Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Spondilolisis general_alomedika 2024-05-27T13:54:14+07:00 2024-05-27T13:54:14+07:00
Spondilolisis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Spondilolisis

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Spondilolisis yang juga dikenal dengan pars defect adalah fraktur unilateral atau bilateral pada vertebra posterior pars interartikularis. Spondilolisis paling sering mengenai segmen L5 lumbal (95%), selanjutnya disusul oleh segmen L4 (5–15%). Pada fraktur bilateral, korpus vertebra dapat bergeser ke anterior, menyebabkan spondilolistesis, yang merupakan komplikasi utama dari spondilolisis.

Spondilolisis ini disebabkan oleh faktor genetik dan trauma akibat hiperekstensi/stress berulang yang membebani pars interartikularis. Spondilolisis umumnya asimptomatik, namun gejala utamanya adalah nyeri punggung bawah yang akan memberat saat beraktivitas. Kondisi ini biasanya ditemukan secara tidak sengaja selama prosedur pemeriksaan radiologi tulang belakang, yang dilakukan untuk alasan yang lain.[1,2]

Spondilolisis

Spondilolisis merupakan penyebab nyeri punggung bawah tersering pada anak dan remaja (15–47%). Populasi yang paling berisiko menderita spondilolisis adalah atlet cabang olahraga yang membutuhkan gerakan hiperekstensi dan rotasi berulang seperti gimnastik, penyelam, tenis, sepak bola dan angkat beban dengan prevalensi sekitar 15%. Prevalensi penyakit ini secara umum di dunia sekitar 6%.[3-5]

Diagnosa spondilolisis terutama ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan awal dapat dilakukan dengan rontgen atau x-ray. Pemeriksaan yang dinilai paling baik untuk mendiagnosa spondilolisis adalah CT scan tulang belakang. Dari anamnesis, keluhan utama pasien spondilolisis adalah nyeri punggung bawah yang menetap dan dapat menjalar ke area bokong dan ekstremitas bawah. Pemeriksaan fisik pada spondilolisis umumnya ditemukan lordosis dan kontraktur otot hamstring.[1,4]

Penatalaksanaan spondilolisis bergantung pada tingkat keparahan spondilolisis dan gejala yang terkait, dapat diobati baik secara konservatif atau pembedahan, yang keduanya telah menunjukkan keberhasilan yang signifikan. Perawatan konservatif seperti mengurangi aktivitas telah terbukti paling efektif pada pasien dengan diagnosis dan pengobatan dini. Saat ini terapi non bedah dengan low-intensity pulsed ultrasound (LIPUS) tampaknya sangat menjanjikan untuk mencapai tingkat kesembuhan yang tinggi.

Bila penatalaksanaan konservatif tidak membuahkan hasil, selanjutnya dapat dipilih penatalaksanaan pembedahan. Saat ini metode yang paling dianjurkan adalah metode fiksasi sekrup kait pedikel, karena terbukti memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi serta jarang terjadi komplikasi. Prognosis spondilolisis secara umum adalah baik jika didiagnosa dan diterapi sedini mungkin.[4,6,7]

 

Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari

Referensi

1. Shamrock, AG. Et al. Lumbar Spondylolysis And Spondylolisthesis. Statpearls. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448122/
2. Chen, SZ. Et al. Increased sagittal diameter of the vertebral arch aids in diagnosis of lumbar spondylolysis. Skeletal Radiol. 2021; 50(6): 1125–1130. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8035112/
3.Weinberg, EP. Spondylolysis Imaging. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/395916-overview
4. Gagnet, P. et al. Spondylolysis and spondylolisthesis: A review of the literature. J Orthop. 2018 Jun; 15(2): 404–407. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5990218/
5. McDonald, BT. Hanna, A. and Lucas, JA. Spondylolysis. Statpearls. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513333/
6. Mohammed, N. et al. A comparison of the techniques of direct pars interarticularis repairs for spondylolysis and low-grade spondylolisthesis: a meta-analysis. Neurosurg Focus. 2018 Jan;44(1):E10. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29290131/
7. Mansfield, JT. and Wroten, M. Pars Interarticularis Defect. Statpearls. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538292/

Patofisiologi Spondilolisis

Artikel Terkait

  • Perbedaan Spondylosis, Spondylolysis, dan Spondylolisthesis Lumbal
    Perbedaan Spondylosis, Spondylolysis, dan Spondylolisthesis Lumbal
Diskusi Terkait
dr. Diva Riamilda Irianto
Dibalas 04 Agustus 2021, 14:07
Perbedaan spondylosis dan spondylolysis - Ortopedi Spine Ask the Expert
Oleh: dr. Diva Riamilda Irianto
1 Balasan
ALO dr. dr. Starifulkani, SpOT(Spine), secara mudahnya apakah perbedaan dari istilah spondylosis dan spondylolysis? Saya masih bingung jika membaca hasil...
Anonymous
Dibalas 01 Juli 2020, 23:11
Pasien anak usia 9 dengan keluhan terdapat keluhan pada tulang belakang yang membengkok sejak 1 tahun yang lalu
Oleh: Anonymous
7 Balasan
Alo dokter. izin bertanya. pasien lk, 9 thn, mengeluh tulang belakang membengkok sejak 1 tahun ini. keluhan terjadi perlahan lahan. hingga kini membuat ps...
dr.Hans Winata Bahari
Dibalas 11 Februari 2020, 08:12
Keluhan nyeri pinggang kanan yang menjalar ke daerah paha kanan pada pasien wanita usia 67 tahun dengan riwayat operasi abses regio gluteal dextra
Oleh: dr.Hans Winata Bahari
6 Balasan
Alodok, mau sharing dan mohon masukan dari TS sekalian.Dari anamnesa didapatkan pasien wanita 67 tahun dtg dengan keluhan utama nyeri pinggang kanan menjalar...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.