Epidemiologi Konjungtivitis Neonatal
Data epidemiologi menunjukkan bahwa konjungtivitis neonatal paling banyak disebabkan oleh bakteri. Konjungtivitis neonatal akibat gonorrhea merupakan penyebab signifikan kebutaan kornea pada masa kanak-kanak, tetapi sekarang angka kejadiannya sudah berkurang hingga di bawah 1% dari keseluruhan kasus konjungtivitis neonatal.[1,3,6,7]
Global
Di Amerika Serikat, insiden konjungtivitis neonatal berkisar antara 1-2%. Klamidia merupakan penyebab tersering yang diperkirakan menyumbang hingga 40% kasus konjungtivitis neonatal. Di sisi lain, konjungtivitis akibat gonorrhea telah menurun hingga kurang dari 1%.
Di Eropa, angka kejadian konjungtivitis neonatal telah menurun hingga di bawah 1%. Meski demikian, angka kejadian lebih tinggi telah dilaporkan di bagian lain dunia yang kurang berkembang. Dalam sebuah studi di satu rumah sakit di Pakistan, insiden konjungtivitis neonatal dilaporkan sebesar 17%.[6]
Indonesia
Hingga kini belum ada data mengenai epidemiologi konjungtivitis neonatal di Indonesia.
Mortalitas
Kasus konjungtivitis neonatal tidak menyebabkan kematian. Meski demikian, konjungtivitis neonatal akibat Neisseria gonorrhoeae yang tidak diterapi dapat menyebabkan perforasi kornea dan kebutaan dalam 24 jam. Neonatus dengan ibu yang terinfeksi gonorrhea memiliki risiko 30-50% mengalami konjungtivitis gonorrhea.[2]