Edukasi dan Promosi Kesehatan Kontraktur Dupuytren
Edukasi kontraktur Dupuytren atau Dupuytren contracture perlu mencakup informasi mengenai kemungkinan penyebab genetik, opsi terapi bedah dan non-bedah, serta tingkat rekurensi untuk masing-masing terapi. Pasien perlu diberitahu bahwa penyakit ini berkembang perlahan dan intervensi dini dapat mencegah disabilitas lebih lanjut. Promosi mencakup anjuran berhenti merokok, kontrol glikemik, dan menghindari trauma mikrorepetitif.[1,6]
Edukasi Pasien
Edukasi penting untuk meningkatkan pemahaman tentang perjalanan penyakit, pilihan terapi, dan ekspektasi hasil pengobatan. Dokter perlu menjelaskan bahwa kontraktur Dupuytren adalah penyakit progresif pada fasia palmaris yang dapat menyebabkan keterbatasan gerak jari. Pasien harus memahami bahwa tidak semua kasus memerlukan intervensi, terutama jika tidak ada gangguan fungsi signifikan.[3-5]
Selain itu, pasien perlu diberi informasi tentang berbagai pilihan terapi, seperti observasi, injeksi kolagenase, aponeurotomi perkutan, atau pembedahan, tergantung pada derajat kontraktur. Dokter harus menekankan pentingnya rehabilitasi pasca-intervensi, termasuk fisioterapi untuk memulihkan kekuatan dan rentang gerak. Pasien juga perlu mengetahui bahwa kekambuhan dapat terjadi.[1,6]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan berfokus pada pengendalian faktor risiko, seperti mengelola diabetes melitus, mengurangi konsumsi alkohol, dan menghentikan kebiasaan merokok. Deteksi dini pada individu dengan riwayat keluarga atau faktor risiko dapat membantu intervensi lebih awal. Edukasi pasien tentang pentingnya menjaga kesehatan tangan, termasuk melakukan peregangan dan latihan tangan secara teratur, dapat membantu mempertahankan mobilitas fasia palmaris.
Pengendalian penyakit pada kasus Dupuytren yang sudah berkembang bertujuan untuk memperlambat progresivitas dan mempertahankan fungsi tangan. Pendekatan konservatif mencakup penggunaan fisioterapi, alat bantu ortosis, dan injeksi kolagenase pada fase awal. Pada kasus lanjut, intervensi bedah dapat dilakukan untuk melepaskan jaringan fibrotik yang menghambat gerakan jari.[3-5]