Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Partus Lama general_alomedika 2022-11-07T09:04:18+07:00 2022-11-07T09:04:18+07:00
Partus Lama
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Partus Lama

Oleh :
dr.Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Diagnosis partus lama dapat ditegakkan bila memenuhi kriteria definisinya. Sampai saat ini, belum ada konsensus mengenai definisi diagnosis partus lama. Menurut WHO, partus lama adalah adanya kontraksi uterus ritmik dan reguler yang disertai pembukaan serviks, berlangsung > 24 jam.

American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) mendefinisikan sebagai kala 1 fase laten > 20 jam pada nulipara dan > 14 jam pada multipara, dengan batasan pembukaan serviks < 6 cm sebagai acuan fase laten.[1,2]

Anamnesis

Pada anamnesis, keluhan utama yang didapatkan biasanya adalah tidak adanya kemajuan persalinan. Adanya tanda-tanda bahaya lain juga perlu ditanyakan, seperti ada-tidaknya pergerakan janin, adanya perdarahan, atau ketuban pecah.

Selain menanyakan keluhan utama, data lain terkait persiapan persalinan juga perlu ditanyakan, seperti :

  • Jumlah kehamilan dan persalinan sebelumnya
  • Adanya riwayat abortus

  • Adanya komorbiditas yang berpotensi membahayakan kehamilan seperti hipertensi, diabetes, asthma

  • Adanya riwayat sectio caesarea sebelumnya[12]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik memegang peranan penting dalam menilai kemajuan persalinan. Hal-hal yang perlu dinilai adalah:

  • Pemantauan perkembangan dilatasi serviks, serta kondisi portio apakah masih tebal atau sudah menipis
  • Turunnya kepala janin (Hodge 1-4)
  • Keadaan ketuban, apakah sudah pecah atau belum. Jika sudah pecah, amati warna ketuban tersebut
  • Denyut jantung janin
  • Frekuensi kontraksi dalam 10 menit dan durasi per kontraksi, serta ada-tidaknya penambahan seiring waktu[13]

Selain menilai kemajuan persalinan, tanda vital ibu, adanya malposisi atau malpresentasi, serta massa pelvis yang dapat menutupi jalan lahir juga perlu diperiksa.[12]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding partus lama adalah false labour dan obstructed labour.

False Labour

Pada masa kehamilan lanjut dan persalinan semakin dekat, ibu hamil dapat merasakan kontraksi uterus irregular yang tidak bertambah intensitasnya, hal ini disebut juga kontraksi Braxton-Hicks.[12]

Obstructed Labour

Obstructed labour didefinisikan sebagai kondisi persalinan dimana kontraksi uterus adekuat, tetapi janin tidak bisa turun ke jalan lahir karena adanya hambatan yang mencegah penurunan kepala janin. Hambatan umumnya terjadi karena malposisi janin, dan bisa juga karena adanya tumor pelvis.[1]

Pemeriksaan Penunjang

Secara umum, pemeriksaan penunjang pada proses persalinan tidak dibutuhkan. Penunjang yang paling sering digunakan adalah partograf, yaitu diagram yang berisi kondisi ibu dan janin yang dapat digunakan untuk memonitor kemajuan persalinan. Penunjang lain yang dapat dilakukan adalah cardiotocography.

Partograf

Partograf merupakan alat diagnostik yang dikeluarkan oleh WHO untuk membantu memantau kemajuan persalinan, terutama pada fasilitas kesehatan yang terbatas. Pada partograf, terdapat beberapa bagian yang perlu diisi terkait kondisi ibu dan janin, seperti :

  • Identitas ibu
  • Jumlah kehamilan, persalinan, dan aborsi
  • Dilatasi serviks
  • Penurunan kepala
  • Kondisi ketuban
  • Tanda vital ibu
  • Penggunaan obat-obatan
  • Kondisi urin ibu

Partograf mulai digunakan saat ibu memasuki fase aktif sehingga tidak dapat digunakan untuk menilai partus lama pada fase laten. Jika kondisi persalinan tidak mengalami kemajuan dan memotong garis “bertindak”, maka intervensi harus segera dilakukan bergantung dari penyebab yang ditemukan.[13]

Pemeriksaan Cardiotocography (CTG)

