Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Sindrom Kompartemen Orbita annisa-meidina 2025-05-13T10:26:41+07:00 2025-05-13T10:26:41+07:00
Sindrom Kompartemen Orbita
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Sindrom Kompartemen Orbita

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Patofisiologi sindrom kompartemen orbita berhubungan dengan peningkatan tekanan intraorbita melebihi tekanan arteri retina sentral dan tekanan arteri oftalmika. Kondisi ini menyebabkan iskemia retina, diskus optikus, dan jaringan okular lainnya, yang dapat berakhir dengan kematian jaringan tersebut dan kebutaan.[3]

Anatomi Ruang Orbita

Ruang orbita dibentuk oleh kelopak mata, septum orbita, rima orbita, serta tulang-tulang seperti os zygomaticum, os maxillaris, dan os frontalis. Anatomi ini menyebabkan ruang orbita memiliki elastisitas dan komplians yang rendah, sehingga sulit untuk menoleransi peningkatan volume intraorbita dan terjadinya proptosis. Volume normal ruang orbita adalah sekitar 30 mL dengan tekanan normal intraorbita <20 mmHg (rata-rata sekitar 3–6 mmHg).[2–4]

Gangguan Visus dan Kehilangan Penglihatan pada Sindrom Kompartemen Orbita

Peningkatan tekanan intraorbita pada sindrom kompartemen orbita bisa menyebabkan kebutaan lewat 1 dari 4 mekanisme di bawah ini:

  • Oklusi arteri retina sentral (CRAO)

  • Neuropati optik akibat tekanan langsung ke saraf optik (neuropati optik kompresif)
  • Tekanan pada pembuluh darah yang mensuplai saraf optik melebihi tekanan intralumen
  • Neuropati optik iskemik karena regangan pada pembuluh darah[2,3]

Pada kondisi akut, peningkatan tekanan dan volume intraorbita dikompensasi dengan proptosis dan prolaps jaringan adiposa. Peningkatan tekanan intraorbita ini dapat terjadi karena perdarahan intraorbita, abses, massa, maupun udara.[2,3,5]

Peningkatan tekanan intraorbita melebihi tekanan pembuluh darah retina memengaruhi aliran darah arteri maupun vena di ruang orbita. Pada arteri retina sentral, kondisi ini menyebabkan suplai ke retina menurun. Sementara itu, pada vena oftalmika superior, kondisi ini akan mengganggu aliran balik vena yang sulit dikompensasi karena tidak adanya drainase limfatik di orbit.[2,3,5]

Selain menekan pembuluh darah, peningkatan tekanan intraorbita dapat menekan saraf optik. Bila keadaan tersebut berlanjut terus menerus sampai 60–100 menit, kebutaan permanen dapat terjadi.[2,3,5]

Referensi

2. American Academy of Ophthalmology (AAO). BCSC. 7.Oculofacial Plastic and Orbital Surgery AAO 2022-2023. 2022.
3. Turgut B, Karanfil FC, Turgut FA. Orbital Compartment Syndrome. Beyoglu Eye J. 2019 Feb 12;4(1):1–4.
4. McCallum E, Keren S, Lapira M, Norris JH. Orbital Compartment Syndrome: An Update With Review Of The Literature. Clin Ophthalmol Auckl NZ. 2019 Nov 7;13:2189–94.
5. Lima V, Burt B, Leibovitch I, Prabhakaran V, Goldberg RA, Selva D. Orbital Compartment Syndrome: The Ophthalmic Surgical Emergency. Surv Ophthalmol. 2009 Jul 1;54(4):441–9.

Pendahuluan Sindrom Kompartemen ...
Etiologi Sindrom Kompartemen Orbita

Artikel Terkait

  • Cedera Optik Akibat Paparan Sinar Laser
    Cedera Optik Akibat Paparan Sinar Laser
  • Anatomi Fungsional Mata
    Anatomi Fungsional Mata
  • Red Flag Mata Merah Disertai Nyeri
    Red Flag Mata Merah Disertai Nyeri
Diskusi Terkait
dr.M Fauzan Maulana
Dibalas 11 November 2024, 10:25
Tatalaksana trauma mata tersiram air panas
Oleh: dr.M Fauzan Maulana
3 Balasan
Pasien Laki Laki usia 16 th, datang dengan keluhan mata sisi kanan tersiram air panas sejak 1 jam smrs. Mata dirasa perih + nyeri + dan berair + pandangan...
dr.Heri Satryawan
Dibalas 24 April 2024, 08:24
Apakah bisa menggunakan lidocain 7% sebagai anestesi topikal untuk mata?
Oleh: dr.Heri Satryawan
1 Balasan
Mohon arahan dari TS Sekalian, sy bertugas di perifer sering mendapatkan kasus corpal di mata, beberapa kasus di sertai rasa nyeri dan perih, keterbatasan...
Anonymous
Dibalas 15 November 2023, 11:10
Mata terasa perih dan panas terkena lem setan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin diskusi nya dok. Px usia 17 th dtg dgn keluhan mata kiri terkena lem setan, mata terasa perih dan panas, terasa menganjal.. ketika d periksa tidak di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.