Epidemiologi Retinopathy of Prematurity
Secara epidemiologi, bayi yang lebih sering mengalami retinopathy of prematuriy (ROP) adalah bayi yang prematur, berat badan lahir rendah, dan/atau mendapatkan suplementasi oksigen.
Angka kejadian retinopathy of prematurity (ROP) bervariasi di tiap negara tergantung pada status sosioekonomi dan fasilitas pelayanan neonatus yang dimiliki. Kemajuan kualitas perawatan neonatus telah meningkatkan angka harapan hidup bayi prematur, sehingga secara tidak langsung meningkatkan insiden ROP.[2,5]
Global
Berdasarkan data dari sejumlah meta analisis, Blencowe et al. mengestimasi angka kejadian ROP secara global adalah 169.600–214,500. Sekitar 20.000 bayi mengalami gangguan penglihatan berat sampai kebutaan. Mayoritas bayi dengan ROP yang mengalami gangguan penglihatan berasal dari negara berpenghasilan menengah.[16]
Studi kohort retrospektif selama 10 tahun pada 29 rumah sakit di Amerika Serikat dan Kanada mendapatkan insiden ROP sebesar 43,1% dari 7.483 bayi dengan rerata berat lahir 1099 gram dan usia gestasi 28 minggu. Insiden ROP sangat dipengaruhi oleh berat badan lahir dan usia gestasi. Lebih dari 95% bayi dengan berat badan lahir <900 gram dengan usia gestasi ≤24 minggu mengalami ROP pada setidaknya satu sisi mata.[14]
Sebanyak 50% negara dengan angka kelahiran prematur tertinggi berada di Asia. Sebanyak 13,4% bayi dari seluruh kelahiran hidup di Asia Tenggara dan Asia Selatan merupakan bayi yang terlahir prematur. Di Asia, bayi yang mengalami ROP ditemukan memiliki berat badan lahir dan usia gestasi yang lebih tinggi dari rerata yang ditemukan di negara barat.[17,18]
Indonesia
Belum ada data nasional terkait epidemiologi ROP.[2]
Mortalitas
Mortalitas ROP adalah 4,8 per 1.000 bayi dengan ROP dalam 1 tahun. Mortalitas ditemukan paling tinggi pada bayi dengan berat badan lahir <1500 gram, yaitu 10,3 per 1.000 bayi dengan ROP. Sementara itu, pada bayi dengan berat badan lahir 1500–2499 gram dan >2500 gram, mortalitas ROP secara berurutan adalah 2,9 dan 3,9 per 1.000 bayi dengan ROP.[13]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja