Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Perdarahan Uterus Abnormal yogi 2023-02-27T15:31:42+07:00 2023-02-27T15:31:42+07:00
Perdarahan Uterus Abnormal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Perdarahan Uterus Abnormal

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan prevalensi perdarahan uterus abnormal meningkat pada wanita tidak hamil (nonpregnant) usia remaja dan wanita usia di atas 40 tahun. Perdarahan menstruasi yang banyak (heavy menstrual bleeding) merupakan presentasi klinis perdarahan uterus abnormal yang paling banyak ditemukan.[3,4,14]

Global

Perdarahan uterus abnormal sering ditemukan di praktik, dengan kisaran 5-10% kasus di klinik rawat jalan. Karena kebanyakan kasus berkaitan dengan siklus menstruasi anovulasi, populasi remaja dan wanita perimenopause merupakan populasi rentan. Sekitar 20% individu yang terkena adalah remaja dan 50% berusia 40-50 tahun. Dalam sebuah penelitian terhadap 400 wanita perimenopause, jenis pola perdarahan yang paling umum adalah menoragia (67,5%), dan patologi yang paling umum adalah hiperplasia endometrium sederhana tanpa atipia (31%).[3]

Menurut sebuah studi potong lintang di Rumah Sakit Beijing Shijitan yang melibatkan 1.053 wanita usia 15-55 tahun dengan perdarahan uterus abnormal kronis, disfungsi ovulasi merupakan penyebab terbanyak (57,7%). Penyebab lain yang dilaporkan dalam studi ini adalah polip pada 171 subjek (16,2%), leiomyoma 130 subjek (12%), adenomiosis 52 subjek (4,94%), etiologi endometrial 28 subjek (2%), iatrogenik 23 subjek (2%), malignansi 20 subjek (1,9%), koagulopati 10 subjek (1%), serta etiologi yang tidak dapat diklasifikasikan 10 subjek (0,9%).[16]

Indonesia

Data epidemiologi perdarahan uterus abnormal di Indonesia masih terbatas. Sebuah penelitian deskriptif retrospektif di sebuah Rumah Sakit Umum di Bali melaporkan frekuensi kasus perdarahan uterus abnormal sebanyak 68 kasus (15,8%) dari 437 kasus ginekologi. Perdarahan uterus abnormal dengan etiologi kelainan struktural dilaporkan pada 45 orang (66,2%) dengan kasus terbanyak adalah leiomyoma 26 orang (38,2%). Sementara itu, perdarahan uterus abnormal bukan karena kelainan struktural dilaporkan pada 23 orang (33.8%) dengan kasus terbanyak disfungsi ovulasi pada 18 orang (26,4%).

Pada penelitian tersebut, kejadian perdarahan uterus abnormal paling banyak pada kelompok usia ≥41 tahun sebanyak 25 orang (36,8%). Kejadian perdarahan uterus abnormal paling banyak ditemukan pada kelompok indeks massa tubuh (IMT) normal (18,5- 24,9) yaitu 53 orang (77,8%).[17]

Mortalitas

Perdarahan uterus abnormal yang berulang bisa menyebabkan anemia defisiensi besi. Apabila perdarahan sangat banyak, mungkin diperlukan terapi cairan atau transfusi. Selain itu, pasien dengan perdarahan abnormal sering terpapar dengan intervensi medis yang tidak perlu, misalnya kuretase berulang, terapi ablasi, ataupun histerektomi.[3]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani

Referensi

3. Behera M A. Abnormal (Dysfunctional) Uterine Bleeding. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/257007-overview
4. Marie K J, Cyrille N N C, et al. Epidemiological Profile of Abnormal Uterine Bleeding at the Gyneco-Obstetric and Pediatric Hospital of Yaounde. Open Journal of Obstetrics and Gynecology. 2020;10:237-242. DOI : https://doi.org/10.4236/ojog.2020.1020020
14. Davis E, Sparzak PB. Abnormal Uterine Bleeding. [Updated 2021 Jul 14]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532913/
15. Wouk N, Helton M. Abnormal Uterine Bleeding in Premenopausal Women. Am Fam Physician. 2019;99(7):435-443
16. Sun Y, Wang Y, Mao L, et al. Prevalence of abnormal uterine bleeding according to new International Federation of Gynecology and Obstetrics classification in Chinese women of reproductive age. Medicine. 2018;7:31(e11457) DOI: http://dx.doi.org/10.1097/MD.0000000000011457

Etiologi Perdarahan Uterus Abnormal
Diagnosis Perdarahan Uterus Abno...

Artikel Terkait

  • Red Flag Perdarahan Pascamenopause
    Red Flag Perdarahan Pascamenopause
  • Red Flag Perdarahan Intermenstrual
    Red Flag Perdarahan Intermenstrual
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Maret 2024, 16:16
E-resep untuk pasien AUB dan mens tidak teratur
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, izin konsultasi mengenai pasien2 AUB baik dengan/tanpa riw KB yg mana misal mens nya terus menerus apakah boleh diresepkan as.tranexamat sambil...
Anonymous
Dibalas 10 Januari 2024, 08:27
Rasionalisasi pemberian asam tranexamat per oral dan terapi hormonal per oral pada pasien AUB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Dok mohon izin berdiskusi.Saya beberapa kali mendapat pasien menstruasi lama (ada yg sampe 2 bulan), tidak nyeri, dan tidak teratur...
Anonymous
Dibalas 14 November 2022, 10:14
Warning sign AUB pada pengguna KB Hormonal
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, izin diskusi. Bila pasien menggunakan KB hormonal dengan menstruasi lebih dari 3 minggu, perdarahan tidak terlalu banyak sehari 1x ganti pembalut,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.