Edukasi dan Promosi Kesehatan Brucellosis
Edukasi pasien brucellosis adalah pasien tidak boleh mengonsumsi produk susu yang tidak dipasteurisasi. Pasien yang berisiko terpapar hewan yang terinfeksi, misalnya dokter hewan atau peternak, perlu memeriksakan diri jika merasa bergejala.
Promosi kesehatan brucellosis mencakup pencegahan konsumsi produk susu yang tidak matang, menghindari kontak fisik dengan hewan yang dicurigai terinfeksi, dan memakai pakaian pelindung di rumah jagal.[1-4,8,14-16]
Edukasi Pasien
Secara umum, pasien diedukasi mengenai perjalanan penyakit, rute transmisi, gejala, komplikasi, dan rencana terapi. Sampaikan kepada pasien dan keluarga bahwa penyakit ini merupakan penyakit zoonosis menular. Gali kemungkinan sumber penularan pada pasien, kemudian lakukan edukasi untuk modifikasi. Sebagai contoh, pasien yang sering mengonsumsi susu tanpa pasteurisasi perlu diminta untuk tidak lagi melakukan hal tersebut.
Minta pasien melakukan isolasi mandiri selama sakit dan rajin melakukan protokol kesehatan. Minta pasien untuk menjalani regimen terapi hingga selesai dan sampaikan mengenai kemungkinan relaps.
Sampaikan tanda dan gejala timbulnya komplikasi osteoartikular. Komplikasi osteoartikular adalah yang paling sering ditemui. Meski demikian, katakan pada pasien bahwa komplikasi ini tidak mengancam nyawa.
Sangat penting pula untuk menyampaikan mengenai potensi komplikasi endokarditis. Katakan pada pasien bahwa endokarditis cukup jarang terjadi namun memiliki risiko kematian yang tinggi. Minta pasien untuk datang ke layanan kesehatan segera jika mencurigai dirinya mengalami komplikasi brucellosis.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Paparan Brucella di tempat kerja dapat dicegah dengan kebersihan yang baik dan menggunakan pakaian atau peralatan pelindung. Penggunaan langkah-langkah keamanan sangat penting untuk mencegah kontaminasi kulit, inhalasi, atau ingesti patogen secara tidak sengaja. Profesi yang mengalami peningkatan risiko paparan dengan Brucella antara lain pekerja rumah potong hewan, dokter hewan, teknisi laboratorium, pemburu, petani, dan produsen ternak
Konsumsi susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi dan kontak langsung dengan hewan merupakan faktor risiko brucellosis. Oleh karenanya, peningkatan layanan veteriner dan pendidikan kesehatan masyarakat memainkan peran penting dalam pengendalian penyakit.
Pada rumah jagal, perlu dilakukan pemisahan area jagal dengan area lainnya. Pada setting peternakan, hewan yang sakit dipisahkan dengan yang sehat. Minta untuk menggunakan pakaian pelindung dan desinfektan, serta mengatur sirkulasi udara.
Vaksinasi
Untuk saat ini belum ada vaksin yang dapat mencegah brucellosis pada manusia. Vaksinasi untuk hewan tersedia dalam jenis Brucella abortus B19 dan RB51 untuk sapi, serta Brucella melitensis Rev 1 untuk domba dan kambing. Vaksinasi untuk mencegah B. melitensis pada sapi dan Brucella suis pada babi untuk saat ini belum tersedia.
Pelacakan Kontak Erat
Pada kasus konfirmasi brucellosis, anggota keluarga yang tinggal serumah perlu dilakukan penapisan untuk mendeteksi kasus baru, memberikan terapi sejak awal, serta untuk mencegah komplikasi. Kontak erat ini perlu menjalani evaluasi klinis dan pemeriksaan serologis. Pemeriksaan serologis diulang setelah 6 dan 12 minggu.
Profilaksis Pasca Pajanan
Pada individu yang rentan terpapar bakteri Brucella, misalnya saja teknisi laboratorium, dapat dilakukan pemeriksaan serologis dan profilaksis pasca pajanan. Regimen profilaksis yang dapat digunakan adalah doxycycline 100 mg per oral 2 kali sehari ditambahkan rifampicin 600 mg/ hari selama 3 minggu.[1-4,8,14-17]