harus dikonfirmasi dengan catatan harian yang dibuat secara prospektif pada minimal dua siklus menstruasi berturut-turut.[19]

Kriteria E

Gejala-gejala yang dialami tidak disebabkan oleh penggunaan zat aktif tertentu seperti penyalahgunaan obat atau penggunaan terapi medikamentosa tertentu. Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis lain, misalnya hipertiroid atau hipotiroid.[19]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik bukan menjadi kriteria dalam penegakkan diagnosis GDPM karena pasien umumnya tidak menunjukkan manifestasi fisik yang bermakna. Beberapa pasien mungkin mengalami nyeri tekan payudara atau retensi cairan ringan di kaki.[3,15]

Pemeriksaan status mental mungkin menunjukkan abnormalitas di fase luteal, misalnya penurunan konsentrasi, gangguan kontrol impuls, perubahan afek, dan perubahan rate atau flow bicara menjadi lebih pelan jika depresi. Orientasi, memori, dan persepsi tidak terganggu.[19]

Diagnosis Banding

Gangguan dismorfik pramenstruasi mungkin menunjukkan gejala depresi atau cemas sehingga sulit dibedakan dengan gangguan depresi mayor dan gangguan kecemasan. Selain itu, ada beberapa kondisi medis seperti penyakit tiroid yang dapat memicu gejala mirip GDPM.[6,16,17]

Gangguan Depresi Mayor

Gangguan depresi mayor dan GDPM dengan gejala depresi bisa tampak serupa, di mana pasien bisa mengalami perubahan mood, penurunan energi, gangguan tidur, sulit konsentrasi, dan bahkan ada keinginan untuk bunuh diri. Kedua kondisi ini juga dapat terjadi bersama. Namun, kriteria diagnosis berbeda karena GDPM berhubungan erat dengan masa pramenstruasi dan membaik 1 minggu setelah menstruasi.[6,16,17]

Gangguan Kecemasan Menyeluruh

Gangguan kecemasan menyeluruh juga bisa terjadi bersama dengan GDPM, di mana pasien merasa tidak tenang, merasa takut, dan mengalami palpitasi. Namun, gejala pada GDPM berhubungan erat dengan masa pramenstruasi dan membaik 1 minggu setelah menstruasi.[6,7,16]

Penyakit Tiroid

Pada kondisi hipertiroid, pasien mungkin mengalami gangguan tidur, perubahan nafsu makan, dan palpitasi. Sementara itu, pada kondisi hipotiroid, pasien dapat mengalami depresi, kulit kering, konstipasi, dan kenaikan berat badan. Pada pasien yang dicurigai mengalami GDPM, beberapa literatur menyarankan pemeriksaan hormon tiroid untuk menyingkirkan kemungkinan gangguan tiroid.[6,17]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium atau penunjang lain umumnya tidak diperlukan dalam proses diagnosis GDPM. Namun, beberapa pemeriksaan mungkin bermanfaat untuk eksklusi penyebab organik, misalnya penyakit tiroid atau anemia. Bila perlu, pemeriksaan fungsi tiroid dan pemeriksaan darah lengkap dapat dilakukan.[6,17]

Referensi

3. Nappi RE, et al. Premenstrual Syndrome and Premenstrual Dysphoric Disorder as Centrally Based Disorders. Endocrines. 2022;3:127-138.
6. Mishra S, et al. Premenstrual Dysphoric Disorder. StatPearls Publishing. 2023.
7. Yulianingsih R, et al. Stres Kerja Perawat Meningkatkan Gejala Sindrom Pramenstruasi di Rumah Sakit X Bekasi. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia. 2020;4(1):7-16.
15. Chan K, et al. Exploring Diagnosis and Treatment of Premenstrual Dysphoric Disorder in the U.S. Healthcare System: A Qualitative Investigation. BMC Women’s Health. 2023;23:272.
16. Matosic A, et al. Depression and Suicide in Regards to Sex. Archives of Psychiatry Research. 2023;59:87-94.
17. McNulty S. Considering Premenstrual Dysphoric Disorder as A Differential Diagnosis in the Psychiatric Population An Educational Intervention Project. Doctor of Nursing Practice (DNP). Amherst: University of Massachusetts. 2020.
19. Htay TT. Premenstrual Dysphoric Disorder. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/293257-clinical

Epidemiologi Gangguan Disforik P...
Penatalaksanaan Gangguan Disfori...
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.