Patofisiologi Retinopathy of Prematurity
Patofisiologi retinopathy of prematurity atau retinopati prematuritas dimulai dari proses vaskularisasi retina bayi yang berlangsung sejak usia kehamilan 16 minggu. Pembuluh darah berkembang mulai dari diskus optikus menuju arah perifer. Proses vaskularisasi akan mencapai area nasal dan temporal pada usia kehamilan 36 dan 40 minggu secara berurutan.[4,9]
Proses Vaskularisasi Retina pada Janin Sehat
Proses vaskularisasi terdiri dari dua fase, yaitu vaskulogenesis dan angiogenesis. Vaskulogenesis adalah proses pembentukan pembuluh darah dari sel prekursor endotel di retina sentral. Fase ini terjadi sampai usia kehamilan 22 minggu.
Selanjutnya, angiogenesis adalah perkembangan pembuluh darah dari pembuluh darah yang sudah ada sebelumnya. Proses ini berlangsung dalam kondisi hipoksia fisiologis yang merangsang produksi vascular endothelial growth factor (VEGF). Faktor lain seperti insulin growth factor 1 (IGF-1) juga berperan dalam vaskularisasi retina.[4,9]
Patogenesis Retinopathy of Prematurity
Abnormalitas proliferasi pada retinopathy of prematurity (ROP) diduga terjadi dalam dua fase. Fase pertama dimulai ketika bayi prematur kehilangan suplai darah dan faktor maternal seperti VEGF dan IGF-1 dari plasenta. Karena defisiensi faktor maternal, pertumbuhan retina normal terhenti dan timbul daerah avaskular pada retina perifer.
Pada saat yang sama, paru-paru bayi prematur yang belum berfungsi optimal sering mengharuskan bayi mendapatkan suplementasi oksigen. Kondisi ini lalu menciptakan hiperoksia relatif yang menyebabkan stres oksidatif dan menurunkan produksi faktor proangiogenik, seperti VEGF dan eritropoietin.[4,5,10,11]
Pada tahap awal, bagian retina yang avaskular masih mendapat suplai oksigen dari kapiler di bawahnya. Lalu, sekitar usia postmenstrual 33–34 minggu, fase kedua yang disebut fase vasopoliferasi dimulai. Fase ini dimulai ketika ketebalan retina dan laju metaboliknya sudah melampaui kemampuan suplai vaskularnya. Akibatnya, terjadilah hipoksia yang menginduksi produksi hypoxia–inducible factor (HIF) beserta faktor-faktor pertumbuhan lainnya.
Peningkatan produksi faktor pertumbuhan tersebut akan menyebabkan angiogenesis patologis yang lama kelamaan dapat menginvasi vitreus, menyebabkan traksi pada retina, dan menyebabkan perdarahan.[4,5,11]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja