Prognosis Hyaline Membrane Disease
Prognosis hyaline membrane disease (HMD) cukup buruk karena mortalitas telah dilaporkan hampir mencapai 50%. Pasien yang selamat juga bisa mengalami komplikasi bermakna, termasuk ventilator associated pneumonia (VAP) dan sepsis.[4,6,12,21,23]
Komplikasi
Komplikasi pada HMD dapat terjadi karena proses dari penyakit sendiri dan juga komplikasi dari penggunaan alat dukungan napas. Komplikasi dibagi menjadi komplikasi akut dan komplikasi kronik.
Komplikasi akut meliputi infeksi, intraventricular haemorrhage (IVH), dan patent ductus arteriosus (PDA). Komplikasi akut karena pemakaian alat seperti ruptur alveolar.
Komplikasi kronik meliputi bronchopulmonary dysplasia (BPD) dan retinopathy of prematurity (ROP). Komplikasi kronik karena pemakaian ventilator mekanik contohnya gangguan neurologis.[4,6,12]
Ruptur Alveolar
Ruptur alveolar dapat terjadi karena ventilasi tekanan positif atau ventilasi mekanik invasif termasuk juga sindrom air-leak seperti ventilator associated pneumonia (VAP), pneumothorax, dan emfisema interstisial paru.[4,12]
Infeksi
Infeksi merupakan kondisi yang dapat memperburuk prognosis HMD. Infeksi dapat berasal dari penggunaan kortikosteroid post natal, infeksi dari prosedur invasif seperti venipunktur, pemasangan ventilasi pernapasan, ataupun pemasangan kateter intravena. Sepsis juga bisa terjadi, terutama pada bayi dengan berat badan sangat rendah.[12,23]
Komplikasi Inhalasi Oksigen
Komplikasi dari Inhalasi oksigen dan penggunaan ventilasi mekanik dapat menyebabkan barotrauma, volutrauma, dan toksisitas oksigen. Komplikasi inhalasi oksigen dapat mengakibatkan IVH, ROP, dan juga BPD. Penggunaan steroid antenatal membantu menurunkan kejadian IVH.[9,12]
Patent Ductus Arteriosus (PDA)
PDA terjadi karena shunt dari kanan ke kiri intrapulmoner hal ini disebabkan oleh fraksi oksigen inspirasi rendah (FIO2) dalam darah. PDA yang tidak ditangani dengan adekuat dapat membuat prognosis semakin buruk.[9,12]
Gangguan Neurologis
Gangguan neurologis dapat terjadi karena komplikasi IVH, hipoksia, dan infeksi pada jaringan otak. Insidensi cerebral palsy juga meningkat pada pasien dengan respiratory distress syndrome. Pemberian kortikosteroid antenatal membantu menurunkan risiko cerebral palsy sedangkan peningkatan durasi pemakaian ventilator mekanik meningkatkan risiko cerebral palsy.[4,12]
Prognosis
Faktor prognosis buruk adalah cedera paru yang lebih luas, berat badan bayi sangat rendah, bayi lahir sangat prematur, munculnya komplikasi, peningkatan durasi pemakaian ventilasi mekanik, serta kondisi sosioekonomi rendah. Faktor prognosis baik adalah pemberian kortikosteroid antenatal, diagnosis dini dan terapi faktor risiko infeksi, persalinan pervaginam, serta respon terapi yang adekuat.[4,12,21]