Edukasi dan Promosi Kesehatan Retinopathy of Prematurity
Edukasi dan promosi kesehatan terkait retinopathy of prematurity (ROP) yang perlu disampaikan kepada keluarga pasien adalah penyakit ini dapat terjadi pada bayi prematur; di mana bayi prematur umumnya mendapatkan terapi suplemental oksigen yang merupakan salah satu faktor risiko dari ROP itu sendiri.
Edukasi Pasien
Edukasi pasien diutamakan pada orang tua yang memiliki bayi prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah. Bayi perlu menjalani skrining awal ROP dan pemeriksaan lanjutan bila terdapat indikasi. Dengan melakukan skrining, ROP dapat terdeteksi sejak awal dan dapat segera ditangani.[4,7]
Orang tua penderita ROP perlu mendapatkan penjelasan tentang komplikasi yang mungkin timbul. Tanda dan gejala gangguan penglihatan, seperti amblyopia, strabismus, ablatio retina, glaukoma, atau katarak perlu diwaspadai oleh orang tua. Komplikasi tersebut tetap bisa timbul meskipun anak sudah menjalani terapi ROP.
Penderita ROP stadium lanjut atau ROP yang tidak berhasil ditangani dengan terapi laser atau obat-obatan biasanya perlu menjalani pembedahan.[5,8,19]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit mencakup program skrining retinopathy of prematurity. Program ini merupakan kunci keberhasilan dalam pengendalian penyakit ROP. Dengan skrining, ROP dapat dideteksi sejak stadium awal, sehingga gangguan penglihatan yang serius dapat dihindari. Berikut adalah kriteria bayi yang direkomendasikan untuk menjalani skrining ROP:
- Bayi yang lahir dengan usia gestasi ≤30 minggu
- Bayi dengan berat badan lahir ≤1500 gram
- Bayi dengan berat lahir 1500–2000 gram yang mendapat suplementasi oksigen selama beberapa hari, mendapat suplementasi oksigen tanpa pemantauan saturasi oksigen, serta memiliki hipotensi yang membutuhkan obat inotropik
Waktu skrining bervariasi pada masing-masing bayi tergantung pada usia gestasi saat bayi dilahirkan. Rekomendasi waktu skrining dapat dilihat di tabel di bawah.[4,7]
Tabel 1. Rekomendasi Waktu Skrining ROP Berdasarkan Usia
Usia Kehamilan Saat Bayi Lahir (Minggu) | Usia Saat Pemeriksaan Pertama (Minggu) | |
Usia Postmenstrual (Usia Kehamilan + Usia Kronologis) | Usia Kronologis (Usia Bayi Sejak Lahir) | |
22 | 31 | 9 |
23 | 31 | 8 |
24 | 31 | 7 |
25 | 31 | 6 |
26 | 31 | 5 |
27 | 31 | 4 |
28 | 32 | 4 |
29 | 33 | 4 |
≥ 30 | ≥ 34 | 4 |
Setelah skrining awal, pemeriksaan lanjutan diindikasikan pada kondisi tertentu. Saran pemeriksaan lanjutan dapat ditinjau di tabel di bawah.[4,7]
Tabel 2. Rekomendasi Pemeriksaan Lanjutan
Waktu Pemeriksaan Ulang | Indikasi |
1 minggu atau kurang | ● Vaskularisasi imatur, zona I tanpa ROP ● Retina imatur yang meluas ke posterior zona II, dekat perbatasan zona I ● Stadium 1 atau 2 ROP di zona I ● Stadium 3 ROP di zona II ● Suspek aggressive posterior ROP (APROP) |
1–2 minggu | ● Vaskularisasi imatur posterior zona II ● Stadium 2 ROP di zona II ● ROP regresi dengan jelas di zona I |
2 minggu | ● Stadium 1 ROP di zona II ● Vaskularisasi imatur di zona II ● ROP regresi dengan jelas di zona II |
2–3 minggu | ● Stadium 1 atau 2 ROP di zona III ● ROP regresi di zona III |
Tidak perlu follow-up | ● Vaskularisasi di zona III tanpa adanya ROP di zona atau II sebelumnya ● Vaskularisasi retina penuh di proksimal ora serrate seluas 360 derajat ● Usia postmenstrual 50 minggu dan tidak ada pr-threshold atau ROP yang memburuk ● Regresi ROP (tanpa jaringan vaskular abnormal yang mampu reaktivasi dan memburuk di zona II atau III) |
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja