Etiologi Perdarahan Uterus Abnormal
Etiologi perdarahan uterus abnormal dapat diklasifikasikan menggunakan akronim PALM-COEIN. Kategori PALM mendefinisikan penyebab struktural dari perdarahan abnormal, yang dapat diidentifikasi secara visual dengan teknik pencitraan maupun pemeriksaan histopatologi. Kategori COEIN memisahkan penyebab non-struktural yang terkait dengan entitas yang tidak ditentukan oleh pencitraan maupun pemeriksaan histopatologi. Perdarahan uterus abnormal terjadi pada populasi wanita tidak hamil (nonpregnant).[1,5,9]
Polip - P
Polip endometrium merupakan proliferasi epitel yang berasal dari stroma dan kelenjar endometrium. Mayoritas polip tidak menunjukkan gejala. Prevalensi polip endometrium yang dilaporkan sangat bervariasi tergantung pada definisi polip dan metode diagnostik yang digunakan.[1,5,9]
Adenomiosis - A
Adenomiosis didefinisikan sebagai adanya kelenjar dan stroma endometrium ektopik pada miometrium. Adenomiosis memiliki variasi yang luas dalam kriteria diagnostik baik dengan modalitas pencitraan maupun dengan pemeriksaan histologi. Konfirmasi histologis adenomiosis diperkirakan berkisar antara 5-70% pada pasien yang menjalani histerektomi.[1,5,9]
Leiomyoma - L
Leiomyoma dikenal juga dengan fibroid rahim merupakan tumor jinak yang paling umum pada wanita usia reproduksi dan dapat ditemukan pada hampir 80% dari semua wanita sebelum usia menopause. Bagaimana leiomyoma menyebabkan perdarahan uterus abnormal masih belum diketahui secara jelas. Disregulasi lokal dari struktur vaskular dalam rahim dan disregulasi sejumlah faktor pertumbuhan di uterus diduga terlibat dalam perdarahan uterus abnormal akibat leiomyoma.[1,5,9]
Malignansi dan Hiperplasia - M
Hiperplasia endometrium dan malignansi pada endometrium merupakan penyebab potensial dari perdarahan uterus abnormal. Malignansi pada endometrium dapat ditemukan pada wanita dengan usia produktif maupun pramenopause, disertai dengan faktor predisposisi sindrom metabolik dan obesitas yang mempengaruhi perubahan pada sistem endokrin.[1,5,9,15]
Koagulopati - C
Kelainan hemostasis seperti penyakit von Willebrand dapat ditemukan pada sekitar 13% kasus perdarahan uterus abnormal. Penggunaan obat antikoagulan seperti warfarin, heparin, dan low molecular weight heparin juga dapat menyebabkan perdarahan uterus abnormal dengan derajat berat. Pada 2018, FIGO memperbarui sistem klasifikasi PALM-COEIN dengan melakukan pemindahan perdarahan uterus abnormal yang terkait dengan antikoagulasi ke dalam kategori iatrogenik.[1,5,9]
Disfungsi Ovulasi - O
Disfungsi ovulasi merupakan kelainan sekunder akibat gangguan pada fluktuasi hormonal seperti pada sindrom ovarium polikistik, hipotiroid, hiperprolaktinemia, stres mental, obesitas, anoreksia, penurunan berat badan yang ekstrim, atau olahraga ekstrim. Disfungsi ovulasi sering ditemukan pada usia remaja dan menopause.[1,2,5,9]
Endometrium - E
Kategori endometrium pada etiologi perdarahan uterus abnormal memiliki konteks uterus yang secara struktural normal dengan siklus menstruasi yang teratur tanpa adanya kelainan seperti koagulopati. Kategori untuk etiologi ini merupakan kelainan endometrium primer dari mekanisme yang mengatur hemostasis lokal pada endometrium.[1,5,9]
Iatrogenik - I
Perdarahan uterus abnormal dapat disebabkan oleh intervensi medis, seperti penggunaan terapi steroid. Banyak wanita mengalami spotting atau perdarahan vagina yang tidak terjadwal dalam 3-6 bulan pertama setelah penggunaan levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG-IUS).
Penggunaan antidepresan trisiklik, seperti amitriptyline, serta penggunaan fenotiazin mempengaruhi metabolisme dopamin dengan mereduksi pengambilan serotonin dan mengakibatkan berkurangnya penghambatan pelepasan prolaktin. Hal tersebut dapat mengakibatkan perdarahan uterus abnormal dan kondisi anovulasi. Perdarahan uterus abnormal yang terkait dengan penggunaan antikoagulan, saat ini sudah termasuk dalam kategori iatrogenik.[1,5,9]
Tidak Diklasifikasikan - N
Kategori “tidak diklasifikasikan” telah direvisi oleh FIGO pada 2018 dengan entitas seperti endometritis kronis, malformasi arteriovenosa, perdarahan dari defek atau luka bekas operasi sesar, maupun isthmocele yang berkontribusi pada perdarahan uterus abnormal.[1,5,9]
Faktor Risiko
Individu tertentu memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami perdarahan uterus abnormal, antara lain:
- Wanita usia pramenopause
- Wanita usia remaja
- Mengalami menarche lebih awal atau menopause terlambat (pada usia > 55 tahun)
- Memiliki penyakit penyerta, misalnya sindrom metabolik, diabetes mellitus, hipertensi, penyakit tiroid, ataupun koagulopati seperti penyakit Von Willebrand
- Obesitas
- Menderita sindrom ovarium polikistik
- Menderita anovulasi kronis atau infertilitas
- Nuliparitas
- Mendapatkan terapi unopposed estrogen atau terapi pengganti steroid pascamenopause (Postmenopausal Steroid Replacement Therapy)
- Riwayat menderita kanker payudara atau hiperplasia endometrium
- Riwayat penyakit ginekologi, kanker payudara, atau kanker kolon pada keluarga[1,5,9,15]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani