Prognosis Perdarahan Uterus Abnormal
Prognosis perdarahan uterus abnormal bervariasi tergantung dari etiologi yang mendasari. Sebagai contoh, perdarahan uterus abnormal dengan etiologi malignansi memiliki prognosis yang lebih buruk. Sementara itu, prognosis perdarahan uterus abnormal yang terjadi dengan frekuensi satu kali dan perdarahan yang ringan memiliki prognosis lebih baik. Komplikasi yang dapat terjadi pada perdarahan uterus abnormal dapat menurunkan kualitas hidup pasien hingga dapat mengancam nyawa.[3,8,14]
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada perdarahan uterus abnormal dengan volume perdarahan yang masif adalah hipotensi dan syok hemoragik yang dapat menyebabkan kematian jika terapi medis dan terapi suportif tidak segera dimulai. Pasien juga lebih mungkin memerlukan memerlukan rawat inap untuk manajemen cairan, transfusi, atau terapi hormon intravena.
Komplikasi perdarahan uterus abnormal kronis dapat berupa anemia defisiensi besi dan gangguan kualitas hidup pasien. Perdarahan uterus abnormal yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan terjadinya infertilitas. Sekitar 1-2% pasien perdarahan uterus abnormal dengan siklus anovulasi dapat berkembang menjadi kanker endometrium.[3,8,14]
Prognosis
Pasien perdarahan uterus abnormal yang mendapatkan terapi medikamentosa, seperti antifibrinolitik dan asam mefenamat, telah dilaporkan mengalami penurunan kehilangan darah selama menstruasi hingga 50%.[3,8,14]
Tinjauan sistematik dari uji klinis telah menunjukkan bahwa ablasi endometrium mengontrol perdarahan lebih efektif pada 4 bulan pasca operasi, tetapi tidak terdapat perbedaan dalam kontrol perdarahan pada 5 tahun pasca operasi jika dibandingkan dengan terapi medis lainnya.[3,8,29]
Studi lain yang telah membandingkan histerektomi dan intrauterine device (IUD) melaporkan bahwa kelompok histerektomi memiliki hasil yang lebih baik dalam 1 tahun. Tidak terdapat perbedaan kualitas hidup yang terlihat pada 5 dan 10 tahun, tetapi banyak wanita dalam kelompok IUD menjalani tindakan histerektomi dalam 10 tahun.[3,8,14]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani