Etiologi Konjungtivitis Neonatal
Etiologi konjungtivitis neonatal atau ophthalmia neonatorum mencakup infeksi bakteri, zat kimia, dan infeksi virus. Chlamydia trachomatis, Streptococcus pneumoniae, dan Haemophilus influenzae merupakan penyebab konjungtivitis neonatal yang paling sering. Infeksi Neisseria gonorrhoeae sudah sangat jarang terjadi.[1-3,5]
Infeksi Patogen
Konjungtivitis infeksi pada neonatus diperoleh dari ibu yang terinfeksi saat terjadi paparan di jalan lahir. Chlamydia trachomatis merupakan salah satu penyebab paling sering, yang diperkirakan menyumbang hingga 40% dari konjungtivitis pada neonatus berusia kurang dari 4 minggu. Sekitar 30-50% neonatus yang lahir dari ibu yang terinfeksi klamidia mendapatkan infeksi, dan 25-50% berkembang menjadi konjungtivitis.
Bakteri lain menyumbang 30-50% kasus konjungtivitis neonatus. Ini mencakup Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, dan Streptococcus pneumoniae.
Sementara itu, konjungtivitis akibat gonorrhea menyumbang kurang dari 1% kasus.
Virus yang bisa menyebabkan konjungtivitis adalah virus herpes simpleks tipe 1 dan 2, tetapi hanya mempengaruhi kurang dari 1% kasus. Virus lainnya mencakup rhinovirus dan adenovirus.[3,5]
Agen Kimia
Konjungtivitis neonatal kimiawi biasanya berkaitan dengan penggunaan agen topikal profilaksis. Penyebab terbanyak adalah perak nitrat, namun sekarang sudah jarang karena sudah digantikan oleh erythromycin dan tetracycline.[5,6]
Faktor Risiko
Faktor risiko konjungtivitis neonatal adalah:
- Infeksi maternal yang ditransmisikan secara transvaginal
- Infeksi HIV pada ibu hamil
- Profilaksis okular yang diberikan secara tidak adekuat pasca kelahiran bayi
- Ketuban pecah dini
- Trauma okular ketika proses persalinan
- Pemberian ventilasi mekanis pasca kelahiran
- Kondisi persalinan yang tidak steril[1-6]