Penatalaksanaan Konjungtivitis Neonatal
Penatalaksanaan konjungtivitis neonatal atau ophthalmia neonatorum yang terkait gonorrhea harus dilakukan sesegera mungkin. Konjungtivitis neonatal gonorrhea yang tidak diterapi dalam 24 jam dapat menyebabkan perforasi kornea dan kebutaan. Di sisi lain, terapi sistemik diperlukan pada konjungtivitis neonatal terkait klamidia karena risiko pneumonia yang tinggi.[4-6]
Konjungtivitis Neonatal Klamidia
Pada konjungtivitis neonatal terkait klamidia, terapi sistemik harus dilakukan karena risiko pneumonia yang tinggi. Terapi yang disarankan adalah erythromycin 12,5 mg/kg per oral setiap 6 jam selama 2 minggu atau azithromycin 20 mg/kg per oral sekali sehari selama 3 hari.
Beberapa studi menunjukkan bahwa efikasi terapi ini hanya 80%, sehingga terapi lanjutan mungkin diperlukan. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa penggunaan erythromycin pada neonatus dikaitkan dengan stenosis pilorus hipertrofik (HPS) sehingga perlu dilakukan pengawasan.[5-7]
Konjungtivitis Neonatal Gonorrhea
Konjungtivitis neonatal terkait gonorrhea perlu dirawat inap untuk evaluasi kemungkinan infeksi gonorrhea sistemik. Pasien diberikan ceftriaxone 25-50 mg/kg dosis tunggal intramuskuler atau intravena, dengan dosis maksimum 125 mg.
Perlu diperhatikan bahwa bayi dengan hiperbilirubinemia atau yang mendapat cairan yang mengandung kalsium tidak boleh diberi ceftriaxone. Sebagai alternatifnya adalah cefotaxime 100 mg/kg dosis tunggal.[5-7]
Konjungtivitis Neonatal Herpes Simpleks
Neonatus dengan dugaan infeksi herpes simpleks perlu mendapat acyclovir sistemik untuk mengurangi risiko infeksi sistemik. Dosis acyclovir adalah 60 mg/kg/hari IV dalam 3 dosis terbagi. Acyclovir diberikan 14-21 hari.
Keratitis neonatal akibat herpes simpleks juga perlu diterapi dengan tetes trifluridine 1% atau salep vidarabine 3%. Antibiotik topikal juga dapat dipertimbangkan untuk mencegah infeksi bakteri sekunder pada kasus dengan defek epitel yang signifikan.[5-7]
Konjungtivitis Akibat Penyebab Lain
Konjungtivitis neonatal yang disebabkan bakteri lain biasanya berespon baik terhadap pemberian salep topikal yang mengandung polymyxin plus bacitracin, erythromycin, atau tetrasiklin. Di sisi lain, pemberian kortikosteroid dapat memperburuk infeksi klamidia dan herpes simpleks, sehingga penggunaannya harus dihindari.[5-7]
Profilaksis
Pencegahan konjungtivitis neonatal dilakukan dengan memberikan antibiotik topikal profilaksis pada setiap bayi baru lahir. Salep yang digunakan bisa berupa erythromycin 0,5% atau tetrasiklin 1%. Profilaksis diberikan pada kedua mata bayi segera setelah lahir.[5-7,11]