Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Ruptur Perineum general_alomedika 2023-10-02T10:12:41+07:00 2023-10-02T10:12:41+07:00
Ruptur Perineum
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Ruptur Perineum

Oleh :
dr.Giovanny Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan tentang ruptur perineum mencakup pengertian ruptur perineum, tata laksana, dan prognosis, terutama terkait kehamilan selanjutnya. Edukasi juga perlu mencakup waktu yang dianjurkan untuk kembali berhubungan seksual dan kemungkinan nyeri.[19]

Edukasi Pasien

Sebelum persalinan, pasien perlu mengetahui kemungkinan robekan perineum baik yang terjadi secara spontan maupun akibat episiotomi. Selanjutnya, jelaskan mengenai tindakan apa saja yang akan dilakukan jika terjadi robekan perineum.[1,6]

Informasikan bahwa ruptur perineum mungkin menyebabkan nyeri hingga 12 bulan dan pada beberapa kasus yang jarang dapat menyebabkan konstipasi atau inkontinensia alvi. Wanita dapat dianjurkan melakukan latihan pelvic floor dimulai pada 2–3 hari pasca persalinan untuk mengurangi risiko inkontinensia.[1,6]

Wanita dengan riwayat ruptur perineum yang derajat parah memerlukan perencanaan persalinan selanjutnya dengan baik dan dianjurkan sectio caesarea untuk mencegah robekan berulang.[1,6]

Beritahukan agar ibu selalu menjaga kebersihan di area luka yang telah dijahit untuk mencegah komplikasi infeksi. Ibu baru diperbolehkan melakukan hubungan seksual setelah 6–8 minggu agar penyembuhan dapat berlangsung sempurna dan luka jahitan tidak terbuka kembali.[1,6]

Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit

Pijat perineum dapat dilakukan mulai umur kehamilan 34 minggu dan dapat dilakukan setiap hari hingga menjelang persalinan. Hal ini berfungsi untuk memberikan relaksasi pada perineum sehingga perineum tidak kaku. Akan tetapi, efektivitas pijatan ini untuk mengurangi risiko ruptur perineum sebenarnya masih minim bukti.[19,20]

Upaya melindungi perineum saat crowning kepala bayi dapat dilakukan dengan kedua tangan penolong untuk mengontrol tekanan perineum saat keluarnya kepala bayi. Ibu juga dianjurkan untuk tidak mendorong saat crowning.[19]

Tenaga medis perlu memberikan pengetahuan kepada ibu tentang cara mengejan yang benar agar kekuatan mengejan lebih terkontrol dan tidak terjadi robekan akibat lahirnya kepala dan bahu janin yang terlalu cepat.[21]

Kompres hangat dapat diberikan pada kala 2 persalinan untuk mengurangi risiko ruptur perineum. Kompres hangat memberikan relaksasi sehingga perineum tidak kaku. Selain itu, episiotomi juga sebaiknya tidak dilakukan secara universal melainkan dilakukan secara selektif, dengan episiotomi mediolateral sebagai pilihan untuk mengurangi risiko cedera sfingter ani.[21]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra

Referensi

1. Goh RD, et al. Perineal tears: A review. Australian Journal for General Practitioners. 2018;47:p.35-38. https://www1.racgp.org.au/ajgp/2018/january-february/perineal-tears-a-review
6. Haelle T. ACOG: New Recommendations on Obstetric Lacerations. Medscape. 2016. https://www.medscape.com/viewarticle/865296
19. Vieira F, et al. Scientific evidence on perineal trauma during labor: Integrative review. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol. 2018;223:18-25.
20. Ugwu EO, et al. Effectiveness of antenatal perineal massage in reducing perineal trauma and post-partum morbidities: A randomized controlled trial. J Obstet Gynaecol Res. 2018;44(7):1252-1258.
21. Committee on Practice Bulletins-Obstetrics. ACOG Practice Bulletin No.198: Prevention and Management of Obstetric Lacerations at Vaginal Delivery. Obstet Gynecol. 2018;132(3):e87-e102.

Prognosis Ruptur Perineum
Diskusi Terkait
dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
Dibalas 31 Agustus 2023, 15:52
Luka sobek di vagina, apakah harus dijahit?
Oleh: dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
4 Balasan
ALO dok, izin berdiskusi, pasien wanita usia 17 tahun datang dengan keluhan luka robek di bagian luar vagina sejak beberapa jam yll, luka didapat karena...
dr.Liganda Endo Mahata
Dibalas 10 Mei 2018, 11:09
penanganan ruptur perineum derajat 3-4
Oleh: dr.Liganda Endo Mahata
7 Balasan
dok , ada user yang menanyakan apakah perineal repair pada ruptur perineum derajat 3-4 yg sudah ditangani terlebih dahulu oleh dukun beranak baru bisa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.