Penatalaksanaan Partus Lama
Prinsip penatalaksanaan partus lama adalah mempercepat proses persalinan, baik itu menggunakan medikamentosa maupun pembedahan.
Tata Laksana Suportif
Semua ibu hamil yang akan menjalani persalinan perlu diberi dukungan baik dari keluarga maupun tenaga kesehatan. Status hidrasi ibu tetap perlu dijaga dan jika memungkinkan ibu dapat makan dalam porsi kecil untuk membantu mempersiapkan tenaga saat persalinan.[4]
Tata Laksana Medikamentosa
Tata laksana medikamentosa yang paling sering digunakan adalah oxytocin yang berfungsi untuk menambah kekuatan kontraksi (augmentasi). Tata laksana medikamentosa lain yang dapat digunakan adalah misoprostol dan meperidin.
Augmentasi Persalinan dengan Oxytocin
Augmentasi dengan oxytocin diindikasikan pada kondisi partus lama dengan frekuensi kontraksi < 3 kali dalam 10 menit, atau intensitas kontraksi < 25 mmHg di atas garis dasar tokometer eksternal (Cardiotocography/CTG), atau tekanan < 200 Montevideo dalam 10 menit dengan menggunakan kateter pengukur tekanan intrauterin.[3,4,5]
Sebelum memberikan oxytocin, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu kondisi pelvis, kondisi janin, dan kondisi serviks. Pastikan bahwa tidak ada penyebab lain partus lama selain kurangnya kekuatan kontraksi.[3]
Dosis oxytocin yang diberikan berbeda-beda untuk setiap orang karena respon dari masing-masing individu tidak dapat diprediksi. Dosis dipertahankan jika telah terjadi kontraksi sebanyak 3 – 5 kali dalam 10 menit, atau kekuatan kontraksi telah lebih dari 200 Montevideo dalam 10 menit.[3,4]
Dosis diturunkan atau dihentikan jika ditemukan kondisi takisistol uterus yang ditandai dengan frekuensi kontraksi lebih dari 5 kali dalam 10 menit, durasi satu kontraksi lebih dari 2 menit, dan jarak antar kontraksi kurang dari 1 menit.[2,3]
Tabel 3. Dosis Oxytocin
Kelompok Dosis | Dosis Awal | Peningkatan | Dosis Maksimal |
Dosis rendah | 0,5 – 1 miliunit/menit | 1 miliunit setiap 30 – 40 menit | 20 miliunit/menit |
1 – 2 miliunit/menit | 2 miliunit setiap 15 menit | 40 miliunit/menit | |
Dosis tinggi | 4,5 miliunit/menit | 4,5 miliunit setiap 15 – 30 menit | 40 miliunit.menit |
6 miliunit/menit | 6 miliunit/menit setiap 15 menit | 40 miliunit/menit | |
7 miliunit/menit | 7 miliunit setiap 15 menit | 40 miliunit/menit |
Penelitian telah membuktikan efektivitas dari oxytocin. Telaah sistematis dari Cochrane menyimpulkan bahwa pemberian oxytocin dosis tinggi pada wanita hamil yang mengalami partus lama berhubungan dengan penurunan angka sectio caesarea, peningkatan kelahiran pervaginam secara spontan, dan durasi persalinan yang lebih singkat dibandingkan dengan oxytocin dosis rendah.[16]
Akan tetapi, pemberian oxytocin yang terlalu dini terbukti berhubungan dengan peningkatan hiperstimulasi rahim dengan perubahan denyut jantung janin sehingga memerlukan intervensi.[17]
Augmentasi Persalinan dengan Misoprostol
Pemberian misoprostol secara oral dapat dipertimbangkan untuk menggantikan pemberian oxytocin intravena. Penelitian membuktikan bahwa keduanya memiliki keluaran angka persalinan yang serupa dalam waktu 12 jam pasca pemberian. Selain itu, tidak ditemukan perbedaan antara angka sectio caesarea, skor APGAR, dan admisi neonatus ke ruang rawat intensif. Dosis misoprostol yang diberikan adalah 75 mcg secara oral dan dapat diberikan 2 dosis dengan jarak 4 jam.[18,19]
Augmentasi Persalinan dengan Meperidin
Saat ini, pemberian meperidin dosis tunggal sebanyak 50 mg dalam 10 ml cairan salin normal sudah tidak direkomendasikan lagi karena hasil uji klinis acak pada 240 wanita hamil nulipara menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan durasi persalinan, namun terdapat peningkatan risiko mengantuk pada ibu.[20]
Pada uji klinis acak yang lain pada 407 wanita hamil, ditemukan bahwa penggunaan meperidin berhubungan dengan nilai APGAR yang lebih rendah, asidosis arteri umbilikal yang lebih tinggi, dan admisi bayi baru lahir ke ruang rawat intensif yang lebih tinggi.[21]
Pembedahan
Tindakan pembedahan yang dapat dilakukan adalah tindakan amniotomi dan sectio caesarea.
Amniotomi
Pada pasien dengan ketuban yang masih utuh, tindakan amniotomi dapat dilakukan. Pasien perlu diedukasi bahwa setelah tindakan amniotomi, diharapkan durasi persalinan dapat berkurang 1 jam dan kekuatan kontraksi akan meningkat sehingga nyeri atau mulas akan lebih terasa. [5] Tindakan amniotomi bersamaan dengan pemberian oxytocin tidak menurunkan angka sectio caesarea, namun pada 1 uji ditemukan bahwa hal tersebut dapat menurunkan durasi persalinan kala 1.[22]
Sectio caesarea
Partus lama yang belum mendapatkan terapi apapun dan tidak ditemukan kegawatan, bukan merupakan indikasi sectio caesarea. Sectio caesarea dapat dipertimbangkan jika pada fase aktif kala 1 ditemukan pembukaan serviks lebih dari 6 cm dengan ketuban pecah dan tidak mengalami kemajuan persalinan setelah 4 jam dengan kontraksi rahim yang adekuat atau telah diberikan oxytocin selama 6 jam namun tidak ditemukan perubahan pembukaan serviks.[3]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja