Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Kontraktur Dupuytren annisa-meidina 2025-03-19T07:25:44+07:00 2025-03-19T07:25:44+07:00
Kontraktur Dupuytren
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Kontraktur Dupuytren

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Penatalaksanaan yang bisa menyembuhkan kontraktur Dupuytren atau Dupuytren contracture belum ada, sehingga penatalaksanaan masih berfokus pada kontrol dan koreksi deformitas, serta pencegahan cedera neurovaskular. Penatalaksanaan bisa bersifat non-bedah, seperti fisioterapi, atau bersifat bedah, seperti fasciotomy dan fasciectomy.[6-8]

Penatalaksanaan Non-Bedah

Penatalaksanaan non-bedah bisa berupa observasi, fisioterapi, farmakoterapi, radioterapi, dan kolagenase.[6,8]

Observasi

Observasi dapat dipertimbangkan jika kondisi pasien tidak parah dan pasien tidak merasa terlalu terganggu. Namun, intervensi harus mulai dilakukan sebelum penyakit berkembang menjadi terlalu parah, yakni jika sendi metakarpofalangeal (MCP) kontraktur >30° atau sendi proksimal interfalangeal (PIP) kontraktur >15°. Jika intervensi terlambat saat penyakit sudah parah, maka kontraktur jari tidak bisa membaik meskipun operasi.[6]

Fisioterapi

Fisioterapi dapat mencakup splint ekstensi, latihan peregangan, dan pijatan friksi. Fisioterapi dapat dilakukan baik sebagai terapi tunggal pada tahap awal, maupun dikombinasi dengan bedah. Rehabilitasi umum dilakukan setelah bedah, meskipun regimen yang terbaik masih diperdebatkan. Aplikasi panas dan ultrasound juga mungkin dapat bermanfaat.[1,6]

Farmakoterapi

Beberapa farmakoterapi seperti kortikosteroid dan vitamin E dapat dipertimbangkan, tetapi bukti yang mendukung efektivitasnya untuk mencapai koreksi yang sustainable sebenarnya masih lemah.[6,8]

Radioterapi

Radioterapi diperkirakan dapat menghambat proliferasi fibroblas dan mencegah perburukan proses patofisiologi kontraktur Dupuytren. Terdapat studi yang menunjukkan bahwa radioterapi mampu menghasilkan perbaikan subjektif dan objektif dalam jangka waktu pendek (1 tahun). Hal ini mengisyaratkan bahwa radioterapi mungkin bermanfaat di tahap awal penyakit, tetapi mungkin kurang bermanfaat untuk tahap lebih lanjut.[6,8]

Pemberian Kolagenase

Clostridium histolyticum merupakan bakteri gram positif yang menghasilkan bermacam toksin, salah satunya kolagenase. Kolagenase ini menghasilkan lisis kolagen tipe III yang patologis di cords kontraktur Dupuytren. Meski terbukti efektif, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa injeksi kolagenase tidak sebaik fasiektomi terbatas untuk kontraktur Dupuytren.[6,10]

Studi terhadap 254 pasien di Eropa menunjukkan bahwa setelah pemberian kolagenase, terjadi perbaikan kontraktur sekitar 34° pada hari pertama dan 42° pada hari ketujuh. Perbaikan ini berhasil bertahan hingga 6 bulan, dengan rata-rata 1.2 injeksi per pasien. Efek samping utama kolagenase adalah atrofi kulit.[6]

Penatalaksanaan Bedah

Penatalaksanaan bedah mencakup fasciotomy jarum, fasiektomi terbatas, dan dermofasciectomy.[6,8]

Fasciotomy Jarum

Fasciotomy jarum melibatkan pemisahan pita fascia secara perkutan dengan menggunakan jarum hipodermik. Keuntungan prosedur ini adalah bisa dilakukan dengan anestesi lokal tanpa rawat inap, sehingga efisien biaya. Kekurangannya adalah tidak bisa menghilangkan jaringan patologis dan kurang efektif untuk penyakit yang parah. Selain itu, ada angka rekurensi yang tinggi, yaitu 9–75% dalam 5 tahun.