Pemeriksaan CTG dapat digunakan untuk menilai kondisi denyut jantung janin secara kontinyu dalam periode waktu tertentu serta menilai kekuatan kontraksi secara eksternal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan setiap jam saat intrapartum. Hasil CTG yang abnormal seperti adanya akselerasi atau deselerasi dapat membantu dokter mengambil keputusan tindakan apa yang terbaik dilakukan.[15]

Pengukuran Tekanan Intrauterin dengan Kateter

Penggunaan kateter intrauterin untuk diagnosis maupun tatalaksana tidak rutin dilakukan. Kondisi ini dapat dilakukan jika terdapat faktor yang menyulitkan untuk mengevaluasi kontraksi, seperti obesitas. Selain itu, penunjang ini dapat dilakukan jika respon terhadap oxytocin minimal. Akan tetapi, jika terdapat perdarahan uterus, infeksi, dan plasenta letak rendah, prosedur ini tidak dapat dilakukan.[14]

Kriteria Diagnosis

Diagnosis partus lama dapat ditegakkan dengan menggunakan berbagai kriteria, baik dari WHO, ACOG, maupun National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE). Berikut adalah penegakkan diagnosis partus lama:

Tabel 2. Kriteria Diagnosis Partus Lama

Kriteria Diagnosis Partus Lama
WHO

Kontraksi ritmik dan reguler yang disertai dengan pembukaan serviks, berlangsung lebih dari 24 jam.

- Fase laten: kontraksi reguler dan pembukaan serviks sampai 4 cm lebih dari 8 jam

- Fase aktif: kontraksi reguler dan pembukaan serviks si atas 4 cm lebih dari 12 jam

ACOG Fase laten > 20 jam pada wanita nulipara dan > 14 jam pada wanita multipara. (Fase laten pada ACOG mengacu sampai pembukaan serviks 6 cm).
NICE

Partus lama pada fase aktif :

- Penambahan bukaan serviks < 2 cm dalam 4 jam pada wanita multipara

- Penambahan bukaan serviks < 2 cm dalam 4 jam atau perlambatan kemajuan persalinan pada wanita multipara

- Perlambatan penurunan dan rotasi kepala janin

- Penurunan kekuatan, durasi, dan frekuensi kontraksi

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. World health organization. Managing prolonged and obstructed labour: education material for teachers of midwifery. 2nd ed. 2008
2. American College of Obstetricians and Gynecologist. Obstetric care consensus: safe prevention of the primary cesarean delivery. 2014. https://www.acog.org/Clinical-Guidance-and-Publications/Obstetric-Care-Consensus-Series/Safe-Prevention-of-the-Primary-Cesarean-Delivery?IsMobileSet=false
12. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams obstetric. 24th ed. McGrawHill:2014
13. World Health Organization. Pregnancy, childbirth, postpartum, and newborn case: a guide for essential practice. 2015. https://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/imca-essential-practice-guide/en/
14. Covenant health. Intrauterine pressure catheter guidelines. 2011. http://extcontent.covenanthealth.ca/Policies/Intrauterine_Pressure_Catheter_Guidelines_draft.pdf
15. German Society of Gynecology and Obstetrics (DGGG); Maternal Fetal Medicine Study Group (AGMFM); German Society of Prenatal Medicine and Obstetrics (DGPGM); German Society of Perinatal Medicine (DGPM). S1-Guideline on the Use of CTG During Pregnancy and Labor: Long version - AWMF Registry No. 015/036. Geburtshilfe Frauenheilkd. 2014 Aug;74(8):721-732.

Epidemiologi Partus Lama
Penatalaksanaan Partus Lama

Artikel Terkait

  • Induksi Persalinan pada Kehamilan Postterm Sebaiknya Dilakukan sebelum Usia Gestasi 42 Minggu
    Induksi Persalinan pada Kehamilan Postterm Sebaiknya Dilakukan sebelum Usia Gestasi 42 Minggu
  • Menilai Risiko Partus Macet Karena Cephalopelvic Disproportion dengan Kamera 3 Dimensi – Telaah Jurnal Alomedika
    Menilai Risiko Partus Macet Karena Cephalopelvic Disproportion dengan Kamera 3 Dimensi – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 07 Desember 2020, 09:16
PTM dan partus macet
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Cipta, SpOG. Izin bertanya dok, bagaimana membedakan partus tak maju dengan partus macet? Apakah kedua kondisi ini bisa sebagai indikasi dilakukannya...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.