Diagnosis Adolescent Idiopathic Scoliosis
Diagnosis adolescent idiopathic scoliosis (AIS), atau skoliosis idiopatik pada remaja, umumnya ditemukan melalui skrining. Sebagian besar AIS tidak menimbulkan rasa nyeri, gejala dan tanda paling sering adalah kemiringan bahu atau pinggul, atau salah satu kaki tampak lebih panjang dari yang lain. Skrining lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan penunjang.[7,22,23]
Anamnesis
Anamnesis pada AIS adalah untuk mencari faktor risiko, yaitu:
- Riwayat menarche pada pasien perempuan
- Riwayat gangguan neurologis, termasuk kelemahan otot, kehilangan sensori, ataksia, nyeri yang menyebar, parestesia, anestesi, sefalgia persisten, gangguan penglihatan, atau inkontinensia urin
- Riwayat penyakit pada susunan saraf pusat, misalnya nyeri punggung berat akibat osteoid osteoma, syringomyelia, tethered cord syndrome, Chiari malformation, dan poliomielitis
- Riwayat keluarga dengan skoliosis atau spine curvature disorder lainnya
- Riwayat cedera tulang belakang atau pembedahan yang dapat menyingkirkan skoliosis idiopatik[5-8,12-14,24]
Anamnesis juga mempelajari riwayat pertumbuhan anak, yang berguna untuk memprediksi perkembangan kurva.[13,25]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tulang belakang dapat menggunakan Adam’s forward bending test dan skoliometer. Selain itu, harus dilakukan juga pemeriksaan neurologi, meliputi pemeriksaan gait, sistem motorik, sistem sensorik, refleks fisiologis, dan refleks patologis untuk seluruh ekstremitas.[13,25]
Adam’s Forward Bending Test
Skrining Adam’s forward bending test meliputi inspeksi pasien sebagai berikut:
- Inspeksi dari depan: pasien berdiri tegak dengan lutut lurus, kedua kaki menyatu, tangan di samping, dan kepala tegak untuk melihat perbedaan tinggi bahu atau pinggang, serta penonjolan bagian dada
- Inspeksi dari belakang: posisi pasien berdiri tegak, lihat tampilan dari belakang, perhatikan penurunan bahu kanan, penonjolan dari scapular melewati thorax kanan, penurunan jarak antara lengan dan thorax yang kanan, dan peningkatan jarak antara lengan kiri dan toraks
- Inspeksi dari belakang dengan mata pemeriksa sejajar tulang belakang: pasien diinstruksikan untuk menyatukan kedua telapak tangan tetapi lengan harus menggantung bebas, menundukkan kepala, dan membungkukan badan ke depan (mirip posisi hendak menyelam) untuk menilai perbedaan tinggi scapular, posisi vertebra torakalis, atau muskulus paraspinosus
- Lokasi dan lateralisasi kelainan potensial harus dicatat[22-26]
Pemeriksaan Skoliometer
Untuk mengetahui sudut kemiringan, dapat diukur dengan alat skoliometer/inclinometer. Cara melakukan pemeriksaan adalah:
- Pemeriksa meminta pasien untuk perlahan membungkuk ke depan hingga bahu sejajar dengan pinggul
- Pemeriksa berada di belakang pasien, melakukan inspeksi pada area punggung dengan mata sejajar dengan punggung
- Alat skoliometer diletakkan dengan hati-hati melintasi deformitas pada sudut kanan tubuh, dengan tanda tengah dari skoliometer berada di tengah kurva, amati pembacaan pada skoliometer
- Hasil pembacaan adalah skrining dianggap positif bila sudut rotasi vertebra 5‒7 derajat dan perlu dilakukan evaluasi dengan rontgen tulang belakang[22,26,27]
Gambar 1. Pemeriksaan Skoliometer
Diagnosis Banding
Adolescent idiopathic scoliosis (AIS) didiagnosis pada orang muda usia 11−18 tahun. Sedangkan diagnosis skoliosis yang didapatkan pada anak <3 tahun disebut infantile idiopathic scoliosis, dan pada anak usia 4−10 tahun disebut juvenile idiopathic scoliosis. AIS juga didiagnosis banding dengan kelainan tulang belakang lainnya, seperti:
Congenital scoliosis: terjadi ketika tulang belakang tidak berkembang dengan baik saat masih janin
Neuromuscular scoliosis: disebabkan oleh gangguan otak, sumsum tulang belakang, dan sistem otot
Syndromic scoliosis: berkembang sebagai bagian dari sindrom atau kelainan yang mendasari seperti sindrom Marfan atau distrofi otot[25,26,28]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang menjadi gold standard adalah rontgen tulang belakang, dilanjutkan dengan evaluasi metode Cobb. Pemeriksaan pencitraan lain dan pemeriksaan jaringan lunak kadang diperlukan untuk menyingkirkan diagnosis banding laing.[25,26,28]
Pemeriksaan Rontgen Tulang Belakang
Rontgen PA spine (posterior anterior), memberikan gambaran seluruh tulang belakang, mulai dari torakal 1 hingga pelvis pada satu kaset
Rontgen lateral spine: biasanya dilakukan setelah diagnosis AIS dikonfirmasi, kecuali pada pasien dengan nyeri punggung atau deformitas sagital
Rontgen bending lateral (anterior-posterior, atau front to back): digunakan untuk menilai fleksibilitas vertebra dan juga untuk menilai kurva struktural dan nonstruktural untuk perawatan bedah
Rontgen stagnara oblique: radiografi miring dibuat dengan kaset sejajar aspek medial dari vertebra torakalis yang rotasinya menonjol, dan sinar x-ray diposisikan pada sudut kanan ke kaset, memberikan tampilan kurva besar yang lebih akurat[25,26,28]
Pengukuran Cobb Angle
Evaluasi Cobb angle digunakan untuk mengukur derajat kurva/kelengkungan vertebra. Metode ini menggunakan rontgen PA spine long cassette, posisi berdiri tegak/erect. Perkembangan derajat kurva dinilai dengan cara membandingkan hasil rontgen saat ini dengan sebelumnya.[26,29]
Cara mengukur Cobb angle adalah:
- Identifikasi upper end vertebra atau bagian paling atas tulang belakang yang miring, kemudian tarik upper endplate lines sejajar dengan garis atas korpus vertebra
- Identifikasi lower end vertebra atau bagian paling bawah tulang belakang yang miring, kemudian tarik lower endplate lines sejajar dengan garis bawah korpus vertebra
- Tarik dua garis tegak lurus, atau membuat sudut 90 derajat, dari kedua endplate lines
- Sudut yang dibentuk antara dua garis tegak lurus tersebut membentuk sudut yang disebut Cobb angle
- Hasil pengukuran sangat dipengaruhi ketepatan menentukan end vertebra[26,29]
Pencitraan Lain dan Pemeriksaan Jaringan Lunak
Pemeriksaan pencitraan lain adalah pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging) atau CT scan (computerized tomografi) tulang belakang. Dilakukan pada pasien dengan gangguan neurologis terkait, kurva atipikal, atau nyeri punggung parah. Dilakukan untuk menyingkirkan skoliosis akibat spondylosis, tumor, atau infeksi.[25,26,28]
Pemeriksaan jaringan lunak diperlukan jika terdapat riwayat kelainan tulang bawaan, seperti hemivertebra, bar formation, atau spina bifida. Dilakukan juga jika pada gambaran rontgen tampak lusensi dan kurvatura tulang, yang mungkin menunjukkan tumor atau infeksi.[25,26,28]