Prosedur ini umumnya cocok untuk kontraktur sendi MCP, tetapi kurang cocok untuk cords yang menyebabkan kontraktur PIP. Prosedur ini, bila dibandingkan dengan fasiektomi terbuka, dilaporkan lebih unggul dalam jangka pendek dan untuk koreksi kontraktur yang ringan.[1,6,8]

Fasiektomi Terbatas

Fasiektomi merupakan prosedur bedah terbuka yang dilakukan dengan anestesi umum atau anestesi regional. Tujuannya adalah mengangkat semua cords yang menyebabkan deformitas. Namun, tetap ada risiko rekurensi hingga 20% dan risiko kekakuan pada jari-jari tangan. Diperlukan rehabilitasi intensif setelah tindakan.[1,6,8]

Variasi dari fasiektomi adalah fasiektomi terbatas (segmental) yang dilakukan dengan membuat insisi-insisi kecil pada cord, sehingga jari bisa ekstensi. Keuntungan teknik ini adalah prosedurnya lebih cepat, kurang invasif, dan hanya perlu periode rehabilitasi singkat setelahnya. Namun, angka rekurensi meningkat hingga menjadi 38% dalam jangka panjang. Tindakan ini lebih efektif untuk kontraktur sendi MCP daripada kontraktur sendi PIP.[6.8]

Meskipun fasciotomy jarum dilaporkan lebih unggul daripada fasiektomi dalam jangka pendek dan dalam kasus deformitas ringan, fasiektomi dilaporkan lebih unggul untuk mengurangi angka rekurensi dalam 5 tahun (20.9% vs 84.9%) dan lebih unggul untuk koreksi deformitas yang parah.[1,6]

Dermofasciectomy

Dermofasciectomy merupakan prosedur untuk eksisi semua cords yang patologis, sekaligus dengan eksisi jaringan lemak subkutan dan kulit pada permukaan volar tangan yang berada di bawah cords. Tendon dan jaringan neurovaskular yang tersisa di jari kemudian ditutup menggunakan cangkok kulit ketebalan penuh dari lengan bawah atau lengan atas.[1,6,8]

Keuntungan tindakan ini adalah secara teori, semua jaringan patologis sudah diangkat, sehingga risiko rekurensi lebih rendah. Namun, kekurangannya adalah morbiditas pada situs donor dan resipien cangkok kulit, rehabilitasi lebih lama, dan chronic regional pain syndrome (CRPS).[6]

Referensi

1. Kovacs E. Dupuytren Contracture. Medscape. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/329414-overview
6. Dutta A, Jayasinghe G, Deore S, et al. Dupuytren's Contracture - Current Concepts. J Clin Orthop Trauma. 2020 Jul-Aug;11(4):590-596. doi: 10.1016/j.jcot.2020.03.026.
7. Boe C, Blazar P, Iannuzzi N. Dupuytren Contractures: An Update of Recent Literature. J Hand Surg Am. 2021 Oct;46(10):896-906. doi: 10.1016/j.jhsa.2021.07.005.
8. Layton T, Nanchahal J. Recent advances in the understanding of Dupuytren's disease. F1000Res. 2019 Feb 28;8:F1000 Faculty Rev-231. doi: 10.12688/f1000research.17779.1.
10. Dias J, Tharmanathan P, Arundel C, et al. Collagenase Injection versus Limited Fasciectomy for Dupuytren's Contracture. N Engl J Med. 2024 Oct 24;391(16):1499-1510. doi: 10.1056/NEJMoa2312631

Diagnosis Kontraktur Dupuytren
Prognosis Kontraktur Dupuytren

Artikel Terkait

  • Kontraktur Dupuytren: Terapi Injeksi vs Bedah – Telaah Jurnal Alomedika
    Kontraktur Dupuytren: Terapi Injeksi vs Bedah – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 April 2025, 17:10
Pasien dengan De Quervain Tenosynovitis kita rujuk ke spesialis apa?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, pasien dengan De Quervain Tenosynovitis baiknya dirujuk ke saraf atau orthopedi?
Anonymous
Dibalas 01 Maret 2025, 08:37
Nyeri Pergelangan Tangan Kanan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
TS tolong diskusinya untuk diagnosis dan penanganan paling tepat bagi pasien saya. Wanita, 35 tahun, mengeluhkan nyeri pergelangan tangan kanan terutama jika...
Anonymous
Dibalas 09 Agustus 2023, 09:36
Tata laksana pasien synovitis kronis
Oleh: Anonymous
1 Balasan
alo dok, saya ada pasien wanita usia 52 th da0tang dengan keluhan kaki bengkak post operasi pengambilan cairan di kaki sebelah kiri sudah 1 bulan post op tp...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.