Edukasi dan Promosi Kesehatan Sindrom Kompartemen Orbita
Edukasi dan promosi kesehatan terkait sindrom kompartemen orbita bertujuan untuk meminimalkan risiko perdarahan retrobulbar pada tindakan medis serta kontrol penyakit yang berisiko menyebabkan kondisi patologis intraorbita. Pasien perlu diinformasikan bahwa sindrom kompartemen orbita adalah kegawatdaruratan yang vision threatening, dan pada kebanyakan kondisi memerlukan tindakan dekompresi orbita segera.[2,5]
Edukasi Pasien
Edukasi pasien pada awal diagnosis perlu meliputi kemungkinan besar diperlukannya kantotomi dan kantolisis emergensi untuk menyelamatkan penglihatan. Pasien perlu diedukasi untuk tidur dengan posisi kepala terangkat 45° untuk membantu memfasilitasi drainase vena dan penurunan tekanan intraorbita. Pada pasien yang dicurigai mengalami perdarahan retrobulbar, obat-obatan antikoagulan seperti warfarin perlu dihentikan karena dapat memperparah perdarahan.[2,5]
Pasien yang belum jelas gejala klinisnya serta belum mengalami penurunan visus dapat diinformasikan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut, contohnya CT scan kepala. Pemeriksaan ini bertujuan untuk identifikasi lesi intraorbita yang dapat menyebabkan sindrom kompartemen orbita.[3,5,6]
Pada pasien yang belum ditata laksana maupun yang sudah menjalani dekompresi orbita, edukasikan untuk tidak melakukan kegiatan yang memicu manuver Valsava. Contohnya adalah bersin, batuk, maupun mengejan. Kemungkinan rawat inap 24 jam setelah operasi perlu diinformasikan untuk evaluasi klinis, seperti tekanan intraokular dan visus. Edukasi pula untuk segera menghubungi tenaga kesehatan apabila merasa adanya proptosis, penurunan visus, nyeri hebat, serta perdarahan berulang.[5]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit yang berhubungan dengan tindakan operasi pada kasus ini adalah kontrol gangguan koagulasi. Obat antikoagulan maupun suplemen herbal harus dihentikan sebelum operasi dan evaluasi status koagulasi pada pasien berisiko perlu dilakukan sebelum operasi.[5]
Saat melakukan tindakan yang melibatkan area orbita, kontrol hemostasis, misalnya dengan kauter bipolar maupun gelatine sponge, perlu dilakukan dengan cermat untuk meminimalkan risiko perdarahan. Kontrol manuver Valsava, misalnya dengan analgesik yang adekuat serta antiemetik sesuai indikasi, direkomendasikan untuk meminimalkan risiko perdarahan dan emfisema orbita.[5]
Risiko sindrom kompartemen orbita juga dapat meningkat pada kasus infeksi, misalnya selulitis orbita. Tata laksana yang adekuat, misalnya antibiotik dan antiinflamasi sesuai indikasi perlu dilakukan untuk mencegah komplikasi terbentuknya abses intraorbita.[5]