Panduan e-Prescription Tendinopati Achilles
Panduan e-prescription pada tendinopati achilles ini dapat digunakan Dokter Umum pada saat akan memberikan terapi medikamentosa secara online.
Tendinopati achilles merupakan cedera tendon achilles yang terdiri dari tendinitis (peradangan akut) dan tendinosis (peradangan kronis). Kondisi ini menyebabkan nyeri, peradangan, dan kekakuan tendon achilles sehingga menghambat gerakan ekstremitas bawah.[1,2]
Tanda dan Gejala
Tanda kardinal dari tendinopati achilles adalah nyeri yang terjadi pada awal atau akhir latihan fisik, dengan periode ketidaknyamanan di antaranya. Tendinopati memiliki ciri khas adanya nyeri, penurunan toleransi olahraga, dan penurunan fungsi tendon.[2,11]
Pada anamnesis, pasien biasanya mengeluh nyeri lokal pergelangan kaki, yang dapat disertai gejala lain seperti sensitivitas fokal atau difus, pembengkakan, kekakuan/nyeri pagi hari, dan rigiditas pada tendon achilles.[2]
Peringatan
Rujuk pasien tendinopati achilles ke fasilitas kesehatan apabila terdapat kondisi sebagai berikut:
- Tanda dan gejala tidak membaik setelah 7 hari terapi konservatif
- Terdapat dugaan ruptur tendon achilles[2]
Peringatan Medikamentosa
Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) jangka panjang berisiko menyebabkan efek samping trombosis kardiovaskular, miokard infark, dan perdarahan saluran cerna. Resiko ini meningkat pada pasien lansia atau dengan riwayat gangguan kardiovaskular.[22]
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan utama tendinopati achilles adalah terapi konservatif, termasuk istirahat dari aktivitas fisik, obat-obatan antiinflamasi, dan fisioterapi. Tendinopati achilles perlu ditangani dengan latihan peregangan eksentrik dan extracorporeal shock wave therapy (ESWT).[12]
Pasien yang ingin kembali berolahraga, terutama atlet, perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran olahraga atau dokter spesialis rehabilitasi medik untuk mendapatkan anjuran terapi fisik yang tepat. Anjuran regimen latihan akan disesuaikan dengan keparahan kondisi tendon.[12]
Penanganan nonfarmakologis dengan elastic tape, pemijatan, dan kompres dingin maupun hangat belum memiliki bukti ilmiah yang kuat untuk dapat direkomendasikan.[19-21]
Medikamentosa
Peran OAINS pada patologi tendinopati masih belum terbukti jelas secara ilmiah, sehingga tidak disarankan untuk terapi jangka panjang. Dapat dipilih obat paracetamol, ibuprofen, naproxen, atau indometasin.[2,15]
Dosis Paracetamol:
- Anak >12 tahun dan dewasa: dosis 500‒1000 mg, peroral, 3 kali/hari, maksimal 4000 mg per hari, jika diperlukan
- Anak 2 bulan hingga 12 tahun: dosis 10‒15 mg/kgBB, peroral, 3 kali/hari, jika diperlukan[24]
Dosis Ibuprofen:
- Dewasa: dosis 200‒400 mg, peroral, 4‒6 kali/hari, jika diperlukan
- Anak: dosis 4‒10 mg/kgBB, peroral, 3‒4 kali/hari, jika diperlukan, dengan dosis maksimum 40 mg/kgBB/hari[25]
Dosis Naproxen:
- Dewasa: dosis 500 mg, peroral, 1−2 kali/hari, jika diperlukan
- Anak >5 tahun: dosis 10 mg/kgBB/hari, 2 kali/hari, jika diperlukan[26]
Dosis Indometasin:
- Dewasa: dosis 100 mg, peroral, 1−2 kali/hari, jika diperlukan[27]
Pilihan Terapi pada Kehamilan
Terapi farmakologi bukan pilihan lini pertama untuk kasus tendinopati achilles, sehingga untuk menghindari dampak buruk pada janin maka pilihan terapi pada kehamilan bisa dengan istirahat atau fisioterapi yang cenderung lebih aman.[23]
Pemberian obat harus mempertimbangkan manfaat yang lebih daripada risikonya. Berdasarkan Food and Drug Administration (FDA) kategori OAINS sebagai berikut:
- Kategori B: paracetamol
- Kategori C: naproxen, ibuprofen (trimester 1 dan 2), dan indometasin (usia kehamilan <30 minggu)
- Kategori D: ibuprofen (trimester 3) dan indometasin (usia kehamilan >30 minggu)[24-27]