Prognosis Konjungtivitis Neonatal
Prognosis kebanyakan kasus konjungtivitis neonatal atau ophthalmia neonatorum adalah baik. Chlamydia trachomatis, Streptococcus pneumoniae, dan Haemophilus influenzae adalah penyebab infeksius tersering dan biasanya sembuh dengan baik tanpa komplikasi jika diberikan terapi adekuat. Infeksi akibat gonorrhea jarang, tetapi dapat menyebabkan perforasi kornea dan kebutaan sehingga harus diwaspadai.[5-7]
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang mungkin timbul dari kasus konjungtivitis neonatal adalah terbentuknya pseudomembran, edema kornea, penebalan palpebra konjungtiva, terbentuknya pannus perifer, opasifikasi kornea, stafiloma, perforasi kornea, endoftalmitis, hingga kebutaan.
Konjungtivitis gonorrhea dan konjungtivitis akibat Pseudomonas aeruginosa sangat jarang terjadi, tapi dapat menyebabkan komplikasi okular yang lebih serius dibanding patogen lain. Infeksi kedua patogen tersebut berisiko tinggi menimbulkan perforasi kornea dan kebutaan.
Konjungtivitis klamidia dapat menyebabkan komplikasi sistemik yang mencakup pneumonitis dan otitis. Meski jarang, konjungtivitis klamidia yang tidak diterapi dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut, neovaskularisasi pada kornea, dan kebutaan permanen.
Konjungtivitis gonorrhea juga bisa menyebabkan komplikasi sistemik berupa artritis, meningitis, septikemia, hingga kematian. Konjungtivitis herpes simpleks dapat menyebar pada sistem saraf pusat dan menyebabkan ensefalitis.[5-7]
Prognosis
Mayoritas kasus konjungtivitis neonatal berespon terhadap pengobatan. Pemberian antibiotik telah meningkatkan luaran klinis pasien secara signifikan, terutama pada konjungtivitis terkait infeksi Neisseria gonorrhoeae. Kematian jarang terjadi dan biasanya berkaitan dengan komplikasi sistemik.[6]