Prognosis Retinopathy of Prematurity
Prognosis retinopathy of prematurity (ROP) atau retinopati prematuritas terus membaik seiring dengan kemajuan teknologi penatalaksanaannya. Namun, penderita ROP tetap berpotensi mengalami komplikasi yang berkaitan dengan fungsi penglihatan.[1,4]
Komplikasi
Risiko komplikasi tetap ada meskipun pasien ROP sudah diterapi. Beberapa komplikasi yang dapat muncul adalah miopia, astigmatisme, strabismus, kelainan visual serebral, anisometropia, gangguan lapang pandang dan akomodasi, katarak, serta glaukoma. Perubahan fungsi dan morfologi retina seperti degenerasi, pigmentasi, retinal folds, dan ablatio retina juga merupakan komplikasi yang dapat terjadi.[4,8]
Suatu penelitian di Korea menunjukkan bahwa sekitar 2,2% penderita ROP per tahun mengalami gangguan penglihatan pada usia 10 tahun. Di Amerika Serikat, setiap tahunnya 500–700 anak mengalami kebutaan akibat ROP. Sementara itu, 2.100 anak lainnya mengalami komplikasi yang meliputi miopia, strabismus, dan ablatio retina onset lambat.[8,13,19]
Pemantauan fungsi penglihatan secara berkala diperlukan untuk mengetahui komplikasi yang timbul pada penderita ROP. Interval pemeriksaan berkala untuk kasus ROP masih diperdebatkan. Rehabilitasi visual dan perbaikan tajam penglihatan dengan kacamata dapat dilakukan untuk mengatasi komplikasi ROP.[4,8]
Prognosis
Prognosis retinopathy of prematurity sangat ditentukan oleh tingkat keparahan penyakit, zona yang terlibat, pilihan dan waktu penatalaksanaan ROP, serta fasilitas pelayanan neonatus setempat. Kondisi medis umum atau adanya komorbid pada anak juga akan memengaruhi luaran ROP.[8,13]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja