Prognosis Partus Lama
Prognosis partus lama sampai sejauh ini belum banyak ditemukan datanya. Penelitian menunjukkan adanya risiko partus lama berulang pada kehamilan berikutnya. Komplikasi partus lama dapat terjadi pada ibu dan janin, yang paling ditakutkan adalah kematian.
Komplikasi
Komplikasi partus lama dapat terjadi pada ibu, maupun janin.
Komplikasi Ibu
Pasien yang mengalami perlambatan kemajuan pada fase laten berpotensi untuk mengalami tindakan persalinan yang lebih invasif. Persalinan pervaginam dengan bantuan instrumen lebih banyak ditemukan pada kehamilan multipara. Sectio caesarea yang dilakukan segera juga lebih banyak ditemukan pada partus lama, baik pada kehamilan nulipara (OR yang telah disesuaikan 3,21) atau kehamilan multipara (OR yang telah disesuaikan 3,93).[6]
Partus lama juga dilaporkan dapat menyebabkan korioamnionitis dan trauma obstetrik.[1]
Komplikasi Janin
Komplikasi pada neonatus juga ditemukan pada kasus partus lama, seperti nilai APGAR kurang dari 7 pada 5 menit pertama, adanya mekonium pada ketuban, dan admisi ke ruang rawat intensif neonatus.[7]
Prognosis
Pasien yang mengalami partus lama berisiko untuk kembali mengalami perlambatan kemajuan persalinan pada persalinan berikutnya. Hal ini akan semakin meningkat jika pada persalinan pertama dilakukan persalinan pervaginam menggunakan instrumen atau sectio caesarea.
Faktor eksternal lain yang juga dapat meningkatkan terjadinya partus lama berulang adalah jarak kehamilan ≥ 7 tahun, usia saat bersalin ≥ 35 tahun, indeks massa tubuh ≥ 35 kg/m2, dan tinggi badan ibu antara 130–154 cm.[23]
Partus lama meningkatkan risiko kematian ibu dan janin. Di Indonesia, partus lama dilaporkan sebagai penyebab 1-1,8% kematian ibu pada tahun 2010-2013.[11]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja