Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Brucellosis general_alomedika 2022-06-09T07:51:51+07:00 2022-06-09T07:51:51+07:00
Brucellosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Brucellosis

Oleh :
Bianda Pramudita MSc
Share To Social Media:

Patofisiologi brucellosis dimulai dengan masuknya bakteri Brucella ke dalam aliran darah melalui luka terbuka, membran mukosa, konjungtiva, traktus respiratorius, atau traktus gastrointestinal. Penularan dari hewan dapat terjadi melalui hewan ternak yang terinfeksi (sapi, domba, kambing, atau babi). Penularan melalui makanan biasanya dari produk susu yang tidak dipasteurisasi.[1,8-10]

Transmisi

Manusia sebetulnya merupakan host insidental brucellosis. Penyakit  ini dapat ditransmisikan ke manusia melalui berbagai rute, seperti oral, konjungtiva, pernapasan, kulit, transplansental, darah, dan transplantasi sumsum tulang. Namun, kebanyakan kasus terjadi melalui paparan langsung terhadap produk hewan yang terkontaminasi, misalnya konsumsi susu yang tidak dipasteurisasi, sekresi genital, ataupun aerosol infeksius.[3]

Invasi Dalam Sel

Bakteri Brucella adalah bakteri kokobasilar aerobik Gram negatif yang dapat menginvasi baik sel fagositik maupun nonfagositik. Bakteri ini dapat hidup intraseluler dengan menghindari sistem imun.

Setelah bakteri ini mengalami fagositosis, sekitar 15–30% tetap bertahan dan menjadi patogen intraseluler yang bisa masuk ke pembuluh darah. Bakteri Brucella tetap hidup di dalam sel polimorfonuklear (PMN) dan makrofag, sehingga menyebabkannya terhindar dari respons bakterisidal. Bakteri yang tersisa masuk ke dalam sistem limfatik dan melakukan replikasi. Selain itu, replikasi juga bisa terjadi di ginjal, limpa, hepar, jaringan payudara, dan sendi.

Masa inkubasi brucellosis sangat bervariasi, mulai dari 5 hari hingga 6 bulan, dengan rerata 2–4 minggu. Gejala awal nonspesifik, bisa berupa demam, malaise, nyeri sendi, nyeri otot, kelelahan, sakit kepala, dan keringat dingin di malam hari. Gejala akut dapat berlangsung selama beberapa bulan, sedangkan infeksi kronis dapat bertahan hingga bertahun-tahun.

Brucellosis sering menyebabkan infeksi fokal dan dapat terjadi di hampir seluruh bagian tubuh. Komplikasi paling sering terjadi di osteoartikuler. Endokarditis akibat brucellosis jarang terjadi, namun dapat menjadi penyebab kematian utama pada pasien brucellosis.[8-10]

Referensi

1. Hasanjani Roushan MR, Ebrahimpour S. Human brucellosis: An overview. Caspian J Intern Med. 2015;6(1):46-47.
3. Adetunji SA, Ramirez G, Foster MJ, Arenas-Gamboa AM. A systematic review and meta-analysis of the prevalence of osteoarticular brucellosis. PLoS Negl Trop Dis. 2019 Jan 18;13(1):e0007112. doi: 10.1371/journal.pntd.0007112.
8. Głowacka P, Żakowska D, Naylor K, Niemcewicz M, Bielawska-Drózd A. Brucella - Virulence Factors, Pathogenesis and Treatment. Pol J Microbiol. 2018 Jun 30;67(2):151-161. doi: 10.21307/pjm-2018-029.
9. Oliveira SC. Host Immune Responses and Pathogenesis to Brucella spp. Infection. Pathogens. 2021;10(3):288. Published 2021 Mar 3. doi:10.3390/pathogens10030288
10. de Figueiredo P, Ficht TA, Rice-Ficht A, Rossetti CA, Adams LG. Pathogenesis and immunobiology of brucellosis: review of Brucella-host interactions. Am J Pathol. 2015;185(6):1505-1517. doi:10.1016/j.ajpath.2015.03.003

Pendahuluan Brucellosis
Etiologi Brucellosis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 5 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
1 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.